Jam tepat menunjukkan pukul 04.00. Saya membuka mata, keluar kamar, menuju meja kerja. Saya buka kalender, lupa ini tanggal berapa.
Waktu begitu cepat berlalu. Tujuh puluh hari sudah saya masih setia di rumah aja. Bulan puasa yang baru saja usai seolah menjadi saat "perpeloncoan" buat kita. Bener- bener berusaha untuk menahan hawa nafsu. Bukan cuma menahan diri dari lapar dan haus, tapi juga menahan diri untuk nggak banyak ngeluh, lebih fokus terhadap prioritas dan mempersiapkan diri menuju kehidupan new normal.
Apa Arti New Normal?
Pada tahun 2008 istilah new normal mulai digunakan untuk mendefinisikan kondisi dunia di bidang ekonomi dan bisnis pasca krisis finansial global. Setelah itu, istilah new normal digunakan dalam berbagai konteks lain yang memiliki arti bahwa sesuatu yang sebelumnya tidak normal telah menjadi biasa.
Masyarakat yang melakukan self quarantine akibat pandemi Covid-19, mulai banyak melakukan perubahan dalam gaya hidupnya. Beberapa negara di dunia seperti Korea dan Vietnam, sudah mulai menjalani kehidupan new normal mereka. Presiden Jokowi juga memberikan himbauan beberapa waktu lalu, bahwa kita harus berdamai dengan virus corona. Selama belum ditemukan vaksin yang teruji pada virus ini, suka nggak suka, mau nggak mau, kita harus melanjutkan hidup.
Kehidupan baru inilah yang harus dipersiapkan baik- baik. Sebagai makhluk yang paling adaptif, manusia akan senantiasa mencari solusi dalam keadaan sempit. Dan Covid-19 ini menjadi salah satu variabel yang tidak terprediksi sampai beberapa bulan ke depan. So, penting banget untuk bersiap diri menghadapi masa depan yang belum pasti.
Mempersipakan Diri Untuk New Normal
Lalu, apa saja daftar persiapan yang harus kita lakukan supaya bisa moving on dan terus produktif? Nah, inilah beberapa hal yang sebaiknya masuk dalam daftar prioritas untuk menuju kehidupan new normal kita.
1. Kesehatan adalah Investasi Penting
Kita nggak bakal bisa ngapa- ngapain deh kalau sakit. Jika selama ini masih abai dengan kesehatan, maka harus setting ulang prioritas di sini. Kurangi begadang, asupan junk food, rokok dan semua makanan minuman yang nggak berfaedah. Lebih rajin masak di rumah, menambah asupan buah dan sayur dan berolahraga.
Perbaiki juga gaya hidup. Kalau dulu rasanya aneh pake masker ketika beraktivitas di luar rumah, sekarang bakal jadi hal yang lumrah. Masker, hand sanitizer dan cuci tangan pakai sabun adalah kebiasaan baik yang tidak boleh ditinggalkan.
Protokol kesehatan ini sudah diterapkan di berbagai aktivitas dan ruang. Baik di kantor, tempat ibadah, sekolah dan kampus, pusat berbelanjaan dan tentu saja rumah sakit.
Nantinya, mungkin kita juga akan lebih hati- hati ketika berjabat tangan dan cipika cipiki dengan orang lain. Bukan bersikap paranoid, tapi kesadaran akan penyebaran virus dan penyakit akan lebih baik dari sebelumnya.
2. Mengatur Rencana Kerja
Buat pekerja kantoran maupun wirausaha, harus sudah mulai menyiapkan ulang rencana kerja untuk beberapa bulan atau beberapa tahun ke depan. Kebiasan baru melakukan virtual meeting rasanya bisa diadaptasi berkelanjutan untuk efisiensi waktu dan tenaga. Nantinya akan lebih banyak ruang- ruang diskusi online yang bisa diikuti untuk menambah pengetahuan.
Selain menerapkan protokol kesehatan, tempat kerja juga harus mampu mengembalikan produktivitas kerja para karyawannya. Tidak bisa dipungkiri, beberapa bulan work from home mampu mengubah pola hidup. Yang biasanya bangun pagi berdandan rapi, kini jadi lebih fleksibel. Maka, ketika nanti kembali efektif ngantor, para karyawan akan kembali beradaptasi dengan kebiasaan sebelum pandemi plus tantangan menjaga kesehatan mereka.
Baca Juga : Apa Kelebihan dan Kekurangan Work From Home
Jika selama ini hanya fokus pada satu pekerjaan, new normal juga memaksa kita untuk memikirkan alternatif sumber penghasilan. Jika penghasilan utama terganggu, maka penghasilan dari pekerjaan yang lain dapat menutupi kebutuhan. Pada akhirnya tidak ada pekerjaan yang 100% mapan. Kita harus bergerak dan kreatif menjemput berbagai peluang yang ada.
3. Tabungan dan Dana Darurat
Orang yang beruntung dalam masa pandemi Covid-19 adalah mereka yang menabung, menyiapkan dana darurat dan melakukan investasi. Setiap orang pasti terdampak, tetapi kesiapan finansial ini menjadi pondasi untuk menjalani hidup dengan normal.
Pandemi terbukti membuat beberapa perusahaan melakukan pemotongan upah kerja, mem-PHK karyawan, banyak pedagang yang berhenti berjualan, hingga ketidaksanggupan membayar cicilan.
Ketika Ramadan kemarin saya menyimak IG Live #DiRumahAjaBarengFWD yang menghadirkan Aidil Akbar seorang financial expert dan dipandu oleh Dono Pradana (Kumparan) yang membahas bagaimana cara mengelola keuangan yang baik di tengah pandemi Covid-19.
Di rumah aja bareng FWD melalui instagram yang berlangsung selama 2 jam ini seru banget. Obrolan keuangan terasa ringan, tapi nggak mengurangi kualitas materi yang dipaparkan. Dari acara ini saya mendapat banyak inspirasi seputar mengatur keuangan untuk menghadapi new normal ini, seperti :
- Mengatur anggaran belanja dengan baik. Catat semua uang masuk dan keluar✔️
- Membedakan kebutuhan dengan keinginan✔️
- Kelola hutang dengan bijaksana. Pastikan jumlah cicilan tidak lebih dari 30% penghasilan kita✔️
- Pentingnya menyiapkan dana darurat sekitar 3- 6 kali gaji bulanan✔️
- Prioritaskan tabungan, investasi dan asuransi✔️
Setelah nonton IG Live berbagi bareng FWD ini saya mulai menata ulang keuangan. Terutama soal mengatur uang masuk dan keluar secara lebih bijaksana.
4. Menjaga Kesehatan Mental
Di dalam badan yang sehat terdapat jiwa yang kuat.
Jaga kesehatan fisik penting, maka menjaga kesehatan mental tidak kalah penting. Siapa sih yang nggak stres menghadapi Covid-19 ini? Ngerasa kan kalau tubuh dan pikiran menjadi lebih lelah dibanding biasanya. Ruang gerak terbatas, minim sosialisasi tatap muka.
Bayangkan hal ini terjadi berbulan- bulan lagi?
Maka, penting juga untuk tetap menjaga diri kita tetap waras. Nggak heran, banyak orang memulai kembali hobinya. Ada yang masak, urban farming, menggambar, karaokean, nonton drama Korea, apapun yang bikin hati bahagia.
Masukkan juga aktivitas olahraga dan meditasi untuk penyegaran pikiran. Dan pastinya tidak ketinggalan untuk berdoa pada Tuhan untuk segala kemudahan.
Baca Juga : Cara Menjaga Kesehatan Mental
5. Berkolaborasi Untuk Kebaikan
Nggak bertatap muka, bukan berarti nggak bisa kerja sama. New normal ini membuat kita semakin nggak bisa lepas dari teknologi. Internet adalah solusi terbaik untuk tetap menjaga komunikasi. Saat di rumah aja saya bisa kolaborasi podcast dengan teman- teman tanpa bertemu. Dan ternyata tetap nyaman dan berjalan dengan baik.
Kolaborasi bukan hanya soal pekerjaan, tapi juga berbagi kebaikan. Wabah virus corona ternyata berdampak bagi banyak keluarga. Hanya sekedar memenuhi kebutuhan pangan saja banyak yang kesusahan. Menurut data FWD Life, di Indonesia ada lebih dari 4.500 anak di lebih dari 2.400 keluarga yang tersebar di 10 lokasi berbeda yang terkena dampak pandemi ini. Orang tua tidak bekerja, tidak ada penghasilan untuk membeli makan.
Kondisi ini direspon dengan baik oleh FWD Life yakni perusahaan asuransi jiwa terbaik di Indonesia yang menyediakan perlindungan jiwa, kesehatan, investasi dan kecelakaan. Kolaborasi FWD Life bersama SOS Children’s Village ini sekaligus mengajak kita bersama untuk turut berdonasi. Kolaborasi untuk berbagi bisa dilakukan melalui platform Kita Bisa dengan klik alamat ini www.kitabisa.com/berbagibarengFWD
Melihat daftar prioritas di atas, rasanya perencanaan adalah hal yang penting. Kita nggak bisa cuma berpikir hidup untuk diri sendiri, dan hidup untuk hari ini saja. Dengan berpikir ke depan, kita akan lebih adaptif dalam menghadapi tantangan.
Apakah kita mampu menjalani kehidupan new normal ini? Asal kita mau berusaha dan bergandengan tangan bersama, tentu saja, BISA!