Read aloud atau membacakan buku secara nyaring, bisa menjadi aktivitas yang seru bersama anak. Tenang, kita nggak perlu waktu lama, cukup 10 menit. Jadi, kalaupun seharian sibuk, kita tetap bisa mengalokasikan waktu minimal sebelum anak tidur.
Agar aktivitas read aloud ini semakin menyenangkan, seorang pembaca buku sebaiknya juga memelajari bagaimana membawakan buku dengan cara yang lebih kreatif. Sehingga anak yang dibacakan buku juga tidak cepat bosan.
Beberapa waktu lalu saya menjadi pemateri webinar berjudul "Membangun Percaya Diri dengan Aktivitas Read Aloud". Saya membawakan materi mengenai teknik storytelling dalam read aloud. Meski mendongeng dan membaca buku adalah dua aktivitas berbeda, kita tetap bisa kok membaca buku dengan cara yang sama menyenangkannya dengan mendongeng.
Saya takut posting di medsos, takut dikira pencitraan.
Pencitraan. Makin sering terdengar ketika musim kampanye politik. Figur- figur baru yang wajahnya terpampang pada poster dan spanduk di sepanjang jalan raya. Entah dari mana mereka datangnya, tidak ada rekam jejak kontribusi tiba- tiba memasang spanduk besar dengan tagline-tagline yang hiperbola.
Sesaat pasti kita berpikir "Dia itu siapa dan bisa apa ya?"
Bisa jadi figur tersebut selama ini berkontribusi dalam diam, tanpa banyak koar-koar dalam melakukan aksi, kemudian terpanggil untuk melayani lebih kepada masyarakat. Tapi bisa juga, ia adalah orang yang didesain menampilkan citra tertentu untuk suatu kepentingan.
Kemudian, menjadi tidak asing di telinga kita istilah "pencitraan" yang seolah memiliki konotasi negatif - "kelihatan- baik-baiknya- doang".
Di lain pihak, ketika kita belajar personal branding tidak jarang orang mengasumsikan sebagai kegiatan pencitraan. Yang pamerlah, self promotion lah, terlalu mengunggulkan diri sendirilah, dan lain sebagainya. Padahal pencitraan dan personal branding adalah dua hal yang berbeda.
Pencitraan
Kegiatan yang dilakukan untuk membentuk atau memoles citra seseorang agar sesuai keinginan publik. Terkadang, value yang diberikan tidak jelas atau bahkan cenderung “kosong”. Ya, hanya sekedar promosi tanpa isi.
Pencitraan sering dikonotasikan sebagai sebuah upaya sesaat, tidak berkesinambungan dan tidak akan pernah ada follow up-nya lagi.
Apa tujuan dari pencitraan ini?
1. Untuk mendapatkan simpati
2. Membangun kepercayaan dalam waktu yang singkat
3. Bisa juga dilakukan untuk menutupi sesuatu yang buruk.
Personal Branding
Kegiatan yang lebih memfokuskan pada core competencies yang dimiliki. Yang ditekankan adalah nilai lebih, kemampuan, keunikan atau hasil pencapaian dari dalam diri sendiri, yang kemudian dikembangkan agar publik memiliki persepsi positif mengenai diri kita.
Membangun personal branding tidak bisa dilakukan dalam waktu yang singkat. Perlu adanya konsistensi untuk membangun message yang solid.
Jika kamu tertarik belajar personal branding, kamu bisa mendownload e-book membangun digital personal branding di sini. Gratis.
Untuk melengkapi wawasan lainnya, silakan mendengarkan podcast mengenai Manajemen Kesan di bawah ini
Beberapa waktu lalu saya diundang menjadi narasumber sebuah online talkshow bertajuk GMB - Talk yang diinisiasi oleh Gerakan Menulis Buku Indonesia dalam rangka memperingati Hari Buku Anak Sedunia. Acara ini mengangkat tema "Read Aloud : Metode Menyenangkan untuk Melatih Anak Gemar Membaca Buku" Secara pribadi saya senang sekali bisa hadir di acara ini, terlebih saya bisa mengenalkan aktivitas Reading Aloud yang sudah saya geluti sejak memiliki anak.
Untuk merangkum sesi gelar wicara yang dipandu Ririn Setyowati, Content Manager GMB-Indonesia dan berlangsung selama 90 menit, saya mencoba menulis transkripnya di bawah ini dengan menggunakan daftar pertanyaan yang disusun oleh tim GMB.
Selama masa pandemi ini, kita sering sekali menjumpai ajakan untuk para orang tua melakukan Read Aloud. Sebenarnya, apa sih yang dimaksud Read Aloud ini?
Read Aloud atau dalam bahasa Indonesia disebut dengan membacakan nyaring, adaah aktivitas membaca buku dengan cara disuarakan. Jadi bukan dibaca di dalam hati.
Apa perbedaan metode Read Aloud dengan metode mengajar membaca untuk anak lainnya?
Read Aloud melibatkan 3 elemen dalam aktivitasnya yakni pembaca buku, yang dibacakan buku dan buku itu sendiri. Kegiatan ini berfokus pada tujuan agar anak mencintai buku, jadi tidak secara langsung bertujuan mengajari anak baca tulis. Namun harapannya, dengan mengenal berbagai huruf dan kata yang tercetak pada buku, akan menstimulasi secara tidak langsung kemampuan literasi bahasa pada anak.
Kenapa metode Read Aloud bisa menjadi semacam tren saat pandemi, ya? Apakah metode
Read Aloud ini memang baru ada saat pandemi berlangsung?
Saya rasa kegiatan membaca nyaring sudah sering dilakukan oleh para guru di sekolah dan juga orang tua di rumah. Namun, memang saat pandemi ini distribusi informasi dan ajakan mengenai manfaat read aloud ini cukup masif. Mulai dari banyaknya online training bagi para praktisi read aloud, webinar literasi, sampai juga keterlibatan para penerbit yang memberikan akses bukunya untuk dibacakan nyaring dan mengizinkan untuk upload konten di media sosial. Para orang tuapun juga bisa mendokumentasikan kegiatan read aloudnya di media sosial tanpa takut melanggar hak cipta (karena izin dari penerbit tadi). Sehingga semakin banyak orang tua lain yang juga tetarik melakukan hal yang sama. Terutama saat pandemi dimana intensitas kebersamaan anak dan orang tua cenderung meningkat.
Siapa saja yang bisa melakukan Read Aloud? Apakah hanya Ibu yang disarankan menerapkan metode ini?
Siapa saja yang mampu membaca buku dapat melakukan aktivitas read aloud ini. Di lingkungan keluarga mulai dari orang tua, kakek nenek, kakak, bahkan ARTpun bisa melakukannya.
Kenapa memilih menerapkan metode Read Aloud? Apa yang membuat mbak Sara mempraktekkan metode ini?
Pertama, karena saya suka membaca buku sejak kecil. Sehingga, saya tahu betul bahwa membaca memberi banyak manfaat bagi saya baik saat sekolah maupun ketika berkarir. Kedua, read aloud menjadi momen untuk menjaga bonding dengan anak. Ketika seharian sibuk bekerja, saya bisa tatap menjalin kualitas komunikasi dengan berdiskusi pada anak melalui read aloud sebelum tidur. Ketiga, tugas saya sebagai Bunda Baca membuat saya ingin menularkan semangat membaca buku ini kepada banyak orang.
Maka, saya sering mendokumentasikan kegiatan read aloud ini melalui video yang saya unggah di instagram dan youtube. Harapannya, bisa mendorong para orang tua untuk melakukan hal yang sama dengan putra- putrinya di rumah.
Dari pengalaman pribadi mempraktikan Read Aloud bersama Lila - putri mbak Sara, sebenarnya apa saja pengalaman berkesan yang tercipta ketika mbak Sara dengan Lila sedang membaca bersama?
Saya bisa mengamati kemampuan anak secara langsung. Bagaimana dia menyimak bacaan, bagaimana ia berimajinasi, juga saat kami mendiskusikan sesuatu. Pada akhirnya, read aloud ini bukan hanya aktivitas satu arah dari Ibu ke anak, tetapi anak juga bisa bertanya dan beropini. Saya juga jadi paham apa cerita yang ia suka. Sehingga bisa mencarikan buku- buku yang membuat Lila antusias.
Apakah Lila pernah menolak ajakan untuk membaca buku bersama? Bagaimana cara mbak Sara menanggapinya?
Lila akan menolak membaca buku yang dia tidak suka. Jadi jika 2 lembar awal buku tidak menarik buatnya, dia akan minta ganti. Bagi saya hal ini tidak masalah, karena sama seperti orang dewasa, anak- anak berhak memilih apa yang ia suka.
Biasanya buku-buku anak apa saja yang mbak Sara bacakan?
Buku- buku untuk read aloud memang punya karakteristik khusus. Seperti : buku dengan ilustrasi, cerita yang tegas dan teks yang sederhana atau sesuaikan dengan kemampuan membaca anak. Selain itu juga memilih buku dengan tema kesukaan anak. Kalau anak saya suka cerita binatang dan fantasi.
Bagaimana cara pemilihan buku-buku untuk dibaca bersama? Apakah ada momen berdiskusi dengan anak untuk memilih buku?
Karena saya sudah paham selera anak, maka ketika membeli buku saya akan tawarkan ke anak dia suka atau tidak. Jika menggunakan aplikasi buku digital seperti Let's Read, saya akan memberi kesempatan anak memilih sendiri cerita yang menarik buatnya untuk dibacakan.
Apa perubahan atau mungkin manfaat yang Mbak Sara amati dari Lila ketika menerapkanmetode Read Aloud?
Banyak manfaat yang saya rasakan, mulai dari kontrol penggunakan gadget yang baik. Jadi anak punya alternatif kegiatan selain bermain smartphone di rumah. Anak juga mampu membaca tanpa harus mengajarkan membaca dengan ekstra keras. Dan pastinya, anak jadi cakap berkomunikasi. Dia tidak malu bertanya maupun berargumentasi.
Apa saja tips yang perlu diketahui untuk memilih buku untuk dibacakan saat melakukan kegiatan Read Aloud?
Ada beberapa tips ketika saya memilih buku :
1. Pilih buku sesuai dengan kemampuan membaca anak.
2. Pilih buku dengan ukuran yang cukup besar agar teks terlihat jelas
3. Buku dengan ilustrasi gambar akan lebih baik karena mampu menstimulasi imajinasi anak
4. Pilih buku dengan cerita yang menarik dan engaging, sehingga akan terbuka ruang- ruang diskusi dengan anak
Apa saja tips yang perlu diketahui sebelum mengajak anak melakukan Read Aloud?
Pertama, adalah memilih buku yang tepat, karena buku akan menjadi alat utama dalam aktivitas read aloud. Berbeda dengan storytelling, yang bisa menggunakan alat bantu apapun.
Kedua, baca buku terlebih dahulu sebelum melakukan read aloud sehingga pembaca buku akan paham jalan ceritanya.
Ketiga, posisikan anak dalam keadaan yang nyaman. Orang tua harus jeli melihat kondisi anak. Jangan sampai dia dalam suasana hati yang buruk, mengantuk atau sedang lapar saat dibacakan buku.
Keempat, tunjuk dengan jari ketika membaca teks pada buku. Jangan melakukan improvisasi di luar cerita buku. Jika menemukan kosa kata baru, berikan penjelasan apa arti kosa kata tersebut.
Kelima, ajak anak berdiskusi. Atau jawab pertanyaan anak, kapan saja anak membutuhkan jawaban. Jangan terobsesi menyelesaikan buku, karena interaksi dengan anak inilah yang jauh lebih penting.
Selain menjadi Ibu, Mbak Sara juga merupakan perempuan yang berkarir. Mungkin kondisi seperti itu juga terjadi pada banyak orang tua. Apa saja tips manajemen waktu yang mungkin dapat diterapkan bagi para orang tua dengan kondisi seperti itu?
Melakukan read aloud itu tidak butuh waktu lama. Paling cuma 6- 10 menit. Luangkan waktu sebentar saja dan cobalah rutin melakukannya setiap hari. Saya rasa dengan durasi yang tidak lama ini sebenarnya tidak merepotkan, kembali ke orang tua apakah mau atau tidak.
Untuk mengikuti sesi talkshow selengkapnya, silakan menonton kanal YouTube Gerakan Menulis Buku Indonesia di bawah ini.
Seneng deh menjadi salah satu blogger yang berkesempatan mencoba produk ini. Produk yang udah ditunggu- tunggu banyak orang. Bukan cuma karena manfaatnya yang berhasil simplify my daily routine, tapi juga menjadi kebanggaan menikmati inovasi kece dari dua brand kosmetik dalam negeri yang kualitasnya nggak diragukan lagi.
Jarang lho, ada dua brand yang bergerak di bisnis yang sama tapi mau kolaborasi bareng. BLP a.k.a By Lizzie Parra yang lebih dikenal dengan produk make upnya, dan Avoskin, salah satu brandskin care terbaik asal Jogja yang unggul dengan produk perawatan kulit dari bahan alami. Kedua brand yang punya keunggulan masing- masing ini, berhasil melahirkan sebuah hybrid product bernama Multipurpose Tinted Sunscreen.
Mengenal Lebih Dekat Multipurpose Tinted Sunscreen
Yuk coba kita bedah dari namanya. Multipurpose Tinted Sunscreen, Multipurpose = banyak fungsi, Tinted = berwarna, Sunscreen = tabir surya, secara definisi kita bisa bilang produk ini adalah tabir surya yang memiliki "tone" warna (bukan bening atau translucent/ transparan) dan memiliki banyak fungsi. Kenapa disebut hybrid product? Multipurpose Tinted Sunscreen ini mampu menggabungkan fungsi skincare dan makeup sekaligus.
Sebelum hadir dipasaran tanggal 26 April 2021, produk ini sudah melalui tahap uji secara dermatologis, diklaim aman digunakan untuk ibu hamil dan menyusui. Disematkan label non- comedogenic, selain nyaman dipakai setiap hari tanpa menyumbat pori- pori kulit, juga bisa dipakai semua jenis kulit. SPF 50 dan PA++++ di dalamnya diklaim mampu memberikan perlindungan ideal dari paparan sinar matahari.
Kandungan Multipurpose Tinted Sunscreen
This image taken from beautinesia.id with adding text
Sehari- hari saya nggak pernah meninggalkan penggunaan BB Cushion dan Sunscreen untuk memberikan efek flawless pada wajah. Meskipun saya bekerja dari rumah, dua produk ini mampu membuat tampilan saat saya mengajar online atau ketika menjadi pembicara webinar terlihat lebih cerah dan segar. Kenapa nggak pakai foundation? Karena saya nggak suka kesan berat di wajah, yang bikin lebih gampang berkeringat.
Tapi, sejak mencoba Multipurpose Tinted Sunscreen, saya jadi yakin banget untuk meninggalkan ritual menggunakan 2 produk tadi karena lebih boros waktu. Cukup dengan 1 produk, sekarang saya bisa mendapat manfaat sunscreen, plus membuat wajah segar dan tetap terasa ringan.
Multipurpose Tinted Sunscreen ini termasuk dalam kategori hybrid sunscreen. Kok bisa? Kalau kita cek komposisinya ada kombinasi UV filter dari physical (Titanium Dioxide dan Zinc Oxide) dan chemical (Ethylhexyl Methoxycinnamate dan Ethylhexyl Salicylate). Nah, dengan adanya kombinasi UV filter ini, dia bisa memberikan perlindungan maksimal terhadap paparan sinar matahari. Kandungan UV filter Titanium Dioxide atau Zinc Oxide tidak akan menurun atau rusak saat terpapar sinar matahari. Namun, Titanium Dioxide ini hanya memberikan perlindungan pada kulit dari UVB dan sebagian spektrum UVA. Sementara Zinc Oxide mampu memberikan perlindungan pada seluruh spektrum UVA dan UVB.
Apa saja manfaat skincare yang bisa didapatkan?
1. Kandungan Centella Asiatica dan minyak squalene (vegan) berfungsi untuk menjaga kelembapan. Centella asiatica juga berfungsi sebagai antioksidan yang membantu mengurangi beberapa efek kerusakan kulit akibat sinar matahari.
2. Kandungan Salicylic Acid (BHA) berfungsi sebagai antiinflamasi dan memberikan perawatan untuk jerawat di wajah dan pustula (jerawat bernanah).
3. Kandungan Niacinamide membantu untuk mencerahkan kulit, mengatasi jerawat dan mencegah garis halus di wajah.
Kemasan Multipurpose Tinted Sunscreen
Kalau soal kemasan, saya nggak pernah kecewa dengan produk BLP. Karena dengan harga yang affordable, kemasan produknya selalu terlihat mahal. Begitu juga dengan Multipurpose Tinted Sunscreen ini. Kemasan utama berbentuk pump, yang memudahkan untuk mengeluarkan krim di dalamnya. Lubangnya nggak terlalu besar, jadi kita bisa ngontrol krim yang keluar supaya nggak boros. Warna kemasan luar juga disesuaikan dengan warna shadenya.
Nah, karena tutupnya berwarna putih sering kali habis pake produk ini, tutupnya jadi sering belepotan sisa produk yang berbekas di tangan. Saya jadi harus lap- lapin tutupnya setelah pake biar nggak jadi noda ketika harus dimasukkan kembali ke pousch atau tas.
Produk ini hadir dalam dua kemasaran berbeda 30 gr dan 5 gr yang lebih simple kalau mau dibawa ke kantor atau saat traveling.
Tekstur Multipurpose Tinted Sunscreen
Karena saya nggak suka pakai foundation yang terasa berat, saya jadi ngerasa cocok banget dengan Multipurpose Tinted Sunscreen yang ringan dipakai seharian ini, meskipun harus diaplikasikan ulang tiap 4 jam seperti sunscreen pada umumnya dengan kandungan SPF 50. Kandungan silikon di dalamnya berfungsi sebagai oil control, sekaligus membuat formulasi produk semakin lembut, sehingga memudahkan dibuild ke kulit wajah. Yang lebih suka lagi, silikon ini juga bersifat water-resistant, sehingga ‘lapisan’ yang terbentuk oleh silikon akan mengunci kelembapan yang memperkuat ketahanan warna make up, dan mencegah riasan luntur karena keringat.
Buat kulit saya yang berminyak, Multipurpose Tinted Sunscreen nggak memberikan efek berminyak yang lebay. Karena biasanya saya pakai setting atau compact powder untuk membuat wajah jadi matte finish.
Pilihan Shades Multipurpose Tinted Sunscreen
Ada 5 shades yang bisa disesuaikan dengan skin tone kamu, yakni : light, beige, medium, honey dan sand -> cocok untuk kulit terang sampai gelap. Lima shades ini dapat digunakan oleh 2-3 skin tone yang berbeda.
Setelah mencoba kelima shade ini, saya paling cocok dengan beige dan medium. Beige ini satu tingkat di atas warna kulit saya, tapi justru bikin wajah lebih seger dan mampu menyamarkan pori- pori kulit wajah yang lumayan besar. Kalau shade medium, ini pas dengan warna kulit saya. Cuma, kemampuan coveragenya kurang oke, dan bikin tektur kulit asli wajah tetep kelihatan. Jadi pilih mana? Ya, dua- duanya deh..hehehe
Be In The Moment! Multipurpose Tinted Sunscreen akan jadi kesayangan yang bakal saya pakai setiap hari. Karena terbukti nggak bikin iritasi di kulit saya yang sensitif. Untuk cara pemakaian, sama lah ya dengan sunscreen pada umumnya. Aplikasikan 2 ruas jari ke wajah dan leher 15 menit sebelum keluar rumah.
Kamu bisa dapatkan Multipurpose Tinted Sunscreen di berbagai e-commerce dengan harga 189.000 untuk kemasan 30 gram dan 59.000 untuk kemasan 5 gram.
Apakah kita sudah cukup mengenal siapa diri kita sebenarnya? Faktanya, bahkan sampai seseorang dewasa, berkeluarga dan punya anak, masih banyak orang yang belum tahu betul siapa dirinya. Apa yang ia bisa, apa yang dia mau, apa yang bisa dia lakukan untuk membantu orang lain, apa cita- cita hidupnya, semua terasa begitu abstrak, tidak beraturan. Dan ketika sudah buntu akan muncul pertanyaan "Kok aku gini- gini aja ya, kenapa aku kalah dari dia ya, kenapa dia bisa sukses dan aku cuma seperti ini?"
Ada sebuah kutipan dari filsuf Yunani, Aristoteles. “Knowing yourself is the beginning of all wisdom.”. Jika ingin maju dan berkembang, semua harus dimulai dari mengenali diri sendiri. When you know who you are, you know what you need to do.
Pertanyaan selanjutnya, kenapa kita perlu mengenali diri sendiri?
Pertama, untuk kebahagiaan.
Kita akan lebih bahagia jika dapat mengekspresikan diri kita sendiri. Tidak perlu berpura-pura agar diterima orang lain dan lingkungan sekitar.
Kedua, kita akan lebih mampu mengendalikan diri.
Mengenali diri sendiri tidak melulu berkaitan dengan kelebihan, tapi juga kekurangan. Kita jadi tahu batas, apa yang membuat kita marah, tersinggung, patah semangat, lelah, tidak percaya diri, dll.
Ketika mengetahui kekurangan diri, kita bisa fokus memperbaikinya, bukan mengasihani atau menangisi.
Ketiga, mengenal diri sendiri membuat kita fokus.
Nggak mudah goyah hanya karena melihat rumput tetangga lebih hijau. Okeylah ada teman kita yang bisa kuliah S3 di luar negeri, tapi kalau kita meyakini bahwa peran kita ada di sini bersama keluarga atau merawat orang tua, yaudah biarkan... orang lain menempuh jalannya, begitu pula dengan diri kita.
Keempat, lebih berempati kepada orang lain, baik pemikiran atau pilihan hidupnya.
Karena pada akhirnya kita sadar, bahwa setiap orang itu unik, dan punya pilihan hidupnya sendiri.
Kelima, buat kamu yang tertarik membangun personal brand, mengenali diri sendiri juga membantu mengoptimalkan yang kita punya. Nggak mudah ikut-ikutan apa yang jadi tren, nggak buang- buang waktu untuk sesuatu hal yang kita nggak suka, dan bisa fokus ke kelebihan kita
Selasnjutnya, untuk bisa mengenali diri sendiri, kita butuh 1 hal. Be quiet, berdiam diri, luangkan waktu sejenak untuk melihat ke dalam. You cannot and will not be able to know yourself until you take the time to be still. Be quiet and discover your true self.
Yuk, teman- teman.. Ambil sebuah cermin, selembar kertas dan sebuah alat tulis. Identifikasilah 6 hal ini dalam dirimu. Apa sajakah itu?
1. Value atau nilai
Menurut Dr Rohmat Mulyana dalam buku "Mengartikulasikan Pendidikan Nilai", nilai adalah bagian keyakinan serta kepercayaan dalam diri seseorang yang menjadi dasar untuk melakukan sutau tindakan, baik kepada diri sendiri ataupun orang lain.
Contoh nilai adalah kejujuran. Jika seseorang memegang nilai kejujuran sebagai keyakinan dalam dirinya, maka dimanapun ia berada akan memegang nilai tersebut. Baik ketika ada orang lain, maupun sedang sendirian.
2. Interest atau minat.
Minat bisa hadir karena bakat bawaan sejak lahir, atau bisa juga karena keadaan, pertemanan dan lingkungan pekerjaan. Minat juga bisa berbentuk hobi yang kita geluti dalam waktu yang lama. Minat yang diasah terus menerus akan menghasilkan keterampilan yang mumpuni dan bisa menjadi jalan karir bagi seseorang.
3. Temprament, watak atau karakter
Merupakan preferensi bawaan seseorang. Contohnya jika kamu seorang introvert maka kamu menemukan energi dari dalam dirinya sendiri. Berbeda dengan mereka yang ekstrovert yang energi dalam dirinya terstimulus dari lingkungan luar.
4. Biorhythms
Yakni proses biologis dan psikologis yang menjadi sebuah pola dan dapat diprediski setiap hari. Misalnya seperti kapan waktu tidur, waktu makan, dan waktu bekerja. Ternyata setiap orang beda- beda lho. Seperti saya misalnya, termasuk morning person yang suka bekerja di pagi hari dan tidak suka begadang. Sekalinya begadang, tubuh saya jadi lemas seharian danjadi malas- malasan.
5. Goals and mission
Kita harus menemukan apa sih sebenarnya tujuan hidup kita, satu tahun ke dapan, lima tahun, sepuluh tahun bahkan dua puluh tahun yang akan datang. Kita ingin jadi seperti apa, sekeren apa? Kalau sudah tahu apa tujuan hidup kita, langkah selanjutnya adalah menemukan bagaimana cara meraihnya. Jangan memimpikan sesuatu yang kita bahkan tidak tahu bagaimana cara meraihnya. Mimpi boleh setinggi langit, tapi juga harus spesifik, terukur, dapat tercapai dan relevan.
6. Strength
Terakhir dalam proses mengenal dan menemukan diri sendiri kita harus tahu apa potensi kekuatan yang kita miliki. Dunia ini ekuilibrium, jika kita merasa punya kekurangan, kita juga pasti punya kelebihan. Kekuatan ini bukan hanya talenta dan keterampilan tapi juga karakter seperti suka belajar, loyal, menghagai orang lain dan lain sebagainya.
Mengetahui kekuatan diri sendiri adalah pondasi rasa percaya diri. Jadi, jika kamu sering merasa tidak percaya diri, mungkin saja kamu beluem mengenal dirimu dengan baik.
Setiap orang punya ketakutan dan kelemahan, tapi dengan mengenal diri sendiri, kita jadi menyadari kekuatan yang kita miliki untuk melawan ketakutan tersebut. Now go take action and find your true self, starting today.
Horey, varian body lotion Scarlett Whitening ada yang baru!!! Dan beneran sih wanginya awet banget. Sumpah!
Apa? Penasaran? Sabar, tunggu dulu ya.^^
Beberapa bulan ini, saya emang rajin pake produk- produknya Scarlett Whitening. Hasil dari wara wiri baca reviewnya para bloger, jadi mupeng banget pengen mencoba juga. Secara, 13 bulan pandemi ini saya di rumah aja. Sama sekali nggak pernah datang event apapun, nggak ke luar kota, nggak makan di luar rumah. Hidup saya praktis cuma pindah dari lantai 1 ke lantai 2.
Meski, nggak ketemu banyak orang, bukan berarti nggak peduli sama kebersihan tubuh,. Saya juga pengen tetep seger kerja dari rumah. Plus nyenengin suami juga kan kalau istrinya wanginya awet form morning to evening.
Buat memuaskan rasa penasaran, saya langsung pesen produk Scarlett di official storenya di Shopee. Varian yang pertama saya coba adalah Shower Scrub yang Mango dan Body Lotion wangi Romansa. Yang saya suka nih, pengemasan produknya cepet. Udah gitu saat sampai produknya di baluti oleh bubble wrap, jadi produknya aman, tidak rusak dan nggak bocor. Puas banget sama kedua produk ini, dan bikin tertarik mencoba varian lainnya. Akhirnya, pesen varian lain juga biar lengkap.
Nah, di tulisan saya kali ini, pengen kasih review produk body care Scarlett Whitening yang sudah saya coba, berhari- hari berminggu- minggu bahkan ada yang beberapa bulan.
1. Romansa Body Scrub
Sebagai Putri Solo asli, aktivitas luluran itu wajib hukumnya buat saya. Biar daki- daki pada ilang, kulit jadi halus, lembut dan wangi. Apalagi kalau sering terpapar polusi, perlu yang namanya physical exfoliator untuk mengangkat sel kulit mati.
Tekstur :
Karena rajin scrubbing, saya jadi tahu kalau nggak semua scrub itu nyaman digunakan. Apalagi pemilik kulit sensitif, kalau nggak hati- hati bisa bikin kulit jadi kasar atau malah terluka.
Tapi kamu nggak perlu khawatir kalau pakai Romansa Body Scrub dari Scarlett Whitening, karena buliran scrubnya halus, jadi nggak bikin sakit kalau diaplikasikan ke kulit termasuk untuk daerah- daerah sensitif kaya leher, di bawah ketiak dan area dada.
Warna dan Wangi :
Sama seperti body scrub kebanyakan, Romansa ini berwarna putih. Nah, yang bikin beda adalah wangi floralnya cukup kuat, jadi ketika dibilas wanginya bisa menempel di tubuh lebih lama.
Cara pemakaian :
Agar penggunaan body scrub Romansa ini bisa maksimal, kamu bisa mengaplikasikannya di kulit selama 2-3 menit baru kemudian di bilas dengan air bersih. Dan lakukan rutin 2-3 kali dalam seminggu.
2. Pomegrante Shower Scrub
Setelah mencoba varian Mango, saya akhirnya mencoba varian Pomegrante a.k.a delima dalam Bahasa Indonesia.
Tekstur :
Mandi jadi lebih menyenangkan, itu yang pertama. Karena wanginya segar khas buah- buahan yang memberi efek relaksasi terlebih kalau kamu sudah lelah bekerja seharian. Teksturnya gel lembut, dan ada butiran scrub halus yang nyaman diaplikasikan dan membantu membersihkan kulit setiap hari.
Warna :
Kalau varian Mango berwarna kuning, untuk Pomegrante Shower Scrub punya warna ungu. Busanya nggak terlalu banyak, tapi malah bagus karena berarti kandungan SLS atau detergennya nggak banyak. Aman buat kamu yang punya kulit sensitif dan gampang teriritasi.
Pomegrante Shower Scrub bisa dipakai setiap hari ya. Kalau kamu rutin pakainya, efek Glutathione dan Vitamin E nya juga semakin bisa kamu rasakan
3. Romansa Body Lotion
Ini adalah varian body lotion Scarlett Whitening yang paling lama saya pakai. Meskipun dipakai setiap hari, ternyata awet lho, nggak habis-habis :) Botolnya sendiri berbentuk pump dan aman banget di bawa di dalam tas karena ada lock- unlocknya untuk memastikan lotion di dalamnya anti bocor meskipun dalam goncangan atau saat nggak sengaja mencet pumpnya.
Tekstur :
Lotion ini bentuknya cream cukup pekat ya, jadi nggak encer gitu. Cuma ketika diolesin, dia gampang menyatu dan menyerap ke kulit, jadi nggak terasa lengket. Saya biasa mengaplikasikan ke seluruh tubuh, termasuk leher, perut dan punggung, supaya wanginya merata. Untuk efek melembabkannya cukup terasa apalagi buat kamu yang nggak bekerja di ruangan berAC. Nah, biar bekerja maksimal, kamu memang perlu pakai Shower Scrub nya juga, karena efek wanginya bikin tambah awet.
Wangi :
Ngomongin soal wangi, nggak ngerti lagi deh kalau Body Lotion Scarlett Whitening emang juara wanginya. Apalagi kalau nggak beraktivitas di luar ruangan ya, bisa betah wanginya seharian. Untuk varian Romansa ini wanginya lembut banget. Cocok buat kamu yang nggak terlalu suka wangi yang strong.
Nah, kebetulan saya sudah coba juga dua varian body lotion lainnya. yakni Charming Body Lotion yang mirip sama wanginya parfume Baccarat Rouge 540 Eau De. Plus body lotion terbaru Scarlett varian Freshy yang superrrrrrrrr sukak banget wangi dan keawetannya. Aromanya mirip Jo Malone English Pear & Freesia eau de cologne. I highly recommend this! Buat kamu yang males bolak- balik semprot parfum.
Warna :
Body Lotion Romansa ini punya warna putih, beda dengan Charming yang berwarna pink dan Freshy yang kekuning-kuningan. Tenang, dia nggak bikin white cast yang lebay. Kamu bisa lihat perbedaannya di foto di bawah ini :
Untuk penggunaan, kamu bisa pakai kapan saja. Mau pagi oke, siang nggak masalah termasuk ketika sebelum tidur untuk menjaga kelembapan kulit di malam hari.
Oiya, Body Scrub, Shower Scrub, dan Body Lotion Scarlett Whiteningsemua mengandung Glutathione dan Vitamin E yang membantu mencerahkan, melembabkan, dan menutrisi kulit. Nggak perlu khawatir soal keamanan karena semua produk sudah terdaftar di BPOM dan no animal tested.
Produk Scarlett Whitening nggak ada yang mengecewakan. Harganya cukup terjangkau, seluruh produk harga satuannya Rp 75.000,- aja. Tapi kalau pengen lebih hemat saya saranin kamu beli paket hemat yang isinya 5 item harganya 300.000 (udah dapet box exclusive+free gift).
Pokoknya buat kamu yang peduli dengan kebersihan dan perawatan tubuh setiap hari kamu bisa membeli produk Scarlett Whitening di Shopee dengan mencari official store "Scarlett_whitening".
Kalau sudah mencoba, kasih tahu saya ya, varian apa yang kamu suka :)
Beberapa peserta yang saya temui di podcasting workshop, awalnya semangat banget ketika bikin podcast pertamanya. Tapi itu nggak lama, kebanyakan bertahan di 3 sampai 5 episode saja. Setelah itu hiatus, entah sampai kapan.
Ketika saya tanya, "Apa alasannya?"
Kebanyakan yang menjawab, "Nggak ada yang dengerin nih, Mbak. Jadi nggak semangat aja."
Pertanyaan selanjutnya, "Kenapa kok nggak ada yang dengerin?"
Bikin konten akan selalu ada fase naik turunnya. Konten apapun deh. Mau konten foto di instagram, video di youtube, sampai bikin podcast. Nggak bisa yah... 1, 2, 3 episode langsung BOOM, apalagi kalau kita orang biasa- biasa aja. Alias nggak punya nama besar seperti public figure, atau ada kontroversi yang dibuat. Viral itu cuma untung- untungan, nggak ada rumus pastinya.
Maka, sebagai kreator konten dari rakyat jelata (seperti saya ini) mau-nggak-mau ya harus double effort dalam memperkenalkan podcast kita. Atau dalam dunia marketing disebut dengan branding.
Branding sendiri bisa diartikan sebagai aktivitas memperkenalkan merek, karakteristik, citra positif dari suatu produk atau konten.
Ibarat jual makanan, sebelum makanan ini ditawarkan ke konsumen kita perlu membuat produk kita terlihat meyakinkan. Mulai dari pemilih nama yang menarik, pengemasan yang rapi, sampai melengkapi kemasan dengan berbagai informasi penting seperti tanggal kadaluarsa, komposisi, varian rasa, kode PIRT, logo Halal dan BPOM, dll.
Begitu pula dengan podcast. Jika mau menarik perhatian audiens, maka beberapa karakteristik khusus dari podcast harus bisa nampak secara visual, sebelum pendengar meng-klik tombol play untuk mendengarkan konten audio kita.
Untuk melakukan branding podcast ada beberapa elemen yang harus kita perhatikan. Apa sajakah?
1. Nama
"Apalah arti sebuah nama", itu kata William Shakespeare. Tapi kalau bicara branding, nama atau merek itu adalah segalanya. Nama inilah yang akan ditanamkan dibenak konsumen dan harus mampu diasosiakan dengan "ciri tertentu". Kaya misalnya air mineral itu ya Aqua, motor ya Honda. Kekuatan mereknya mampu membuat konsumen mengingat mereknya dengan sangat kuat.
Memilih nama podcast, nggak bisa sembarangan atau asal comot. Kecuali kalau kita nggak pengen dikenal, dan bikin podcast alakadarnya. Ketika memilih nama untuk podcast, ada beberapa hal yang harus dilakukan :
a. Coba lakukan riset nama.
Jadi usahakan nama yang kita pilih belum dipakai orang lain. Kalaupun ada yang pakai, ya nggak banyak- banyak amat gitu.
Coba cari kata tertentu di kolom search di Spotify untuk melihat berapa banyak yang menggunakan nama tersebut.
Misal nih, coba ketikan kata Cerita, Curhat, Cinta, Hati, Obrolan itu adalah beberapa kata yang jamak digunakan. Jika kamu menemui puluhan bahkan ratusan podcast dengan menggunakan kata tersebut, maka pemilihan kata itu sebaiknya dihindari.
So, lebih kreatif dalam memilih nama, biar nggak pasaran.
b. Kedua, supaya nama kita lebih mudah diingat orang, pilih nama yang merepresentasikan konten podcast secara keseluruhan.
Contoh nama podcast saya #KalauCinta secara selintas kita udah ada gambaran bahwa podcast ini bakal ngomongin dunia percinta, kan?
c. Boleh berfilosofi ketika memilih nama podcast.
Tiap orang punya visinya masing-masing ya. Jadi nama itu preferensi pribadi. Ketika saya memilih nama The Late Brunch with Sara Neyrhiza, mungkin sejenak orang bakal berpikir bahwa ini adalah podcast kuliner.
But as podcaster, saya bisa kasih penjelasan bahwa "Late Brunch yang notabene jam 10.30-11.30 terjadinya, itu adalah waktu dimana otak lagi berpikir keras dan fokus dalam pekerjaan" Dan podcast saya yang bertema edukasi, bakal pas dikonsumsi di waktu Late Brunch ini daripada didengarkan sebelum tidur.
Balik lagi soal kreativitas ya. Jadi, jangan comot nama semaunya supaya merekmu juga ada maknanya.
2. Deskripsi Podcast
Deskripsi podcast ini akan membantu calon pendengar untuk memahami lebih jelas apa konten podcastmu yang sebenarnya. Sayang banget kalau space diskripsi ini cuma diisi dengan "Selamat mendengarkan" atau "Thanks udah dengerin"
Deskripsi ini ibarat sebuah welcome greeting yang menjelaskan secara singkat what, why dan how tentang podcastmu. Podcastmu tentang apa, mengapa podcastmu harus didengarkan dan detail how lainnya seperti profil podcaster atau contact person mana kala pendengar mau memberikan feedback.
Jangan sia- siakan kolom deskripsi. Bikin calon audiens penasaran atau tertarik untuk mengklik episode podcast lainnya.
3. Cover Art
Kalau jualan makanan, inilah kemasannya. Meski podcast adalah produk audio, tapi elemen visual nggak bisa dipisahkan.Ketika buka katalog podcast di Spotify, kamu bakal ketemu ratusan bahkan ribuan podcast. Elemen visual inilah yang bakal ditangkap mata pertama kali.
Cover Art juga harus dipikirkan dengan baik.
- Ada Ilustrasi menarik, yang merepresentasikan konten podcast
- Sematkan nama podcast
- Sematkan nama podcaster jika dibutuhkan
Cover Art sendiri biasanya dibedakan menjadi 2 : Cover Art Podcast dan Cover Art Episode.
Kalau kamu pengen rapi, memang sebaiknya cover art tiap episode itu berubah disesuaikan dengan episodenya. Jadi nggak monoton dan ngebosenin. Tapi kalau kamu males desain cover art baru, yaudah deh...sama aja dengan cover art podcast. Sesuai dengan effort masing- masing aja.
4. Judul Episode
Bikin judul itu ada seninya. Judul podcast beda dengan judul makalah yang harus jelas S-P-O-K-nya. Judul podcast lebih yang singkat, jelas, menarik tapi nggak click bait.
Susah, kan? Yaiya, emang butuh waktu dan sense khusus untuk membuat copy writing yang menarik. Tapi bisa dilatih kok.
Covert Art episode sebaiknya memang diganti menyesuaikan episodenya. Begitu pula dengan deskripsi episode, biar pendengar tahu episodemu bakal ngomongin apa. Nggak perlu panjang-panjang, satu dua kalimat cukup kok.
5 Elemen Branding ini bisa kita atur pada saat ingin mempublikasikan podcast kita. Kesannya remeh- temeh, tapi manfaatnya banyak. Termasuk memudahkan manakala ingin mempromosikan podcast di social media. Kalau kamu pakai aplikasi Spotify, kita bisa share episode podcast langsung ke Story Instagram. Nah, di sinilah nama podcast dan cover art menjadi elemen visual yang bikin follower penasaran dan pengen dengerin podcastmu.
Nah, buat kamu yang ingin mencoba mempromosikan podcast di social media, kamu bisa membuat audiogram.
Gimana acara membuat audiogram secara gratis? Silakan klik tulisan di bawah ini.