Posted on instagram @neyrhiza : 23 April 2022
Posted on instagram @neyrhiza : 23 April 2022
"Acara selanjutnya pemberian mater. Berikut saya bacakan CV pembicara hari ini.” Kalimat pengantar ini sangat sering terdengar dari seorang moderator.
Mengenalkan pembicara adalah salah satu tugas yang diemban MC atau moderator baik pada acara seminar, talkshow, diskusi, dan lain sebagainya. Tujuan pengenalan ini agar hadirin merasa lebih familiar dengan pembicara, sekaligus merasa yakin dengan kompetensi, kapabilitas, atau kapasitasnya. Mengenalkan pembicara juga perlu dilakukan dengan menarik dan meyakinkan, bukan sekadar membaca daftar riwayat hidup yang terasa bertele- tele dan membosankan.
Untuk dapat mengenalkan pembicara dengan baik, ada beberapa hal yang sebaiknya diperhatikan :
Ambil waktu untuk membaca CV yang sudah disiapkan oleh panitia. Pelajari dan buat catatan terutama cara membaca ejaan nama dan gelar pembicara juga istilah asing yang sulit diucapkan (biasanya berkaitan dengan perusahaan tempat bekerja, penelitian yang dilakukan, juga penghargaan yang didapat).
Ingin terlihat mengenal pembicara dengan baik? Coba cari hal- hal menarik yang tidak ditemukan di Google. Caranya? Kita bisa cari riset melalui postingan media sosial pembicara tersebut. Biasanya akan ada cerita atau aktivitas keseharian yang sedikit orang mengetahui.
Jangan sampaikan semua informasi pendidikan, pekerjaan dan juga prestasi/ penghargaan yang tertulis pada CV jika jumlahnya terlalu banyak. Apalagi sampai menyebutkan satu-per-satu jenjang pendidikan sejak taman kanak- kanak. Ampun deh, pasti membosankan sekali.
Cukup pilih 2-3 dari masing- masing kategori informasi yang relevan dengan topik atau materi agar tidak bertele- tele.
Siapa bilang menjadi seorang ibu tidak bisa menjalankan bisnis dari rumah. Hal ini dibuktikan langsung oleh pembicara kita hari ini, Ibu Riani Subrato, S.E, pemilik Butik Pramudia yang menjual beragam produk batik tulis berkualitas yang berhasil diekspor hingga ke mancanegara.Perempuan lulusan jurusan ekonomi Universitas Indonesia ini juga mendapatkan penghargaan sebagai Wirausahawan Perempuan Berbakat Indonesia di tahun 2022. Dengan segala kesibukan yang ada, Ibu Riani Subrato juga menulis buku berjudul Warisan Leluhur yang mendokumentasikan berbagai pola batik tradisional dari berbagai wilayah di Indonesia.Tidak sabar untuk belajar seni berwirausaha dari beliau? Kita hadirkan Ibu Riani Subrato, S.E.
Ketika ngobrol, kok nggak nyambung?
Bisa jadi bukan materinya yang nggak sesuai, tapi kepribadian dua orang yang berkomunikasi yang kurang cocok. Setiap orang memang memiliki ciri kepribadian yang berbeda. Hal ini sudah jauh dipelajari bahkan sejak 430 SM oleh Hippocrates. Hippocrates adalah seorang ahli pengobatan Yunani yang dipandang sebagai Bapak Kedokteran, di mana ia mengembangkan teori Humorism atau Humourism untuk menjelaskan bagaimana tubuh manusia bekerja. Hippocrates mengenalkan 4 tipe kepribadian pada manusia yang masih menjadi rujukan untuk ilmu psikologi hingga saat ini. Kita mengenalnya dengan koleris, sanguinis, melankolis dan plegmatis.
Berdasarkan keempat kepribadian tersebut, Erwin Parengkuan, seorang praktisi komunikasi yang juga saya anggap sebagai salah seorang "guru public speaking" mencoba untuk menyederhanakan konsep koleris, sanguinis, melankolis dan plegmatis menjadi si kuat, si gesit, si rinci dan si damai. Hal ini juga dibahas secara mendalam di buku beliau yang baru saja rilis berjudul Understand-inc People 2.0 : Cara Menjadi Ambivert dengan Menavigasi 4 Tipe Kepribadian.
Meski saya belum membaca buku tersebut, beberapa waktu lalu saya beruntung mengikuti sesi webinar bersama Erwin Parengkuan yang diadakan Komunitas Indonesian Social Blogpreneur. Dalam durasi 60 menit, Mas Erwin memberikan gambaran secara umum bagaimana masing- masing tipe kepribadian memiliki "gaya" komunikasi yang berbeda.
Memahami gaya komunikasi dari orang yang kita hadapi kana memudahkan proses komunikasi. Sehingga komunikator bisa menjadi asertif, percaya diri namun memiliki empati, tidak egois. Pada akhirnya komunikasi dapat berlangsung secara efektif, apa yang disampaikan dapat dipahami.
Yuk, membedah lebih jauh bagaimana masing- masing tipe kepribadian memiliki gaya uniknya tersendiri dalam berkomunikasi.
Terlahir sebagai seorang pemimpin yang semakin berenergi ketika bertemu dengan banyak orang. bergerak dengan kemampuan logika, sehingga cenderung abai dengan perasaan orang lain. Ketika berkomunikasi, ia tidak suka berbasa basi, langsung pada pokok pembahasan. Singkat dan spesifik. Koleris suka mendominasi situasi, tidak ragu untuk tampil menonjol. Meski demikian, ia kesulitan menerima masukan dari orang lain.
Sanguinis adalah orang yang bersahabat yang menyukai suasana yang nyaman. Dikenal memiliki kepribadian yang periang juga ramah, termasuk dengan orang baru.
Ketika berbicara dengan orang lain, sanguinis cenderung ceplas- ceplos dan kurang terstruktur. Maka penting untuk berhati- hati ketika berbicara dihadapan banyak orang. Jika tidak menyiapkan materi dengan baik, ia akan dianggap tong kosong berbunyi nyaring.
Sosok melankolis adalah penyuka kesendirian. Cenderung sensitif karena mengandalkan feeling daripada thinking. Karena tidak suka berbuat salah dan menyakiti orang lain, ia cenderung berhati- hati sebelum bertindak (bahkan cenderung takut), karena semua hal harus dianalisis terlebih dahulu. Ketika menjelaskan sesuatu ia berbicara secara terperinci dan terstruktur karena sifatnya yang perfeksionis.
Jangan menganggap plegmatis adalah sosok anti sosial yang menjauh dari kerumunan. Justru ia adalah pribadi yang mudah bergaul yang tidak menyukai terlibat konflik. Ia adalah penyuka ketenangan, suasana damai, dan tidak suka menonjolkan diri. Sangat menyenangkan memiliki sahabat seorang plegmatis karena ia sosok pendengar yang baik. Jangan memintanya tampil di depan, karena itu bukanlah hal yang disukainya. Plegmatis lebih memilih diperintah daripada harus tampil di depan dan memerintah orang lain.
Dengan mempelajari keempat tipe kepribadian ini, kita akan belajar menjadi seorang komunikator yang bijaksana. Tidak mudah memberikan penghakiman terhadap orang lain, namun berusaha adaptif dengan siapa saja yang ditemui.
Referensi : Materi yang disampaikan Erwin Parengkuan dalam webinar Personality Development melalui Komunikasi yang diadakan Komunitas Indonesian Social Blogpreneur, Kamis, 7 April 2022.