Terimakasih untuk Solo Mengajar yang beberapa waktu lalu menyelenggarakan lomba penulisan artikel.Di lomba tersebut saya turut serta mengikutkan karya saya yang berjudul " Karena Keterbatasan Bukan Akhir " . Pada tulisan saya, saya mengulas fenomaa 2 sekolah dasar di daerah sukoharjo dan sebuah sekolah dasar di Gunung Kidul. Ketiga sekolah tersebut memiliki kondisi yang cukup memperihatinkan, khususnya di kelengkapan sarana prasarana sekolah. Fasilitas sekolah yang terbatas tersebut, otomatis mempengaruhi kegiatan belajar mengajar para siswa disana.
Permasalahan tersebut adalah sebagian kecil dari permasalahan yang ada di dunia pendidikan Indonesia.
1. Rendahnya
mutu pendidikan
2. Pemanfaatan
teknologi informasi kurang maksimal
3. Tingginya
biaya pendidikan
4. Pemerataan layanan pendidikan
5. Belum terpenuhinya standart kompetensi guru
6. Terbatasnya dana pendidikan
7. Keterbatasan tenaga pendidik dan tenaga
kependidikan
8. Akses
kependidikan yang rendah
9. Rendahnya
angka partisipasi masyarakat
10. Rendahnya
kesejahteraan guru
Adalah PR besar yang belum terpecahkan. Dalam artikel yang saya tulis, saya mencoba memberikan beberapa solusi untuk memperbaiki mutu pendidikan di Indonesia pada umumnya
1. Memperbaiki sistem
Sistem
pendidikan saat ini erat kaitannya dengan sistem ekonomi yang diterapkan yakni
sistem ekonomi kapitalis, dimana negara meminimalkan peran dan tanggung
jawabnya dalam urusan publik, termasuk pendidikan. Maka, solusi untuk masalah-masalah
yang ada, khususnya yang menyangkut
perihal pembiayaan seperti rendahnya
sarana fisik, kesejahteraan guru, dan mahalnya biaya pendidikan, berarti
menuntut juga perubahan sistem ekonomi yang ada.
2. Solusi teknis, yakni solusi yang menyangkut hal-hal teknis yang berkait langsung dengan pendidikan. Solusi ini misalnya untuk menyelesaikan
masalah kualitas guru dan prestasi siswa.
Sebagai contoh agar seorang guru memiliki
kemampuan yang mumpuni, maka para guru diberikan kemudahan untuk melanjutkan
pendidikan yang lebih tinggi.
3. Memupuk kesadaran sosial.
Selama ini mungkin kita terlalu egois dengan
kebutuhan diri kita sendiri, sementara masih banyak anak-anak yang kesulitas
menempuh pendidikan bahkan putus sekolah.
Saat ini penting bagi diri kita untuk lebih peduli
dengan sesama. Lebih memperhatikan nasib Saudara kita yang membutuhkan bantuan.
Kitapun dapat turut membantu mencerdaskan bangsa dengan melakukan hal sederhana
yang kita bisa lakukan. Kita bisa memberikan les-les gratis, melatih ekstrakulikuler,
menyalurkan nilai positif melalui dongeng atau mengajarkan ketrampilan kepada
mereka yang kurang atau belum mempu menikmati dunia pendidikan. Tidak harus di
dalam forum formal, namun kita bisa membantu sesama dengan cara-cara yang
sederhana. Harapannya dengan kesadaran dari hati untuk membantu sesama, kita
dapat menggali prestasi yang lebih tinggi dari segenap rakyat Indonesia.
4. Melatih Kreativitas
Selama ini pelajaran di sekolah cenderung
mengajari kita untuk menghafal, menghafal dan menghafal. Sedangkan, dunia luar,
khususnya di era globalisasi saat ini menuntut kita untuk memiliki soft skill
yang baik, yang dapat berupa kreativitas, kemampuan berinovasi, berorganisasi
dan sebagainya. Meskipun memiliki keterbatasan dalam sarana, tidak ada salahnya,
saat ini kita mengikuti atau bahkan membuat sebuah kegiatan yang berisi
simulasi-simulasi tertentu yang erat kaitannya untuk memupuk kemampuan soft
skill individu. Sehingga bukan hanya kemampuan intelegensi saja yang dikejar,
namun juga kemampuan atau ketrampilan pendukung lainnya.
“Keterbatasan bukan menjadi halangan.
Tetapi menjadi tantangan, yang harus kita yakini,kita mampu melewatinya. Karena
keterbatasan bukan akhir dari segalanya.”