Cerita Menjadi Digital Content Creator

25.9.20

PRAKTISI ILMU KOMUNIKASI

Internet adalah ladang mencari duit. Saya nggak pernah menyangka awalnya. Tapi inilah kenyataan (dan pilihan) yang saya ambil. Saya pikir, saya akan asyik kerja kantoran, mungkin jadi humas atau bekerja di industri penyiaran. 

Saya nggak belok dari passion, masih menemukan connecting the dot-nya. Cuma kaget saja, bahwa melalui internet saya menemukan banyak hal. Diawali dari ngeblog, akhirnya mencoba profesi baru yang biasa disebut dengan content creator.

Pekerjaan membuat konten nggak sekadar bergaya di depan kamera. No, saya bukan pembuat konten video. Saya membuat konten tulisan dan suara. Okey, memang sesekali bikin vlog, cuma...yah...belum suka. Orang bilang ini preferensi. Nggak suka, kalau disuruh di depan kamera ya ayuk aja. :)

Video ini adalah rekaman sebuah program siswa jurusan broadcast SMKN7 Surakarta. Nama acaranya Inspirasi Remaja. Lewat obbrolan dengan Mbak Anez selaku Master of Ceremony, saya bercerita mengenai profesi yang saya geluti. And why become a content creator is valuable.

Kamu bisa menontonnya pada video di bawah ini.



 

See you on the next blogpost.








Thank you, 

Bongkar Naskah Podcast Storytelling Buat Ikutan Lomba

17.9.20


NASKAH PODCAST STORYTELLING

Kalau biasanya bikin podcast monolog dan interview, kali ini mencoba podcast storytelling. Secara gaya, selintas memang seperti program feature radio. Sehingga memang kesan personal kurang diwakili oleh format ini.


Cuma, saya memang pengen melihat apakah format ini bisa diterima di telinga pendengar. Terlebih karena saya membuat podcast ini untuk mengikuti sebuah lomba yang diadakan oleh Kementerian Kominfo. Sekalian menguji, apakah mampu menarik perhatian dewan juri diantara ratusan peserta yang mengirimkan podcastnya.


Baca Juga : Ini Cara Membuat Naskah Podcast yang Rapi


Proses Produksi Podcast Storytelling


Proses produksi diawali dengan memikirkan konsep dan riset materi yang disesuaikan dengan topik utama lomba. Saya memasukkan beberapa elemen seperti puisi, vox pop dan lagu, untuk membuat kesan dramatisasi di podcast ini. Tidak ketinggalan, narasi yang menjadi elemen utama.


Setelah bikin konsep, saya coba turunkan ke dalam naskah berikut ini. Naskah saya gunakan untuk memandu dalam proses rekaman suara. Naskah juga dipakai untuk membuat musik.


PUISI : 

Darah dan semangatku bersatu dalam nadi

Tiap peluh, juangku tak runtuh

Mari teriakkan, MERDEKA!!


PROLOG :

Perjuangan tak lagi dengan teriakan lantang

Semangat adalah apa yang nampak dalam karya

Karena dengan mandiri, kita memberi bukti

Tak gentar dengan tantangan


The Late Brunch Podcast bersama saya Sara Neyrhiza dalam episode Bisa Merdeka, Bisa Berkarya


VOX POP 1 [ transkrip] :

Saya membatasi interaksi di studio milik saya selama pandemi ini. Ikut himbauan pemerintah saja, agar lebih mawas diri dan menjaga kesehatan.

Tapi bersyukur, ternyata banyak peluang bisnis yang masih terbuka. Asal mau berinovasi, kita bisa mandiri.


NARASI :

Pandemi, sebuah fase pembelajaran yang berharga. Akhirnya kita menyadari kan, bahwa tantangan, bisa datang kapan saja. Masa ini  belum pernah terbayangkan sebelumnya. Tapi berhasil menguji, seberapa kuat kita bertahan dan bekerja keras.


Sebagian orang, terpaksa di rumahkan. Tapi sebagian yang lain, mulai merintis berjualan kecil-kecilan.

Sebagian orang, berjuang memberi pengobatan. Dan sebagian yang lain patuh di rumah, menerapkan protokol kesehatan.

Sebagian orang mulai kembali bekerja demi kebutuhan mereka sehari- hari. Sebagian yang lain mencoba berinovasi, mencari celah peluang, bekerja dari rumah demi anak dan istri.


Kita memang sudah merdeka, tapi bukan berarti kan terus duduk santai berleha-leha??

Merdeka adalah tentang kesadaran, untuk mampu berdiri diatas kaki sendiri, tidak lupa saling menguatkan sesama, bekerja sama.


VOX POP 2  [ transkrip]:

Ora isoh dodolan mbak ning kantin mbak, sekolahe utup, wedi, kena virus.

Tapi Alhamdhlillah, saiki isoh dodolan online. Yen jarena wong jowo, nrima ing pandhum. Sapa sabar rejekine jembar.


NARASI :

Selamat datang new normal. Bukan suatu hal yang luar biasa, tetapi membiasakan hal baru agar lebih terbiasa. Terbiasa menerapkan protokol kesehatan, dalam kehidupn sehari-hari.

Baik di kantor, di rumah, di jalan, di pasar, dan dikeramaian. 

Lantas, apa yang bisa kita lakukan saat ini?


1. Jaga selalu kesehatan

Kita nggak bakal bisa ngapa- ngapain deh kalau sakit. Jika selama ini masih abai dengan kesehatan, maka harus setting ulang prioritas hidup. Kurangi tuh begadang, asupan junk food, rokok dan semua makanan minuman yang nggak berfaedah. Lebih baik rajin masak di rumah, menambah asupan buah dan sayur juga berolahraga.

2. Coba pikirkan alternatif penghasilan

Jika selama ini hanya fokus pada satu pekerjaan, masa pandemi juga memaksa kita untuk memikirkan alternatif sumber penghasilan. Jika penghasilan utama terganggu, maka penghasilan dari pekerjaan yang lain dapat menutupi kebutuhan. Pada akhirnya tidak ada pekerjaan yang 100% mapan. Kita harus mandiri, bergerak dan kreatif menjemput berbagai peluang yang ada.

kaya sekarang, training center yg saya miliki, harus saya tutup sementara. Saya gak mau ambil risiko terjadi penularan virus, saat kegiatan brlajar mrngajar berlangsung.

Tapi ternyata, pelatihan tetap bisa silakukan. Semua kelas berubah menjadi online.

Ternyata bisa juga? Tinggal mau kreatif atau nggak.

3. Bijak dalam mengatur keuangan

Coba deh Lihat kembali bagaimana kita mengatur keuangan.

Coba catat semua uang masuk dan keluar

Bedakan kebutuhan dengan keinginan

Kelola hutang dengan bijaksana. 

Menyiapkan dana darurat sekitar 3- 6 kali gaji bulanan

Serta belajar untuk memprioritaskan tabungan, investasi dan asuransi


Oiya, saya sih yakin kamu menjaga kesehatan fisik dengan baik. Tapi  menjaga kesehatan mental juga gak boleh ketinggalan. Siapa sih yang nggak stres menghadapi Covid-19 ini? Ngerasa kan kalau tubuh dan pikiran menjadi lebih lelah dibanding biasanya. Ruang gerak terbatas, jug minim sosialisasi tatap muka.


Maka, penting juga untuk menjaga diri kita tetap waras. Coba deh memulai kembali hobi. Ada yang masak, urban farming, menggambar, karaokean, nonton drama Korea, apapun yang bikin hati bahagia.


5. Dan gak lupa, yuk berkolaborasi untuk kebaikan

Nggak bertatap muka, bukan berarti nggak bisa kerja sama. Dengan teknologi, kita tetap bisa berkomunikasi, berkolaborasi, bahwa menciptakan hal- hal baik bersama.

Ingat, rasa lelah akan terasa lebih ringat kala kita saling menguatkan.


Mari kita berdoa dan berusaha untuk bisa selalu kreatif dalam berkarya. Mari kita dukung pemerintah dan tenaga kesehatan untuk bisa mengatasi virus yang masih meraja lela.

Mari saling bekerja sama dan percaya bahwa kita bisa melalui ini semua.

Saya Sara Neyrhiza, 75 tahun Indonesia Merdeka. Indonesiamu Indonesiaku,  Indonesia Maju


EPILOG :

Sudah Siap! Kepalkan Tanganmu! Kuatkan Semangatmu!

Suara anak kecil nyanyi :


17 Agustus tahun 45...


Kita tetap setia, tetap setia 

Mempertahankan indonesia

Kita tetap setia, tetap setia

Membela negara kita


***


Setelah proses merekam narasi monolog, saya lanjutkan dengan merekam lagu. Sengaja memilih lagu Hari Merdeka karya Husein Mutahar agar sesuai dengan tema lomba podcast ini yakni Cerita Kemerdekaan. Saya menyanyikan sendiri lagu Hari Merdeka, dengan mengubah suara menjadi karakter anak- anak, untuk memberikan variasi konten agar tidak didominasi suara orang dewasa.


Proses perekaman suara selesai, maka dilakukan proses editing. Elemen musik tentu tidak boleh ketinggalan. Saya minta suami saya Budi Pasadena membuat musik. So, semua musik di episode ini original. Prosesnya cukup lama untuk editing dan musik ini, hampir 3 jam.


LIHAT PROSES PEMBUATAN MUSIK



Setelah file audio siap, maka teknis selanjutnya adalah yang berkaitan dengan publikasi podcast sesuai dengan ketentuan lomba. Seperti membuat artwork, mengupload, membuat caption dan membuat audiogram sebagai materi teaser di instagram.


Sejujurnya proses produksi terbilang cukup ribet. Tapi ini cukup menantang, bisa menyusun berbagai elemen suara untuk menjadi kesatuan cerita berdurasi 10 menit ini dengan detail. 


Keseluruhan tahapan produksi yang saya lakukan, adalah sebagai berikut :

1. Bikin konsep & riset materi

2. Nulis naskah

3. Rekaman puisi

4. Rekaman narasi

5. Rekaman lagu

6. Rekaman voxpop

7. Produksi musik

8. Editing Audio

9. Desain artwork

10. Bikin audiogram

11. Nulis caption

12. Upload seluruh materi di Anchor dan IG TV


Dan beruntung, podcast ini terpilih menjadi salah satu pemenang dalam kompetisi podcast yang diadakan Kominfo tersebut.


Silakan klik video di bawah ini untuk mendengarkan podcast secara keseluruhan.



Bisa Merdeka, Bisa Berkarya

LOMBA PODCAST KOMINFO



Lihat behind the scene produksi podcast ini



See you on the next blogpost.








Thank you, 

 

Latihan Public Speaking dengan Podcast

7.9.20
LATIHAN PUBLIC SPEAKING DENGAN MEMBUAT PODCAST

Public speaking itu bakat? Ya, ada yang berbakat, ada yang tidak. 
Public speaking itu susah? Ya, bagi sebagian orang.
Public speaking bisa dilatih? Ya, sangat bisa.

Setiap orang memang punya tantangan masing- masing ketika melakukan public speaking. Kalau saya rangkum ada 3 hal yang sering menjadi kesulitan utama, yaitu :

1. Memahami audiens

Bagaimana kita berinteraksi dengan audiens yang satu dengan yang lain dengan perbedaan demografi, geografi, psikologi dan perilakunya. Tidak ada formula pasti bagaimana harus berbicara di depan laki- laki, di depan anak SD, atau di depan pejabat, atau di depan petani.

Kemampuan seseorang dalam beradaptasi dengan audieiens akan terasah, seiring bertambahnya jam terbang.

2. Penguasaan materi

Mungkin kita sudah mempersiapkan jauh- jauh hari materi yang akan kita sampaikan ke audiens. Tapi pada saat tampil, ternyata seluruh hapalan hilang, otak jadi blank, bingung mau ngomong apa, dan akhirnya terbata- bata ketika berbicara.

Belum lagi kalau rasa grogi tidak kunjung menghilang. Sesi pembukaan sudah terlewati. tekanan semakin intens saat sesi tanya jawab. Kita tidak mampu memberikan jawab memuaskan, dan audiens merasa kita tidak kredibel di topik tersebut.

3. Gaya berbicara

Itu mengapa public speking tidak sekadar ngomong doang, tapi juga "seni". Berbicara bukan hanya menyampaikan materi, namun juga didukung penguasaan komunikasi non verbal yang mumpuni. Bagaimana melakukan variasi intonasi, tempo, jeda yang didukung dengan ekspresi wajah, gestur sehingga tidak monoton dan membosankan.

Melihat 3 tantangan ini, hanya ada 2 rumus yang bisa kita pegang untuk bisa menghadapinya. Yang pertama PERCAYA DIRI dan yang kedua LATIHAN.


Okey, percaya diri itu masalah mindset. Motivasi terbesar harus lahir dari diri sendiri. Jadi temukan alasan terbesar kenapa harus pe-de. Misal, karena kita tahu communication skill itu salah satu kunci keberhasilan dalam karir, makanya harus di asah sedini mungkin. Harus mau mencoba, meski awalnya malu dan nggak bisa.

Kedua, ngomongin latihan. Kalau belum pede ngomong di depan orang banyak, kita bisa latihan ngomong di rumah. Kalau ngomong di depan cermin udah terlalu mainstream, kenapa nggak coba bikin podcast a.k.a. siniar.

Apalagi sekarang podcast lagi ngehits di Indonesia, paling nggak sekalian belajar ngomong sekalin bikin konten.


Latihan Public Speaking Dengan Podcast

MEMBUAT PODCAST DENGAN MUDAH DAN GRATIS


Apa yang menarik dari podcast ini? Kamu bisa berlatih untuk menghadapi 3 tantangan public speaking di atas.

1. Tentukan audiensmu

Kalau bingung memahami audiens, coba deh pilih audiens yang tepat untuk podcastmu. Katakan untuk perempuan usia 15- 25. Dengan fokus pada audiens tersebut, kamu bisa membayangkan ketika berbicara di podcast, kamu lagi berbicara sama mereka. Bayangin aja kamu lagi ngobrol secara personal dengan mereka. Bangun suasana yang santai dan dekat, yang bikin kamu leluasa dalam berbicara tanpa takut terlihat salah.

2. Mempersiapkan materi

Biar ngomongnya nggak belepotan, kamu bisa siapin dulu sebuah naskah/ teks. Awalnya mungkin kamu harus baca teks tersebut. Tapi semakin terlatih, kamu akan belajar improvisasi. Kamu jadi bisa berpikir cepat, memilih diksi yang tepat, dan adaptif terhadap situasi nggak terduga.
Podcast di sini membantu banget dalam menyusun pesan secara terstuktur. Jadi dengan bantuan naskah, kamu bisa ngomong rapi, nggak belepotan dan pesan yang disampaikan juga jelas.

3. Storytelling

Kalau mau bikin podcast, tentu harus merekam suara. Nah, ketika suara sudah kamu rekam, coba deh dengarkan baik- baik. Apakah gaya ngomongnya asyik? Atau membosankan? Kamu bisa evaluasi, seandainya dengerin caramu ngomong, orang lain bakal betah atau nggak?
Di sini perlu kelapangan hati mengakui kalau memang masih banyak kekurangan sana sini. Nggak papa, kan kita belajar dan beproses. Tapi semakin sering mencoba, makin tahu apa yang harus dibenahi.
Kamu bisa juga dengerin podcast lain untuk mempelajari cara bertutur mereka. Kalau makin luwes, gara berbicaramu bisa diadaptasi & dimodifikasi ketika kamu melakukan public speaking.


Apakah kelihatan keren ngomong di podcast bakal sama kerennya saat public speaking? Belum tentu, karena saat public speaking kita berhadapan langsung sama orang. Feedbacknya juga langsung.
Tapi minimal, dengan terbiasa berbicara di podcast, kita udah latihan melakukan persiapan, latihan mainin theater of mind dan latihan improvisasi. Practise makes perfect, guys!


Kalau kamu pengen membuat podcast kamu bisa baca artikel di bawah ini.

Baca Juga : Membuat Podcast dengan Mudah dan Gratis


Baca Juga : Contoh Naskah Podcast


Baca Juga : Tanya Jawab Seputar Podcast


See you on the next blogpost.








Thank you, 


Buku Public Speaking, Semua Bisa Bicara

3.9.20

 

BUKU PUBLIC SPEAKING SEMUA BISA BICARA SARA NEYRHIZA


Naik panggung, pertama kali di usia 8 tahun, kelas 3 SD. Saya diminta untuk melakukan Kultum (Kuliah Tujuh Menit) saat Ramadan di hadapan semua siswa kelas 1-6 dan para guru. Penampilan saat itu saya membawakan sebuah ceramah berjudul umur. Intinya, kalau orang mau bermanfaat, belajarlah dari pohon kelapa, yang umurnya panjang, semua bagian tubuhnya bermanfaat bagi manusia.


Mama yang membuatkan naskahnya. Saya berlatih beberapa hari sebelum tampil, dan akhirnya sukses keluar sebagai juara favorit. Ternyata di lombakan :)


Setelahnya, saya mewakili sekolah untuk lomba di jenjang yang lebih tinggi. Mulai saat itu, rasanya public speaking menjadi hal yang sering saya lakukan.


Semua belajar secara otodidak. Terbiasa tampil menari dan drum band sejak TK, mental saya sudah cukup terasah. Yang berbeda adalah bagaimana kemampuan dalam mengolah kata. Dan hobi membacalah yang memberi banyak asupan.


Ketika SMA mulai menjadi penyiar radio, public speaking berubah menjadi profesi. Saya mulai diminta menjadi MC di berbagai acara kantor. Dan keterusan hingga saat ini. Hanya sekarang saya lebih selektif dalam memilih acara. Karena ternyata saya lebih nyaman sebagai pengajar dan pembicara seminar atau workshop, berbagi wawasan dan berdiskusi dengan banyak orang.


Public speaking, bisa karena terbiasa.


Hal ini pula yang saya tekankan kepada para siswa di SPEAKING.id pelatihan public speaking yang saya inisiasi 2 tahun lalu. Mau les berapa kalipun akan sama saja, kalau nggak mau praktik. Ya, itu kuncinya latihan, latihan, latihan.


Tapi jelas, latihan memang tidak mudah. Mental block, salah satu kendala yang sering dihadapi. Takut berbuat salah, takut terlihat buruk, takut malu dan segala ketakutan lain yang meruntuhkan rasa percaya diri.


Permasalahan ini, berasal dari dalam diri. Artinya, motivasi diri yang kuatlah yang bisa meruntuhkannya. Mau bilang public speaking cuma ngomong doang, ya silakan. Tapi ternyata memang public speaking, gak bisa kalau cuma sekedar ngomong doang. Entar yang diomongin nggak ada isinya, nggak ada tujuannya, gak ada efeknya buat orang lainnya.


Saya pernah merasakan hal yang sama. Dan rasa khawatir, deg- degan ketika mau tampil itu nggak bisa dihilangkan. Yang bisa saya lakukan adalah dengan mengontrol hal tersebut. Kalau saya merasa sudah melakukan persiapan, sudah latihan, hati saya menjadi lebih kuat. Kalaupun nantinya grogi, pasti hanya 2-3 menit pertama. Selanjutnya bisa terasa lebih mudah.



SEMUA BISA BICARA


BUKU PUBLIC SPEAKING SEMUA BISA BICARA SARA NEYRHIZA

Dengan pengalaman tersebut, saya mencoba untuk merangkumnya dalam sebuah buku. Buku ini saya tulis selama 2 bulan, yang merangkum perjalanan public speaking sejak 22 tahun lalu.


Bukunya nggak terlalu tebal, ukurannya nggak besar. Jadi bisa enteng dimasukin di tas. ⁣Kalau tiba- tiba dapet tugas memberi sambutan, menjadi MC dadakan, atau melakukan presentasi di depan klien atau atasan, buku ini bisa langsung bisa dibaca sekilas dan sekaligus menjadi panduan agar berani dan #SemuaBisaBicara⁣⁣.


Beberapa pertanyaan tentang public speaking dari teman-teman, saya coba menjawabnya juga, seperti.

- Komunikasi efektif yang kaya gimana?⁣⁣

- Metode public speaking apa aja?⁣⁣

- Ngilangin grogi gimana?⁣⁣

- Ngilangin medok pake apa?⁣⁣

- Aroma tubuh itu pesan nonverbal juga ya?⁣⁣

- Suara bulat cara latihannya gimana?⁣⁣

- Bantuin bikin naskah pidato dong?⁣⁣

- Persiapan MC apa aja?⁣⁣

- Presentasi ada alurnya juga nggak?⁣⁣

- Moderator itu tugasnya ngapain?⁣⁣ dan masih banyak lainnya/

⁣⁣

Akhirnya, saya bisa mengatakan bahwa ada dua hal penting dalam public speaking : percaya diri dan latihan. Buku ini akan mendorongmu untuk mau berlatih dan berani tampil berbicara di depan umum. Jika kamu merasa grogi, deg- degan, malu, cemas, tenang itu bukanlah kegagalan, itu WAJAR! Teruslah berusaha. Yakinkan dirimu. Kamu Bisa Bicara!


Beli Buku #SEMUABISABICARA


See you on the next blogpost.








Thank you, 


Auto Post Signature