ASI tidak keluar setelah melahirkan? Lakukan hal ini!

7.8.17
Turut merayakan Pekan ASI Sedunia atau World Breastfeeding Week yang diperingati setiap tanggal 1-7 Agustus, saya akan berbagi pengalaman pemberian ASI di beberapa hari awal setelah persalinan.

Melalui tulisan ini, semoga memberikan semangat kepada para ibu muda dan baru (seperti saya) yang mengalami sedikit kendala dalam menyusui. Tentu saja, saya sangat menghargai setiap pilihan ibu dalam keputusan pemberian susu untuk anaknya. Namun, bagi para ibu yang ingin memperjuangkan pemberian ASI, beberapa hal di bawah ini semoga bermanfaat.

***

Dua setengah tahun lalu, saya melakukan persalinan normal anak pertama saya pada pukul 00.13 di bidan. Kemudian saya melakukan IMD (Inisiasi Menyusui Dini) kurang lebih 2 jam. Saat itu ASI saya belum keluar. Tapi saya belum terlalu khawatir, karena pemikiran saya kala itu, mungkin saja ada kaitannya  dengan faktor kelelahan pasca melahirkan.

Gambar diambil dari kitchensweetsalty.com
Setelah 15 jam pasca persalinan, ASI saya masih juga belum keluar. Namun, saya terus menyusui anak saya tiap dia meminta. Di sini saya sudah mulai khawatir. Meski saya pernah membaca literatur yang menyebutkan bahwa bayi dapat bertahan selama 72 jam setelah dilahirkan tanpa minum ASI, saya mulai memikirkan rencana ke 2 jika ternyata ASI tidak keluar lebih dari 72 jam tersebut.

Waktu yang terus berjalan, memaksa saya untuk segera melakukan tindakan. Berikut ini adalah upaya-upaya yang saya lakukan agar ASI dapat segera keluar.

1. Mengompres payudara dengan air hangat
Setiap 2 jam sekali, saya mengompres payudara. Saya siapkan baskom berisi air hangat, lalu dengan menggunakan handuk, handuk tersebut saya tempelkan pada kedua payudara.

2. Memberikan pijatan lembut pada payudara
Sambil mengompers, saya memberikan pijatan lembut pada payudara mulai dari pangkal hingga ujung puting dengan gerakan melingkar. Hal ini bertujuan agar aliran darah dan aliran air susu menjadi lebih lancar.
3. Membersihkan puting
Saya menggunakan minyak zaitun atau baby oil dan cottonbud untuk membersihkan puting. Hal ini dapat dilakukan, agar kotoran atau sisa sabun yang menempel pada pori-pori atau lubang puting dapat hilang. Sehingga, membantu keluarnya ASI.

4. Minum booster ASI alami
Apa saja booster alami yang saya konsumsi?
a. Air rebusan kacang hijau. Ya, airnya saja. Jadi kacang hijau di rebus hingga airnya mendidih dan berwarna kecoklatan, tetapi tidak sampai kulit kacang hijau mengelupas lalu ambil dan minum airnya. Kadang, saya juga mencampurnya dengan madu.
b. Sayuran hijau. Saya masak menjadi sayur bayam, gudangan, terancam dan lain-lain. Saya tidak menggunakan daun katuk, karena sedikit kesulitan menemukannya.

5. Minum multivitamin
Ada beberapa kapsul ekstrak daun katuk yang bisa dibeli diapotik. Saya juga meminum kapsul ini, sebagai booster ASI yang lebih praktis.

6. Sering-sering menyusui 
Meski ASI belum keluar, jangan pernah ragu untuk menyusui bayi kita. Gerakan "mengencot" dari mulut bayi akan menstimulus keluarnya ASI juga.

7. Sering-sering dekat dengan bayi. Memeluk dan mengendongnya.
Saya percaya kedekatan ibu dengan bayinya, melalui sentuhan fisik akan membantu meningkatkan hormon oksitosin atau hormon cinta. Nah, hormon oksitosin ini adalah salah satu hormon yang membantu keluarnya ASI.

8. Dekat dengan suami dan jauhi stres
Hormon oksitosin ini akan "macet" jika ibu mengalami stres. Tidak dapat dipungkiri, beberapa ibu mengalami baby blues. Sayapun demikian, entah kenapa bawaan setelah melahirkan menjadi melow dan ingin dekat terus dengan suami. Setelah dekat suami, hati saya menjadi lebih tenang dan nyaman.

Mungkin ketika membayangkan ada 8 hal di atas yang saya lakukan selama kurang dari 3 hari, pasti terasa berat dan repot. Tapi saat itu saya benar-benar percaya diri dan mendapat dukungan penuh dari suami dan keluarga untuk berjuang agar ASI keluar. Dan akhirnya doa siang malam saya dijawab di hari ke3. Saya mulai melihat ada buih kecil di ujung puting dan kemudian berlanjut dengan mulai merembesnya ASI.

Saya berkomitmen terus menyusui hingga usia 2 tahun. Dan sejujurnya saya belum berhasil menyapih hingga saat ini, si kecil usia 2,5 tahun. Dapat dibilang saya cukup jungkir balik dalam proses mengupayakan agar ASI dapat terus mengalir. Bukan hanya melakukan 8 hal di atas saja, tetapi ada poin ke 9 yang juga saya lakukan supaya ASI terus mengalir yakni dengan pumping siang dan malam. Saya juga meyakini bahwa sistem kerja ASI berdasar supply and demand. Semakin tinggi permintaan, semakin banyak tersedia stok ASI. Sehingga ketika payudara sering dikosongkan, produksi ASI akan terus dilakukan.

Akhirnya, bagi ibu-ibu yang mungkin belum menemukan solusi mengenai ketersediaan ASI untuk buah hati, jangan ragu untuk konsultasi kepada ahli Laktasi. Satu hal yang terpenting, jangan pernah menyerah. Dan untuk para ayah, jangan pernah ragu untuk mendukung istri dalam memenuhi ASI untuk puta putri tercinta.

2 comments on "ASI tidak keluar setelah melahirkan? Lakukan hal ini!"
  1. saya juga pas melahirkan kemarin ASI nggak langsung keluar. akhirnya pinjam pompa punya adik buat merangsang ASI-nya keluar

    ReplyDelete
    Replies
    1. semakin sering diperah, semakin banyak,,saya juga sampai ganti berkali2 breast pump

      Delete

You made it all the way here! Thanks for reading. :)
(Untuk meninggalkan komentar, sebaiknya jangan memilih Anonymous agar tidak menjadi brokenlink dan saya hapus.
Tulis saja nama dan url Google/facebook biar lebih aman)

Auto Post Signature