Menemukan Potensi Diri dan Sebuah Refleksi

27.10.20

 


KOMUNITAS IBU PROFESIONAL


Sebulan sudah saya berusia 30 tahun. Rasanya baru kemarin saya berlarian di tengah lapangan atau berebut naik prosotan. Tapi kini, gantian saya yang mulai membersamai anak bermain ular tangga, atau menonton kartun kesukaan.


Bukankah waktu cepat berlalu? Tapi apakah diri kita sama dengan yang dulu? Atau sudah jauh melesat lebih tinggi, meski masih berjuang untuk meraih mimpi- mimpi yang lain?


Saya merekam podcast ini saat malam hari. Di tengah suasana yang sepi dan rintik hujan di luar rumah, disaat seperti ini saya mengingat banyak hal dalam hidup.


Kenangan membawa saya pada usia belia. Sejak balita, ibu saya begitu semangat mendukung saya menari dari satu panggung ke panggung yang lain. Saat kecil pula saya mencita-citakan menjadi seorang penari profesional. Saat itu, kegiatan inilah yang membuat saya bergairah dan berbinar.


Hingga kemudian diusia 8 tahun saya ditugaskan untuk melakukan pidato di sekolah. Pertama kalinya dalam hidup saya berbicara di depan seluruh siswa dan guru. Masih teringat jelas dikepala  bagaimana antusiasnya saya saat itu. Meski jantung begitu deg-degan dan tangan mengeluarkan keringat dingin, tapi rasanya begitu bahagia melihat audiens di depan saya. Tepuk tangan mereka seolah menyulut kobaran api semangat.


Di titik itulah saya menemukan hal lain yang membuat lonjakan energi berlipat ganda. Saya masih suka menari, tapi public speaking membuat saya lebih hidup. Saya menemukan potensi lain diri saya.


Menemukan potensi diri memang bukan hal yang mudah. Saya beruntung, bisa menemukan potensi dan passion cukup dini. Sehingga ketika memilih karir, dan menjalani kehidupan saya lebih tahu apa yang saya mau.


Baca Juga : Menemukan Passion Untuk Aktualisasi Diri


Tapi kenyataannya. Tidak jarang, seseorang salah langkah dan harus mulai dari awal lagi. Bahkan tidak jarang, ada yang sampai dewasa belum mengetahui potensi diri sendiri sehingga tidak tahu harus mulai “melangkah” dari mana.


Ketika mungkin kita merasa clueless tentang tujuan hidup, merasa tidak berprestasi, bukan berarti kita tidak memiliki potensi diri. Yang harus diyakini adalah bahwa timing setiap orang memang berbeda-beda. Bisa saja hari ini, bisa saja tahun depan, atau nanti suatu saat ketika anak sudah dewasa. Tidak ada yang terlambat.


Lantas, apa yang bisa kita lakukan untuk menemukan potensi diri?


1. Niatkan diri untuk menjadi lebih baik

“Semua tindakan diawali dari niat.” Kesannya klise mendengar ungkapan ini. Tapi memang dari niat inilah yang menjadi landasan buat kita menemukan potensi dan berubah menjadi lebih baik. Tidak ada kata terlambat. Tidak ada patokan usia, selagi kita meniatkan sesuatu, maka kita bisa berkembang.


2.Mengenali diri sendiri

Langkah selanjutnya yang bisa kita  lakukan untuk menemukan potensi diri adalah dengan belajar mengenali diri sendiri. Menemukan diri bukan berarti hanya menemukan potensi kekuatan saja, tetapi juga menemukan keterbatasan kita. 


Untuk dapat mengenali diri sendiri, kita bisa menggunakan konsep Jouhary Windows. Kita coba bertanya pada diri sendiri dan orang terdekat mengenai kepribadian, kelebihan dan kelemahan.

Semakin kita mengenali siapa diri kita, pada akhirnya kita juga akan semakin mengerti apa potensi yang dimiliki.


3. Menentukan tujuan

Hidup tanpa tujuan? Hati- hati bisa tersesat.

Sepertinya mustahil bagi seseorang untuk menjalani kehidupan tanpa tujuan. Sebuah tujuan akan menentukan ke arah mana kita akan berjalan. 

Tujuan yang kita tetapkan bukan sekedar tujuan besar dan umum seperti “Ingin menjadi orang sukses” ingin masuk surga, ingin jadi orang kaya" atau sejenisnya. Tapi juga tujuan-tujuan kecil yang nantinya juga akan membantu kamu memncapai tujuan besar dalam hidup.


4. Mulai dari hal kecil

Ada sebuah kisah menarik.


Seorang pembuat jam berkata pada jam yang dibuatnya.  "Hai jam, apa kamu sanggup berdetik paling tidak 31.104.000 kali selama setahun?"

" Haa....mana saya sanggup?" kata jam terperanjat.

" Bagaimana kalau 86.400 kali dalam sehari? tanya si pembuat jam lagi.

" 86.400 kali? Dengan jarum yang ramping seperti ini?"jawab jam penuh dengan  keraguan.

" Bagaimana kaalu 3600 kali dalam 1 jam?" tanya si pembuat jam kemudian.

" Dalam 1 jam harus berdetik 3600 kali? banyak sekali itu. Jam masih merasa ragu dengan kemampuannya.

Dengan penuh kesabaran tukang jam berkata lagi pada si jam "Kalau begitu sanggupkah kamu berdetik satu kali setiap detik?"

" Oh, kalau begitu aku sanggup!" kata jam penuh dengan semangat.

Maka setelah selesai dibuat, jam itu berdetik satu kali setiap detik.

Dan tanpa terasa, detik demi detik terus berlalu,dan sungguh luar biasa karena ternyata selama satu tahun penuh jam itu telah berdetik tanpa henti. Dan tanpa disadarinya dia telah berdetik sebanyak 31.104.000 kali.

(kisah dikutip dari sini : https://sites.google.com/site/blognanonano/home/coretan-kisah/kisah-seorang-pembuat-jam)


Ada kalanya kita ragu dalam melakukan sesuatu. Dan merasa hal tersebut terlalu berat. Tapi ternyata setelah kita mencoba, kita bisa melakukannya. Meskipun perlahan, tapi jangan berhenti mencoba dan berusaha. Di sinilah kita membuktikan, bahwa kita dapat melakukan lebih dari yang kita pikirkan.


Proses menemukan dan mengembangkan potensi memang tidak mudah. Kadang kita merasa gagal, adakalanya kita lelah atau mungkin membandingkan dengan kemampuan orang lain. Hal ini wajar. Tapi jangan membuatmu berhenti. Tetap lakukan apa yang sudah kamu mulai walau terasa berat.


Jika merasa kita menemukan kelemahan dari dalam diri. Tenang, hidup ini ekuilibrium/ keseimbangan. Jika kita punya kelemahan pasti ada kelebihan yg juga kita miliki.


Jangan bosan untuk selalu belajar. Cari semangat dari orang- orang yang menyukai hal yang sama dengan kita. Masuk dalam komunitas, berbagi ilmu melalui video, kulwap atau webinar, livestreaming mungkin. Berbagi ilmu dan pengetahuan sedikit yang kita mampu, sebagai bagian dari proses belajar.


Lambat laun kita akan menemukan hal yang kita bisa dan sukai, hal yang kita sukai dan senang melakukannya. Lalu kemudian hal tersebut bisa membawa pada karir yang baik, pencapaian tertentu dan pastinya membuat kita bahagia. Kita menyebutnya dengan passion.


Ada satu kutipan Ali bin Abi Tholib yang saya pegang "Yakin ada sesuatu yang menantimu, setelah banyak kesabaran yang kau jalani. Yang akan membuatmu lupa betapa pedihnya rasa sakit".


***


Naskah podcast ini saya sampaikan dalam salah satu materi orientasi Komunitas Ibu Profesional.

Juga bisa didengarkan dengan klik tombol play di bawah ini.



See you on the next blogpost.








Thank you, 

10 Cara Mendapatkan Uang dari Podcast Anchor dan Spotify

16.10.20

 



"Mbak, bagaimana cara mendapatkan uang dari podcast di Spotify?" Ini adalah pertanyaan wajib setiap saya mengisi kulwap atau webinar tentang membuat podcast bagi pemula. Rasanya, keberadaan monetisasi youtube, menjadi motivasi banyak orang untuk mencari ceruk baru untuk mendapatkan cuan di platform lain, salah satunya ya podcast ini. Tapi, apakah podcast bisa dimonetisasi? Bagaimanakah cara monetisasi podcast Indonesia? Apakah sistem monetisasi podcast mudah dilakukan?


Apa itu Monetisasi?

Gampangnya sih, monetisasi itu mengomersialkan suatu situs/ platform atau konten yang kita miliki. Jadi, gimana caranya konten yang kita punya entah itu teks, gambar, audio atau video mampu menghasilkan uang untuk kita.


Monetisasi bisa didukung oleh platform itu sendiri, atau bisa juga dari pihak ketiga dalam bentuk ads  placement dan sponsorship. Pihak mana yang memberikan uang, tidaklah penting. Intinya, kita bisa mendapatkan penghasilan dari konten yang sudah kita buat.


Masalahnya, apakah podcast di Indonesia sudah siap untuk dimonetisasi? 

Perkembangan podcast memang lagi naik- naiknya di Indonesia. Bahkan Kementerian Kominfo melalui Siberkreasi, beberapa waktu lalu juga membuat kelas podcast yang berhasil melahirkan 1000 podcast baru dari kelas yang mereka lakukan selama enam minggu melalui youtube streaming. Jadi memang makin banyak podcaster yang lahir. Entah dari background broadcaster atau bukan.


Tingginya antusiasme terhadap podcast ini juga didukung dengan kehadiran podcast hosting yang mudah diakses. Meski ada beberapa podcast hosting di Indonesia, ternyata Anchor masih menjadi hosting rujukan buat yang pengen membuat podcast dengan mudah dan gratis. Apalagi dengan sistem distribusi multichannel, podcaster jadi nggak ribet upload materi sana- sini. Anchor yang sudah diakuisi Spotify, juga memungkinkan podcast kita nongol di Spotify secara otomatis.


Baca Juga : Membuat Podcast dengan Mudah dengan Anchor


Spotify sendiri masih menjadi platform number one yang digunakan untuk mendengar podcast di Indonesia. Melihat antusiasme pendengar yang tinggi inilah, Spotify secara eksklusif menggandeng beberapa podcast yang menduduki posisi teratas di top chart untuk menghasilkan eksklusif konten untuk mereka. Sebut saja seperti podcast Do You See What I See, Podkesmas, Suara Puan, Rintik Sedu, 30 Days of Lunch, dan beberapa podcast lain yang hampir tidak pernah tertendang dari 10 besar podcast dengan pendengar terbanyak.


Jika kita perhatikan, podcast yang berada di top chart ini hampir bisa dipastikan digawangi oleh para public figure, penyiar radio atau mereka yang punya basis follower besar di social media. Sebut saja Rintik Sedu, meski tidak ada background penyiaran, dan kualitas audio yang (saya rasa) jauh dari kata nyaman, tapi dengan aset 2 juta follower, rasanya menjadi mudah menggiring audiensnya ke podcast. Terbukti Rintik Sedu tidak pernah bergeser dari posisi 3 besar. Hal yang sama terjadi pada podcast Suara Puan. Dengan modal 349K follower instagram di akun @katapuan, ternyata mampu mengkonvergensi kontennya dalam bentuk audio podcast.


Lalu, bagaimana dengan kita yang mungkin orang biasa- biasa saja alias masih mencari remahan- remahan pendengan podcast untuk bisa mendapatkan penghasilan dari podcast? Apakah betul bahwa podcast ada duitnya?

Berikut ini adalah beberapa bentuk monetisasi podcast yang bisa dilakukan.


Cara Mendapatkan Uang dari Podcast


1. Monetisasi Podcast di Anchor 

Sebagai podcast hosting gratis, Anchor memungkinkan pengguna untuk melakukan monetisasi podcastnya. Kita cukup melakukan pengaturan pada halaman "money" maka selanjutnya, kita bisa memasang slot iklan pada episode podcast. Anchor yang akan menentukan iklan manakah yang tepat untuk podcast kita secara otomatis.


Cara mendapatkan uang dari podcast Anchor intinya gini : Setting - siapkan slot iklan- rekam iklan yang dibutuhkan (tergantung kebutuhan)- iklan terpasang otomatis


Jumlah uang yang kita dapatkan bisa terlihat seperti gambar di bawah ini.


MONETISASI PODCAST DI ANCHOR


Meski demikian, sebenarnya monetisasi Anchor baru bisa dilakukan di US. Tapi kita bisa menggunakan bantuan payoneer, untuk membuat rekening US. Dari payoneer inilah dana yang kita tarik (cash out) bisa ditransfer ke bank lokal Indonesia dengan potongan sekian persen.


2. Iklan


Jika sebelumnya monetisasi bisa dilakukan langsung dari platform Anchor, maka kini podcaster juga dapat bekerja sama dengan brand/ perusahaan untuk memasang iklan pada episode podcast.


Secara umum, kita mengenal ada 4 bentuk iklan dalam podcast, yaitu :

  • Adlib atau host- read ads : Iklan yang dibacakan/ disampaikan secara langsung oleh podcaster. Dibawakan dengan gaya santai dengan durasi maksimal 60 detik
  • Spot : Iklan yang telah direkam sebelumnya. Umumnya disisipkan antara 2 segmen podcast
  • Sponsor : Brand/ perusahaan yang mendanai suatu program. Kerja sama sponsor ini lebih eksklusif, sehingga memungkin pihak sponsor menentukan bentuk- bentuk iklan yang lebih detail dalam episode podcast. Seperti misalnya pencantuman logo brand pada cover art, penyebutan nama brand pada saat opening dan closing episode, juga menyisipkan beberapa spot pada podcast.
  • Business Exposed : Sebuah episode podcast yang mengulas suatu produk/ brand tertentu secara mendetail. Jika sponsor, penempatan iklan terletak pada bagian- bagian tertentu saja, tetapi pada business exposed, keseluruhan konten podcast tersebut berupa iklan. Bentuk business exposed ini bisa berupa talkshow, maupun review suatu produk yang dilakukan secara monolog.


3. Eksklusif Konten


Selintas eksklusif konten ini mirip dengan sponsor. Namun, jika kerja sama eksklusif konten ini disepakati, biasanya podcast tidak bisa didistribusikan sembarangan. Hanya khusus pada platform tertentu saja. 

Indonesia dengan konsumen podcast Spotify terbesar se- Asia Tenggara, ternyata menjadi salah satu daya tarik tersendiri. Sehingga Spotifypun membuat eksklusif konten di platform mereka yang mengangkat budaya lokal. Yakni,  Kisah Horor The Sacred Riana yang bergenre horor fiksi, Dear Dearest yang bertema hubungan dan cinta, serta Pembunuh Berantai ( adaptasi dari podcast Serial Killers) dan Lenyap yang bertema true-crime dan mengangkat kisah kejahatan dan misteri.

4. Premium Podcast/ Berlangganan


Premium podcast biasanya menggunakan sistem berlangganan. Pendengar menerima konten khusus yang hanya tersedia untuk pelanggan yang membayar. Pendengar mungkin akan menerima episode khusus, atau akses ke grup, atau bisa berdiskusi secara intens dengan podcaster. Bisa dibilang model monetisasi ini akan menggunakan basis pendengar untuk terus loyal pada podcast tersebut.

Sejujurnya, saya belum menemukan podcast berlangganan di Indonesia (jika ada yang mau memberikan info silakan tulis di komentar ya). Tapi ada beberapa podcast luar negeri yang telah menggunakan sitem monetisasi berlangganan ini seperti Comedy Bang!Bang!, Now Playing dan The American System.

Ada beberapa keuntungan dengan membuat premium podcast ini :
  • Target market sudah jelas
  • Fokus pada proses produksi podcast yang memuaskan pendengar
  • Mendapatkan keuntungan yang lebih optimal
  • Menjadi portofolio terbaik untuk menjual konten ke brand/ perusahaan untuk kerja sama lainnya
Premium Podcast Comedy Bang! Bang!


5. Guest Spot


Jika di blog kita mengenal guest post/ guest posting, di podcast kita mengenalnya dengan guest spot, di mana tamu akan membayar untuk hadir dalam podcast kita. Tentu saja, untuk bisa menarik "orang penting, orang berduit atau siapapun" hadir sebagai tamu, kita harus memastikan bahwa podcast milik kita memiliki jangkauan pendengar yang luas.

Monetisasi ini akan menguntungkan dua belah pihak. Podcaster akan menerima sejumlah uang, dan tamu yang hadir juga akan mendapatkan eksposur yang luas. Terlebih jika ada misi politik, marketing, branding dan lain sebagainya.


6. Donasi dari Pendengar


Saat ini mulai tersedia platform untuk mengapresiasi kreator digital. Jika sebelumnya kita mengenal Patreon, kini juga hadir di Indonesia platform serupa bernama KaryaKarsa, salah satunya. KaryaKarsa ini membantu para pengembang konten kreatif untuk tetap berkarya dari apresiasi penggemar dalam bentuk tip atau berlangganan. Untuk menjaga interaksi, kreator juga bisa menawarkan konten eksklusif yang hanya bisa diakses melalui KaryaKarsa. Atau bisa juga menawarkan kegiatan lain seperti jumpa fans, diskusi dan talkshow, dan lain-lain. Wadah donasi lainnya selain KaryaKarsa, ada juga Saweria, Trakteer dan Gokreator.

Jika ingin membuka saluran donasi tanpa pihak ketiga, hal ini sebenarnya sah- sah saja dilakukan oleh podcaster. Siapa tahu, dengan adanya dukungan finansial dari basis fans, podcaster akan semakin produktif dalam berkarya.


7. Menjual Lisensi Podcast ke Radio 


Saat ini industri radio memang bisa dibilang sedang berjuang keras. Mengingat kebiasaan mendengar mulai banyak ditinggalkan. Dan bagi pendengar muda, mungkin bisa lebih sering mendengar podcast daripada radio.

Untuk mengurangi biaya operasional siaran yang melibatkan penyiar, bukan tidak mungkin bahwa radio membeli lisensi podcast untuk bisa memutarkan konten audio di radio. Terlebih karena radio dan podcast sama- sama auditif, maka dengan model format yang serupa, akan sangat mudah mengadaptasi podcast menjadi bentuk program siaran radio.


8. Menjual Merchandise


Lagi- lagi jika kita sudah memiliki banyak fans atau pendengar loyal, maka ini bisa menjadi aset yang berharga untuk menarik datangnya cuan. Beberapa podcaster mulai menjual merchandise podcast miliknya seperti kaos, tote bag bahkan buku.


9. Afiliasi Marketing

Affiliate marketing adalah  performance-based marketing, yakni pengiklan akan memberikan rewards, bayaran atau komisi, berdasarkan hasil kinerja yang disepakati. Misalnya, pengiklan akan membayar Rp 100.000,- tiap ada 10 orang yang menggunakan kode promo, atau sign up pengguna baru pada sebuah website tertentu.

Sistem afiliasi ini cukup mudah, meski belum cukup populer untuk di podcast (kalau di blog, atau instagram sudah banyak ya).

Bagaimana sistem afiliasi podcast ini?

  1. Pengiklan akan memberi  tautan afiliasi atau kode promo
  2. Podcaster harus menyebutkan/mengendorse produk atau layanan dalam sebuah episode podcast
  3. Podcaster membagikan tautan atau kode kepada pendengar
  4. Jika pendengar tertarik dan melakukan pembelian menggunakan tautan atau kode tersebut, podcaster akan mendapat komisi.

Menarik bukan? Sebaiknya, jika ada tawaran kerja sama dengan sistem afiliasi ini, pilih produk yang memang relevan dengan podcast kita. Sehingan audiens juga lebih percaya dengan "penawaran" yang kita sampaikan.

10. Membangun Branding Podcaster


Cara terakhir mendapatkan uang dari podcast ini bisa dibilang susah- susah gampang. Karena nilai jual bukan hanya pada podcast yang kita miliki, tapi juga the man behind the mic. Bisa saja jumlah pendengar podcastnya tidak bombastis, namun dengan skill yang dimiliki podcaster dalam berbicara, storytelling, mengajar, editing dan lain sebagainya, ternyata mampu menjadi figur yang dianggap mampu untuk bisa mengedukasi atau mem-persuasi orang lain.

Beberapa wujud nyata dari model monetisasi dengan strategi personal branding ini adalah diundang menjadi pembicara atau pelatih dalam workshop/pelatihan yang berkaitan dengan podcast. Di sini podcaster harus mampu menjabarkan teori dan praktik secara detail. Keilmuan, wawasan dan pengalaman yang dimiliki menjadi modal untuk bisa mengajar orang lain.



Itu tadi 10 ide cara mendapatkan uang dari podcast. Boleh saja jika ingin monetisasi podcast melalui Anchor, Spotify atau platform lainnya  Sejauh 2 tahun konsisten membuat podcast, saya memegang prinsip, nikmati prosesnya maka peluang lainnya menghampiri. Jadi rasanya, kalau baru bikin satu dua episode terus yang dipikir uangnya mulu, yah...bakal capek sendiri. Ya, nggak sih? 

Nah, monetisasi manakah yang sudah kamu lakukan? Cerita yuk di kolom komentar :)




Podcast = siniar dalam bahasa Indonesia
Podcaster = penyiar podcast

Referensi :
https://www.beritasatu.com/feri-awan-hidayat/hiburan/661741/spotify-luncurkan-empat-original-podcast-di-indonesia
https://dailysocial.id/post/platform-karyakarsa-dan-upaya-memberdayakan-pekerja-kreatif
https://castos.com/premium-podcast-subscriptions/
https://comedybangbang.fandom.com/wiki/Category:Special_Episodes
https://support.spotify.com/id/article/podcasts/
https://tirto.id/spotify-rilis-podcast-video-agar-pendengar-bisa-lihat-penyiar-fS1o
https://improvepodcast.com/podcast-affiliate-marketing/
https://www.podcastmotor.com/be-a-guest-to-promote/
Sumber gambar title image : https://techcrunch.com/


See you on the next blogpost.








Thank you, 

Tips Berkomunikasi Saat Menggunakan Masker

5.10.20

 

KOMUNIKASI MENGGUNAKAN MASKER

Selembar kain yang menutupi separuh wajah ini, berhasil mengubah kebiasaan kita. Termasuk cara kita dalam berkomunikasi. Jika selama ini dalam berkomunikasi lisan kita mengandalkan gerak bibir dan suara yang terdengar, maka dengan penggunaan masker, hal ini jadi terbatas. 


Padahal, ada beberapa pekerjaan yang menuntut terjadinya interaksi yang intens dengan pelanggan. Sebut saja, teller dan customer service bank, pramugari, pramuniaga dan siapapun mereka yang berada di garda depan dalam pelayanan pelanggan. Belum lagi beberapa meja kini juga dibatasi dengan sekat berupa kaca atau plastik untuk mengindari droplet saat pandemi ini. Tentu saja hal ini semakin memperbesar gangguan komunikasi.


Lantas, bagaimana cara berkomunikasi saat menggunakan masker? Meskipun harus melakukan social distancing, tapi apa ynag bisa kita lakukan agar yang kita ucapkan  dapat dipahami oleh lawan bicara?


Selengkapnya, bisa dilihat pada video di bawah ini.



See you on the next blogpost.








Thank you, 


Auto Post Signature