*****
Saya dibikin senyum sendiri ketika kembali membuka halaman demi halaman buku diary usang milik saya.Sungguh! Umurnya mungkin sekitar 15 tahun, seiring dengan berputarnya kaset memori sembari mengingat wajah Anto, sosok yang tertulis di buku diary itu. Anto, rekan saya ketika SD. Dibuku diary itu, bukan cuma ada Anto tetapi juga ada Siska, Ita, Rian, Hendra, Angel, mama, abah, adik-adik yang nakal dan saya sendiri yang sering mengurai kesedihan disana.
|
Gambar diambil dari balytra.com |
Buku diary ini adalah kawan baik. Menemani ditiap kesedihan, tempat berbagi kegembiraan dan sahabat yang tidak akan berkhianat.Biasanya saya menuliskan pengalaman setiap harinya di buku diary setiap malam sebelum tidur. Terkadang saya sisipkan puisi, atau gambar-gambar ilustrasi. Dari buku diary inilah saya belajar menuangkan isi hati, yang selanjutkan belajar untuk mengintrospeksi diri dengan belajar dari apa yang saya tulis.
Namun, sayang. Semakin bertambah usia, teman terbaik ini jarang dikunjungi.Saya mulai mengenal teman curhat didunia nyata. The Ganks, 4 sekawan yang menjadi buku harian hidup,namun, ternyata bisa berkhianat.Para sahabat menjadi tempat untuk mencurahkan isi hati. Dan selanjutnya saya lupakan diary.
Ditahun kedua Sekolah Menengah Pertama, saya mulai gila membaca. Apapun saya baca, novel, komik, majalah, dan juga surat kabar. Saya lebih sering membaca di perpustakan sekolah. Perpustakaan SMP saat itu tidak kolot hanya berisikan buku-buku pengetahuan. Sekolah rela merogoh kocek dalam-dalam untuk membeli buku favorit para siswa seperti Harry Potter, untuk menumbuhkan minat baca. Seiring minat baca yang bertambah, saya mulai kangen dengan aktivitas menulis.
Berbeda dengan saat SD yang hanya menulis diary, saya mulai menulis cerita fiksi atau novel pendek di buku tulis. Saya sengaja membeli buku kosong, yang kemudian saya penuhi dengan kisah-kisah fiksi yang berlarian diotak yang kemudian saya tuangkan di dalamnya. Merasa cukup percaya diri dengan kisah yang ditulis, sayapun memamerkan ke teman-teman sekolah. Satu per satu dari mereka membaca secara bergiliran dan
mengapresiasi kisah di dalamnya.
Menulis berada di urutan kedua hobi saya setelah membaca. Menulis mampu menampung isi pikiran saya dengan lebih liar. Terkadang kita sungkan untuk membicarakan sesuatu, tetapi kita bisa lebih terbuka dengan menulis. Misalnya, ketika berselisih paham dengan sahabat, ketika berbica langsung dirasa lebih tidak menyenangkan, ternyata dengan menulis kita bisa lebih jujur mengungkapa apa isi hati kita.
Ketika memiliki sebuah ide, gagasan atu perencanaan, saya sering menuliskannya, baik di buku catatan, di wall notes, atau mungkin fitur notes di handphone. Dengan menulis, kita bisa membuat tiap gagasan menjadi lebih rapi dan selanjutnya kita bisa lebih terarah mewujudkan apa yang kita tulis.
Menulis dan menulis. Saat SMA saya masih suka menulis. Hanya bedanya, saya lebih sering menulis proposal. Keikutsertaan dalam organisasi, menjadikan aktivitas menulis menjadi suatu hal yang wajib. Gagasan atau konsep suatu acara yang ingin kita selenggarakan, harus kita tuangkan ke dalam proposal terlebih dahulu untuk dapat diajukan ke pejabat sekolah. Yang kemudian, bila mendapat persetujuan, acara kita dapat terlaksana.
Masa SMA juga saya manfaatkan untuk terjun ke organisasi majalah sekolah.Wikarya, nama majalah sekolah saat itu. Selain menyalurkan hobi menulis, dimajalah sekolah kita bisa belajar redaksional suatu majalah. Bagaimana mengkonsep suatu tema, mengumpulkan materi, membuat laporan peliputan, dan mendesain hingga berbentuk majalah serta mendistribusikan kepada seluruh siswa.
Saya tidak bisa mengelak dari aktivitas menulis. Hanya saja, saat kuliah saya mulai menyalurkan hobi menulis di sosial media. Awalnya saya sering menulis cerita atau gagasan di notes facebook. Beberapa pengguna facebook, turut memberikan komentar, dan beberapa diantaranya memberikan jempolnya.
Lambat laun, saya mengenal jejaring sosial yang lain. Blog!
Platform blogspot adalah yang pertama kali saya kenal dan masih saya gunakan saat ini. Berbeda dengan kebiasaan sebelumnya, saya menjadikan blog ini seperti sebuah CV Online atau riwayat hidup yang bisa diakses banyak orang.
Tagline
Play, Work, Blogging merefleksikan apa saja yang saya tulis di dalamnya. Play, mewakili aktivitas bermain saya seperti ketika saya berkunjung ke suatu tempat atau saat. meliput suatu event. Work, mewakili aktivitas dalam bekerja, seperti event yang sedang saya selenggarakan dan bisnis baru yang sedang geluti. Blogging sendiri adalah aktivitas menulis blog itu sendiri. Saya tuliskan dalam blog apa yang sedang dan telah saya lakukan. Rekan-rekan yang ingin melihat aktivitas saya, bisa langsung melihatnya di blog. Bukan hanya tulisan, saya sering melengkapinya dengan foto-foto.
|
Foto ini diambil saat jalan-jalan di Agro Wisata Sondokoro, kisahnya saya tulis di sini |
Selain senang menulis blog, saya juga menularkan kepada para mahasiswa saya di kampus. Saya meminta mereka untuk membuat blog. Selanjutnya, setiap mengerjakan tugas, mereka bisa langsung mengerjakan di blog mereka masing-masing dan selanjutnya url post tugas mereka, bisa di submit di kolom komentar di blog saya. Mudah bukan? Mengumpulkan tugas tidak perlu kertas lagi sekarang. Mahasiswa bisa berlatih menulis dan saya bisa mudah mengoreksinya.
Masih berbicara dengan aktivitas nge-blog, saya sering juga memposting ketika saya mendapatkan atau meraih sesuatu atau saya memenangkan sebuah lomba.
|
Kisah saat saya memenangkan #THR Gotosovie di sini |
Bulan Juli yang lalu misalnya, saya beruntung mendapakan vocher 50.000 program #THR dari Gotosovie. Gotosovie sendiri adalah salah satu brand tas kesukaan saya. Itu mengapa saya sering mengikuti update terbaru dari Gotosovie melalui akun twitter di @gotosovie
|
Gambar di capture dari official akun twitter Gotosovie |
atau fanpage facebook di https://www.facebook.com/gotosovie.
|
Gambar di capture dari official fanpage facebook Gotosovie |
Entah mengapa saya tergila-gila dengan aktivitas online shopping. Pertama kali mengenal online shop di tahun 2010, saya melakukan pembelian tas pertama kali di Gotosovie. Saat itu, saya hanya bisa melihat katalog Gotosovie di facebook milik AO-nya, tetapi sekarang saya bisa melihat langsung di official website nya di www.gotosovie.com
|
Gambar di capture dari official website Gotosovie |
Sama seperti menulis di blog, dimana saya paling anti meng-copy paste dan lebih suka yang original tulisan saya sendiri, dalam memilih tas pun, saya paling tidak suka yang tiruan. Karena saya belum mampu beli brand-brand mahal dengan harga puluhan juta hanya untuk satu item, memilih brand lokal dengan kualitas terbaik jelas adalah pilihan yang bijaksana. Saya suka Gotosovie, brand asal Yogyakarta yang didirkan oleh Dwisuko Adinugroho, dan sang istri Ewindha Sari ini, karena ini adalah brand asli, bukan tiruan atau KW. Membeli barang tiruan, membuat saya seolah-oleh mencederai hak orang lain, hak pemilik hak cipta brand tersebut.
Selain karena original, produk keluaran Gotosovie, yang mengusung
tagline -
Smartivity Bags For Smart Active Females - terasa pas dengan kepribadian saya.
Casual dan
Ever Green! Nyatanya, tas slempang yang saya pertama kali beli di Gotosovie, masih nyaman saya pakai hingga saat ini dan masih saja ada teman yang bilang
"Tasnya bagus, beli dimana?"
Empat koleksi tas dari Gotosovie masih menemani aktivitas saya tiap hari. Tas slempang berbahan soft jeans ini, saya pakai kalau sedang ingin bergaya kasual.Tas punggung berbahan vinyl ini adalah tas kedua saya. Modelnya unik, karena bisa dua fungsi, menjadi tas punggung atau bisa juga di cangklong di pundak.
Tas ketiga adalah tas totebag coklat . Kompartemen yang luas,bisa menyimpan semua barang yang saya bawa.Tidak perlu pulang ke rumah untuk ganti tas, barang bawaan dari aktivitas pagi sampai sore muat semua di tas ini.Nah, kalau tas mungil berwarna hijau ini adalah yang paling terakhir saya beli. Bentuknya yang tidak terlalu besar, sangat menyenangkan ketika menemani aktivitas jalan-jalan.
Terakhir membeli mini backpack Ashley Dark Cyan di Bulan Juli kemarin, saya sempat surprise dengan pelayanan Gotosovie. Sekarang sudah sangat profesional. Setelah kita melakukan konfirmasi pembelian melalui SMS, kita akan ditelpon oleh Customer Service untuk memastikan produk yang dibeli dan alamat pengiriman barang.Kita sebagai pembelipun bisa merasa aman dan yakin bahwa produk Gotosovie yang kita beli akan sesuai dengan yang kita harapkan. Produk tas Gotosovie dikemas dengan begitu rapi. Dibungkus dengan dus yang chic, kemudian di dalam tas yang kita beli masih dilindungi dengan plastik.
|
Gambar di capture dari official website Gotosovie |
Blog saya ini menjadi saksi setiap pengalaman yang saya lewati, termasuk ketika berbelanja di Gotosovie. Gotosovie pun ternyata mengapresiasi kesenangan saya menulis blog melalui blog competition yang diadakan di Bulan September 2013 ini. Di event ini, para pelanggan atau non pelanggan bisa memenangkan hadiah produk dari Gotosovie.
Yang menambah bahagia, karena ternyata di Bulan September, dimana saya berulang tahun ini juga ada program lainnya.Seperti Special Gift Birthday Voucher IDR 25000 bagi yang berulang tahun di bulan September.
|
Foto di capture dari official fanpage facebook Gotosovie |
Ada juga program Tell Your Friends, Get a Benefit , yaitu dengan memention @gotosovie dengan hashtag #GTSshare via twitter , pelanggan bisa ,mendapatkan special offer 10% untuk masing-masing tas Gotosovie.
|
Gambar ini di capture dari official fanpage facebook Gotosovie |
Kita bisa merasakan, bagaimana Gotosovie begitu memanjakan para pelanggan. Bukan hanya dari produknya yang berkualitas, namun bagaimana menjaga loyalitas pelanggan dengan memberikan pengalaman berbelanja online yang berkesan.
Sama seperti menulis, belanja di Gotosovie, menyenangkan bukan??