6 Hal yang akan Membuat Audiens Membenci Presentasimu

26.12.20

 

CARA MENARIK PERHATIAN AUDIENS KETIKA PUBLIC SPEAKING

"Apakah penampilan saya terlalu buruk?" 

"Apakah materi terasa membosankan?"

"Apakah saya orang yang menyebalkan?"


Pernahkah kamu merasa tidak dihargai audiens, saat presentasi di kantor atau di kampus?  Selain bikin tidak semangat, hal ini juga membuat penampilan jadi asal-asalan. Dan akhirnya menurunkan percaya diri dipenampilan selanjutnya. "Toh, juga gak diperhatikan. Kenapa harus tampil dengan oke?"


Mengapa hal ini bisa terjadi? Apakah ini berarti audiens membenci presentasi kita?

 Yuk, kita coba cari tahu apa kemungkinan penyebabnya.


1. Jarang berinteraksi dengan teman-temanmu. 

Sehingga tidak terjalin kedekatan emosional. Atau parahnya, kamu adalah pribadi yang menyebalkan. Kasarnya begini, selama ini kawan atau kolegamu mungkin menganggapmu tidak penting, maka ketika kamu tampil di depan, kehadiranmu dianggap tidak cukup penting juga. 


Butuh usaha lebih keras untuk mengubah impresi audiens. Tapi tetap bisa dilakukan, yang paling mudah adalah dengan menggunakan pakaian yang berbeda dengan kebiasaan. Minimal, secara visual kamu bisa mencuri perhatian.


2. Penampilan presentasimu membosankan.

Presentasi dalam format acara edukasi atau bisnis bisa menjadi rutinitas. Karena dianggap biasa, maka tidak perlu tampil istimewa.  Beberapa orang mungkin tidak tertarik untuk meningkatkan communication skillnya. Maka, dengan penampilan volume suara yang terlalu lirih, bicara monoton, sampai postur tubuh yang terlihat kaku atau kikuk, akhirnya menjadi kebiasaan yang meninggalkan kesan membosankan bagi para audiens.


Baca Juga : Belajar Presentasi dari Seo Dal Mi di Drama Korea Start Up


3. Tidak fokus pada audiens yang hadir.

Postur adalah salah satu bahasa tubuh yang harus kita jaga. Agar telihat percaya diri, seseorang harus berdiri tegak, menjaga ekspresi wajah tersenyum semangat, serta menggunakan gestur pendukung agar terdengar meyakinkan.


Tapi tidak semua orang menganggap hal ini penting. Lihat saja yang sering terjadi. Selama public speaking, tubuhmu lebih condong membelakangi audiens karena sibuk membaca slide presentasi. Atau fokus pada materi print out yang kamu pegang. Selain terlihat monoton, kamu juga tidak menjaga eye contact dengan audiens.


Sebagai presenter kamu tidak menganggap audiens ada, maka audiens juga tidak menganggapmu hadir untuk mereka.


4. Materi yang disampaikan tidak menarik.

Presentasi memasukan kekuatan vokal, visual dan verbal. Meski verbal adalah elemen terkecil yang meninggalkan kesan, bukan berarti lalu dianggap remeh dan dilupakan. Bisa saja materi yang disampaikan bertele- tele,  terlalu lawas, tidak ada WOW Moment, atau memang tidak relate dengan audiens. Sehingga, audiens merasa tidak memiliki ketertarikan dan kepentingan untuk mendengar lebih jauh.


5. Menampilkan slide dokumen dan bukan slide presentasi.

Pernah melihat dosen memaparkan materi kuliah berupa slide yang panjang lebar dan full of text? Ini bukanlah slide presentasi, melainkan slide dokumen.


Slide dokumen bertujuan memaparkan hal penting secara menyeluruh. Sedang slide presentasi fokus pada poin- poin penting saja.


Slide dokumen sering kali minim estitika. Bukan hanya penuh teks berukuran kecil tapi juga tidak ada gambar pendukung.


Bagi audiens, slide dokumen membuat mereka harus membaca materi, sehingga apa yang disampaikan presenter tidak lagi penting 


Baca Juga : Rumus Berbicara Efektif


6. Tidak ada interaksi

Presentasi adalah aktivitas komunikasi. Maka, penting untuk melibatkan audiens dalam kegiatan tersebut agar komunikasi yang berlangsung bersifat 2 arah. Beri kesempatan audiens untuk berpendapat, bertanya, atau memberi tanggapan, tidak melulu menunggu sesi tanya jawab berlangsung.


Selain 6 hal di atas, adakah hal lain yang membuat audiens malas mendengarkanmu saat presentasi?



See you on the next blogpost.








Thank you, 



Ikut Pelatihan Public Speaking Langsung Jago?

14.12.20

 PELATIHAN PUBLIC SPEAKING ONLINE



Saya tidak berani memberi jaminan yang bombastis ketika memutuskan membangun SPEAKING.id di tahun 2018.

"Kursus di sini  dijamin bisa!" 

"Diajari sampai berhasil!" 

"Belajar di sini pasti sukses berbicara!" 


Tidak, pelatihan ini nggak akan menghilangkan grogimu dan membuatmu jago presentasi dalam 3 kali pertemuan. Tidak ada sulap semacam itu. Kami memfasilitasi belajar. Bukan bengkel ketok magic. Bukan pula MLM yang menjual mimpi-mimpi manis.


Yang saya yakini, bahwa proses belajar tidak berhenti di sesi pelatihan/kursus saja. Sebagai pengajar, tentu saja saya berusaha memberi 110% yang saya mampu. Tapi hasilnya, bisa 110%, 200%, 50% atau 0% tergantung bagaimana peserta pelatihan mengembangkan teori dan teknik yang diajarkan, SETELAH pelatihan berakhir.


Sama seperti kuliah. Tidak semua mahasiswa berkarir sesuai program studi yang diambil dan dipelajarinya bertahun- tahun. Begitu pula dengan mengikuti #kursuspublicspeaking 


Keputusan ada di tangan pembelajar.

Selama masih ada alasan "Saya takut nggak dihargai audiens" 

"Saya malu kalau improvasisasi diketawain " "Nanti kalau banyak gaya, saya kelihatan aneh" dan ratusan "ngeles" lainnya untuk berani mencoba hal baru, maka inilah yang akan menjadi hambatan untuk berkembang.


Secukupnya saja ikut pelatihan. Cari tahu teknik seperti apa yang baik dan benar. Dan selanjutnya dipraktikkan. Berproses. Butuh waktu.


Saya mendedikasikan episode pertama Season 3 The Late Brunch with Sara Neyhriza Podcast untuk siapapun yang ingin belajar melalui lembaga pelatihan. Intinya, meskipun kita mengeluarkan uang, namun hasil ditentukan dari seberapa besar kita mengusahakan.


 

Terbentur, terbentur, terbentur, TERBENTUK - Tan Malaka


See you on the next blogpost.








Thank you, 


5 Perbedaan Sepatu Lari dan Sepatu Jalan

6.12.20

 

Perbedaan Sepatu Lari dan Sepatu Jalan


Dua tahun terakhir, saya mulai menyukai aktivitas lari. Tidak perlu waktu lama untuk menyegarkan tubuh di pagi hari, cukup lari 30-45 menit. Karena sudah jadi hobi, untuk lari pagi saya tidak sembarangan dalam memilih sepatu. Ada banyak jenis sepatu yang dijual di pasaran, beberapa di antaranya seperti sepatu lari, sepatu jalan, sepatu sepatu boots, sepatu sneakers dan lain sebagainya. Selain sebagai alas kaki, fungsi sepatu telah melebar menjadi berbagai fungsi, seperti mempercantik penampilan hingga untuk keperluan olahraga.

 

Salah satu masalah terbesar dalam memilih sepatu adalah dengan menganggap bahwa semua jenis sepatu memiliki fungsi yang sama. Padahal satu jenis sepatu memiliki fungsi yang berbeda dengan lainnya.

 

Beberapa sepatu yang sering dianggap sama adalah sepatu lari dan sepatu jalan. Kedua jenis sepatu ini seringkali disalahgunakan oleh banyak orang, sebagai contoh sepatu lari untuk jalan-jalan dan sepatu jalan untuk keperluan olahraga.

 

Supaya tidak salah memilih, tulisan ini akan membahas 5 perbedaan antara sepatu lari dengan sepatu jalan. Yuk, simak ulasan berikut ini.



1. Bantalan Sepatu

Perbedaan pertama antara sepatu lari dan sepatu jalan adalah dengan melihat bantalan sepatu atau cushioning yang ada di dalamnya. Sepatu lari biasanya memiliki bantalan yang cukup banyak seperti di tumit dan di kaki depan, ini bertujuan agar mengurangi resiko benturan di persendian ketika sedang berlari.

 

Hal ini berbeda dengan sepatu jalan. Jenis sepatu ini pada umumnya tidak memiliki bantalan yang banyak seperti sepatu lari. Sepatu jalan memiliki bantalan tumit yang sedikit, sehingga kamu dapat berjalan dengan cepat.


2. Ketinggian Tumit (heel)

Heel sepatu lari ternyata berbeda dengan sepatu jalan. Sepatu lari pada umumnya memiliki tumit yang tinggi melebihi ujung kaki. Hal ini bertujuan supaya saat berlari tidak mengalami pronasi secara berlebihan.

 

Di samping itu, tumit atau heel tinggi pada sepatu lari juga bertujuan untuk mendukung tubrukan saat kaki menyentuh tanah sehingga lebih stabil. Adapun sepatu jalan biasanya memiliki tumit atau heel yang rendah. Sepatu ini tidak memerlukan tumit yang tinggi karena tidak ditujukan untuk berlari supaya lebih stabil.


3. Fleksibilitas

Sepatu lari dan sepatu jalan pada umumnya harus memiliki fleksibilitas yang baik. Namun, perbedaan fleksibilitas kedua jenis sepatu ini terlihat bahwa sepatu lari cenderung fleksibel atau lentur di bagian tengah dan kadang ditambahkan di bagian depan. Hal ini bertujuan supaya dapat mengayunkan bola kaki saat berlari dengan mudah.

 

Sayangnya, sepatu lari memiliki bagian yang tidak fleksibel dan tidak bisa untuk digunakan sebagai sepatu jalan. Hal ini disebabkan karena sepatu ini sudah didesain khusus agar membuat kaki stabil saat berlari, khususnya untuk membuat kaki tidak banyak berputar saat melangkah.

 

Adapun sepatu jalan pada umumnya hanya memiliki fleksibilitas di depan kaki. Ini dikarenakan sepatu jalan hanya membutuhkan bagian jari-jari kaki supaya dapat berjalan dengan baik.


4. Ketersediaan Flared Heel

Ketersediaan flared heel atau “tumit yang melebar” adalah satu perbedaan antara sepatu lari dengan sepatu jalan selanjutnya.

 

Sepatu lari akan selalu memiliki heel flare yang dapat digunakan sebagai penstabil ekstra untuk bagian kaki tengah dan depan saat pelari menginjak tanah. Adapun sepatu jalan biasanya tidak memiliki flared heel karena dianggap tidak diperlukan.


5. Berat Sepatu

Hal terakhir yang membedakan sepatu lari dan sepatu biasa adalah beratnya. Sepatu lari biasanya didesain khusus supaya dapat berlari dengan lebih mudah. Tak heran bila sepatu lari lebih ringan dibandingkan dengan sepatu jalan.

 

Pada umumnya sepatu jalan memang lebih berat daripada sepatu lari. Namun, hal ini akan berbeda bila ada sepatu jalan yang memiliki bantalan dan bobot ringan, sehingga menghasilkan sebuah sepatu jalan yang tetap nyaman saat digunakan. 



Catatan

Setelah mengetahui berbagai perbedaan antara sepatu lari dengan sepatu jalan, salah satu hal yang harus diketahui adalah dengan mengetahui tips dalam membeli sepatu.

 

Untuk mendapatkan rekomendasi sepatu lari atau sepatu jalan, hal yang harus dilakukan adalah dengan cara memilih sepatu sesuai dengan kebutuhan dan beli sepatu di siang hari karena ukuran kaki pada waktu siang biasanya menjadi lebih besar.

 

Di samping itu, ketahui ukuran sepatu yang sesuai dengan kakimu, dan tak kalah penting adalah dengan mencoba sepatu tersebut apakah nyaman atau tidak ketika berjalan dengan sepatu tersebut atau tidak.

 

Itulah kelima perbedaan antara sepatu lari dengan sepatu jalan, jangan lupa untuk mengetahui perbedaan kedua jenis sepatu tersebut agar kamu bisa memakainya sesuai kebutuhan.



See you on the next blogpost.








Thank you, 


Belajar Teknik Presentasi dari Seo Dal Mi di Drama Korea Start Up

2.12.20

 


Penampilan Seo Dal Mi dengan kaos merah bertuliskan CEO di atas panggung Sand Box, berhasil membuat penonton deg-degan. Hal ini sama dirasakan oleh rekan se-timnya dari Sam San Tech yang ragu akan kemampuan Dal Mi karena ia "hanya" lulusan SMA. Audiens juga dibuat penasaran, mampukan Dal Mi berbicara efektif dan memukau juri pada sesi presentasi tersebut.


Episode 5 drama korea Start Up yang dibintangi oleh Suzy, Nam Joo Hyuk, Kim Seon Ho, and Kang Han Na  membuat kita belajar banyak hal. Bukan hanya tentang semangat meraih cita- cita, problem solving, collaboration, bisnis, tetapi juga keterampilan berbicara di depan umum.


Diceritakan, Seo Dal Mi (Suzy), Nam Do San (Nam JooHyuk) dan dua orang rekannya Lee Chul San Kim Yong San mendaftarkan diri ke sebuah ajang Hackathon atau inkubasi perusahaan bernama ‘Sand Box’. Sand Box ini ibarat Silicon Valley-nya Korea. Setelah sepakat menjadi sebuah tim, mereka ditantang untuk membuat sebuah program berbasis Artificial Intelligence selama 3 hari. Dalam mencapai tujuan tersebut, perlu adanya suatu model yang dibentuk menggunakan Machine Learning. 


Seo Dal Mi dan tim memutuskan untuk membuat pemodelan untuk mendeteksi tulisan palsu dan asli dengan menggunakan data tulisan tangan dari bank Jeonghan. Setelah 3 hari berlalu, CEO kemudian diminta untuk mempresentasikan hasil kerjanya di depan juri, yang pada akhirnya memilih 5 perusahaan rintisan untuk masuk ke dalam Sand Box.


Dari sesi presentasi Seo Dal Mi di momen tersebut, ada banyak hal yang bisa kita pelajari kaitannya dengan teknik presentasi. Apa sajakah itu?


1. Persiapan adalah Koentji

Tidak melakukan persiapan, berarti sedang mempersiapkan kegagalan. Begitu pula dengan Seo Dal Mi yang membuat naskah sebelum ia tampil, serta mempelajari materinya dengan baik. Persiapan ini tentu saja disempurnakan dengan campur tangan Han Ji Pyeong yang mengoreksi naskah miliknya.



2. Self- control yang baik


Grogi sebelum public speaking adalah hal yang wajar. Terlebih jika kita berada di atas panggung dengan banyak penonton dan tekanan karena dinilai oleh juri.


Begitu pula yang terjadi pada Dal Mi. Berdiam sejenak di atas panggung sebelum berbicara bukan hal yang haram. Justru ini baik dilakukan sebagai bentuk pengendalian diri. Daripada bicara belibet dan ragu-ragu, kita bisa diam sejenak, mengamati audiens yang hadir sembari mengumpulkan keyakinan untuk tampil lebih percaya diri.


Self-control yang baik juga dilakukan Seo Dal Mi dengan menjaga ekspresi wajah yang bersemangat dan suara yang lantang serta meyakinkan.


Baca Juga : Rumus Bicara Efektif


3. Melakukan interaksi dengan audiens

Tidak seperti kebanyakan presenter yang terburu- buru masuk ke isi, Seo Dal Mi menggunakan pertanyaan sebagai bridging untuk berinteraksi dengan audiens.

Sebelum mulai aku ingin bertanya. Apa kembar identik memiliki jenis tulisan yang sama persis?


Memberi pertanyaan ini menjadi bagian yang menarik dari sesi presentasinya, karena audiens diajak terlibat. Komunikasi yang terjalin menjadi  dua arah.



4. WOW Moment bikin menarik

WOW Moment adalah suatu hal yang mampu mencuri perhatian. Bentuknya bisa berupa cerita menyentuh, fakta atau data penting, video yang memukau, interaksi yang menyenangkan, suara yang dinamis, dan lain- lain.


Membuka presentasinya Seo Dal Mi menyajikan sebuah data yang menarik, sehingga audienspun terus menyimak pemaparannya lebih jauh.

Hasil eksperimen dari peneliti di Amerika mengatakan, bahwa kembar identik sekalipun memiliki jenis tulisan yang berbeda. Dengan ini tulisan tangan bisa disebut juga dengan sidik jari dari otak yang memiliki keunikan masing- masing.



5. Hand Movement untuk memperkuat makna



Hand movement adalah salah satu pesan non verbal yang bisa digunakan untuk memperkuat makna verbal. Sembari menjelaskan, Seo Dal Mi sering menggerakkan tangan (gestur) mengikuti kata- kata yang ia sampaikan, juga menunjuk ke slide presentasi untuk menekankan poin- poin tertentu.



6. Menguasai panggung

Meski presentasi yang dilakukan berada dalam konteks formal, namun seorang presenter tidak harus menunjukkan postur yang kaku dengan berdiri tegak dan diam sepanjang acara. 

Dal Mi terlihat luwes dan menguasai panggung karena tidak segan untuk berjalan ketika menjelaskan materi. Hal ini juga terlihat tidak monoton bagi audiens, karena pandangan mata penonton diajak bergerak seiring dengan posisi tubuh Dal Mi berada.



7. Slide Presentasi Dinamis



Sering melihat slide presentasi penuh teks? Ups! Pasti sangat membosankan. 


Hal ini tidak terjadi dengan slide presentasi Seo Dal Mi yang didesain oleh Jeong Sa Ha yang menjadi desainer di tim Sam San Tech. Slide presentasi miliknya hanya fokus pada poin- poin penting, menyederhanakan teks ke dalam gambar serta didukung transisi slide yang dinamis.


Dengan slide presentasi yang powerful, presenter juga lebih bebas berimprovisasi. Lagi- lagi presentasinya nggak kaku, nggak kaya dosen ngajar di kelas, kan? hehehe



8. Impactful Closing



Presentasi nggak perlu bertele- tele. Seo Dal Mi juga hanya diberi waktu 3 menit untuk presentasi. Dengan waktu yang singkat, ia mampu melakukan presentasi dengan pembukaan yang kuat, isi yang jelas, serta punch line yang meninggalkan kesan.


Punch line di sini adalah bagian akhir presentasi yang bertujuan membangkitkan keinginan audiens untuk melakukan sesuatu. Maka kalimat penutup harus kuat dan mampu menyampaikan emosi.

Aku merasa sangat senang karena bisa bersama Sam San Tech memulai perjalanan ini. Aku harap Sand Box bisa menjadi awal dari perjalanan ini 


Terlepas dari proses shooting dan editing, namun penampilan Seo Dal Mi bisa dibilang mengesankan dalam sesi presentasi ini. Perpaduan dari teknik dan tools yang sempurna.

TAPI...


Meski demikian, ada sedikit catatan berkaitan dengan pakaian yang ia kenakan. Alangkah baiknya, Seo Dal Mi tidak menggunakan luaran berupa jaket tersebut. Pakaian menjadi salah satu eleman visual yang mampu menarik perhatian dan kepercayaan audiens di momen awal public speaking. 

Jaket terlihat sederhana dan kurang profesional. Maka, untuk pakaian, apresiasi saya berikan pada penampilan Won In Jae, yang lebih memilih menggunakan blazer bernuansa formal, simple dan terlihat profesional. 

Tenang.

Style Seo Dal Mi sudah sempurna saat presentasi di episode ke 11 :)


Baca Juga : Persiapan Public Speaking


*Semua gambar di tulisan ini diambil dari screenshot youtube TVN.

See you on the next blogpost.








Thank you, 


Bedah Naskah Podcast Monolog di Lomba Podcast PFN 2020

28.11.20
NASKAH PODCAST MONOLOG


Ini adalah salah satu kompetisi podcast yang berhasil saya menangkan. Lomba podcast ini diadakan oleh Kominfo dan Perum Produksi Film Negara dengan mengangkat tema “Satu Nusa, Satu Bangsa, Satu Bahasa – Peran Saya dalam Pemulihan Ekonomi Nasional.” yang dilaksanakan dalam rangka Hari Sumpah Pemuda Ke-92, HUT NKRI Ke-75 dan HUT Perum PFN Ke-75. 


JUARA LOMBA PODCAST PFN 2020


Juri Lomba yang WOW banget.

Saya sempat kaget, ketika tahu bahwa lomba podcast ini menghadirkan banyak dewan juri. Siapa saja dewan jurinya baru diumumkan saat pengumuman pemenang Lomba Podcast PFN 2020 dilakukan, Rabu 4 November 2020 melalui platform Zoom. "Wah, nggak kaleng-keleng nih," batin saya.


Siapa saja dewan jurinya, mereka adalah 

  • Hendri Saparini (ekonom dan Founder Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia),
  • Ahmad Mahendra (Direktur Perfilman, Musik dan Media Baru Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan)
  • Tjandra Wibowo (Direktur Produksi dan Komersial Perum PFN)
  • Joshua Puji Mulia Simanjuntak (Staf Ahli bidang Inovasi dan Kreativitas Kemenparekraf)
  • Fadli Rahman (Staf Ahli Ketua Satgas Pemulihan Ekonomi Nasional dan Komisaris PT Pertamina Hulu Energi)
  • Ferdinandus Setu (Kepala Biro Humas Kementerian Komunikasi dan Informatika)
  • La Rane Hafied (Working Group Layanan Podcast dan Digital Radio Singapore International)
  •  Rizky Adi Nugroho a.k.a Mr. Popo (Founder Podcast Do You See What I see


Podcast ini saya buat cukup singkat. Paling cuma 2 jam, karena sudah mepet deadline. Kebut aja, yang penting bisa ikutan dan nambah episode baru kalaupun entar kalah.


Baca Juga : Tips Membuat Naskah Podcast


Sama seperti episode The Late Brunch Podcast yang lain, saya juga menyusun naskah terlebih dahulu  sebelum sesi merekam suara. Setelah mengumpulkan data, dan menyusun kerangka cerita, maka saya susun sehingga menjadi naskah yang enak dibaca dan disampaikan.



Berikut ini naskah podcast monolog berjudul "Kita Bisa Apa?"


Introduction

7 bulan lebih di rumah aja? Apa aja yang berubah? Pertama/ jelas rajin pake masker/ selalu bawa handsinitizer/ dan menghindari keluar rumah untuk hal yang nggak perlu//

Kedua/ jadi rajin masak// Selain bisa lebih menjaga kesehatan/ ternyata cara ini juga efektif bikin nggak jajan sembarangan//

Ketiga/ ngantor mulu di rumah// Bener deh/ sejak 16 Maret 2020 saya nggak terima undangan dan pekerjaan di luar rumah// Bukannya sok sokan ya/ tapi memang pengen lebih menjaga diri aja/ Lagian pekerjaan semua bisa online kok// Malah lebih hemat ongkos transport dan jajan..//hehehehe

Keempat/ jadi rajin nonton film// Banyak film Indonesia lawas yang saya tonton ulang// Sekalian nostalgia//

Kelima/ nggak pernah belanja produk tersier// Dulu ya/ hampir tiap bulan hobi banget belanja baju/ tas dan sepatu// Sekarang/oh tentu tidak...//Lha gimana sih/ kan nggak kemana- mana/ pake aja daster di rumah//


Main Idea - Data Explanation

Saya yakin nggak sendiri// Jutaan orang mungkin melakukan hal yang sama// Perubahan perilaku konsumsi masyarakat ini/ ternyata berdampak besar// Aktivitas masyarakat menurun yang berdampak pada ekonomi/ khususnya sektor informal atau UMKM//

Pemerintah juga bekerja keras untuk memulihkan perekonomian ini dengan menggelontorkan dana sebesar Rp203,9 triliun untuk klaster perlindungan sosial yang direalisasikan ke berbagai program/ seperti PKH (Program Keluarga Harapan)/ BPNT (Bantuan Pangan Nontunai)/ Sembako/ BST (Bantuan Sosial Tunai)/ Kartu Prakerja/ BLT (Bantuan Langsung Tunai) Dana Desa/ Banpres Produktif untuk Modal Kerja/ Subsidi Gaji/ dan Diskon Listrik// Program ini untuk meringankan beban ekonomi masyarakat akibat pandemi Covid-19/ sekaligus juga memicu peningkatan produktivitas ekonomi masyarakat// (sumber data : https://setkab.go.id/progres-realisasi-program-pemulihan-ekonomi-nasional-pen-klaster-perlindungan-sosial-26-september-2020-di-istana-kepresidenan-bogor-provinsi-jawa-barat/)

Program Pemulihan Ekonomi Nasional merupakan salah satu rangkaian kegiatan untuk mengurangi dampak Covid-19 terhadap perekonomian/  Tujunnya untuk melindungi/ mempertahankan/ dan meningkatkan kemampuan ekonomi para pelaku usaha dalam menjalankan usahanya selama pandemi Covid-19// Untuk UMKM/ program Pemulihan Ekonomi Nasional diharapkan dapat memperpanjang nafas UMKM dan meningkatkankinerja UMKM yang berkontribusi pada perekonomian Indonesia//


Main Idea- Solution

Lalu /apa peran kita pada ekonomi nasional?//

Belanja guys/ itu salah satunya// Belanja produk UMKM yang ada disekitar kita// Kalau kita belajar dari core valuenya BUMN yakni AKHLAK Amanah/ Kompetensi/ Harmonis/ Loyalitas/ Adaftif/ dan Kolaborasi// Saat ini adalah waktunya untuk kita beradaptasi dan berkolaborasi.

Jika selama ini kita cuek dengan kesehatan// Nah/ sekarang kita bisa beradaptasi dengan menerapkan 3M Menggunakan Masker Mencuci Tangan Menjaga Jarak untuk memutus mata rantai penularan penyakit corona// Plus jangan lupa makan makanan bergizi/ tidur cukup dan berolahraga//

Nah/ untuk misi kolaborasi/ salah satunya dengan mendukung usaha teman- teman di sekitar kita// Apa lagi banyak kan/ yang kehilangan pekerjaan/ atau harus jungkir balik cari kerja sampingan sampai dengan berjualan// Misi ini nggak muluk-muluk kok/ Dengan tika membeli produk UMKM berarti kita bisa mencukupi kebutuhan kita sehari-hari plus membantu UMKM untuk tetap melanjutkan usaha//


Conclusion

Jadi/ udah tahu kan apa peran kita?

Harapannya semboyan Satu Nusa Satu Bangsa dan Satu Bahasa yang lekat dengan sumpah pemuda 28 Oktober/ nggak cuma jadi seremonial belaka/ Tapi betul- betul bisa mempersatukan kita// Yaiyalah/ kita sekarang kan mengalami hal yang sama// Lagi dapet ujian bersama// Kalau nggak saling menguatkan/ kita bisa apa?///


Klik untuk mendengarkan audio podcast



Baca Juga : Naskah Podcast Storytelling



Berikut liputan media terkait lomba podcast PFN 2020 ini.



 Selengkapnya untuk membaca liputan antaranews.com - beritasatu.com - beritalima.com 



Terima kasih sudah memilih saya sebagai pemenang. :)


See you on the next blogpost.








Thank you, 


5 Pertanyaan Wajib Sebelum Belajar Public Speaking Bagi Pemula

13.11.20

 

PELATIHAN PUBLIC SPEAKING BERSAMA SARA NEYRHIZA


Tenang saya tidak akan membahas teknik yang rumit, justru kita akan belajar dari sesuatu hal yang sangat mendasar. Syukur-syukur bisa memberikan motivasi teman- teman untuk mempelajari keterampilan public speaking dengan lebih baik.


Apa itu public speaking?


Public speaking adalah proses menyampaikan pesan kepada khalayak (berjumlah 2 orang atau lebih) yang memiliki tujuan tertentu. Jadi kalau bicara mengenai public speaking, maka komunikator (orang yang menyampaikan pesan) pasti memiliki suatu tujuan. Harapannya apa yang ia sampaikan dapat mengubah pengetahuan, perasaan dan perilaku dari audiensnya (komunikan)


Apakah kamu tertarik menjadi seorang public speaker yang cakap berbicara di depan umum?


Ketika saya memberikan pelatihan, workshop atau mengajar di kelas private kebanyakan peserta menjawab IYA, saya ingin menjadi seorang public speaker yang bagus.

 

Hanya saja kebanyakan orang bingung mau memulai dari mana, apa yang akan dipelajari, di mana bisa praktik public speaking, gimana kalau tidak menguasai materi, takut salah dan lain sebagainya.


Bayangkan seperti ini, seorang kawan bertanya "Kamu mau masak apa?"


Lalu kita menjawab "Aku mau masak ayam" 

"Ayam diolah apa?" 

Disitu kita bingung menjawabnya. 

Ayamnya diolah apa ya? Kalau mau masak opor resepnya yang enak seperti apa? Merebus ayam berapa lama ya? Biar opornya nggak terlalu berminyak, diapain ya? Gimana kalau hasilnya nggak enak? Gimana kalau ayamnya kurang matang dan suami nggak suka? Dan, gimana..gimana..gimana lainya.


Semakin banyak pertanyaan, justru membuat kita jalan ditempat. Akhirnya pesen ojek online untuk cara instan. Atau memilih masak mie goreng dengan bumbu sachet.


Belajar Public Speaking Mulai Dari Mana?


Okey, dengan analogi di atas sebenarnya saya ingin mengajak kamu untuk memahami, bahwa ketika kita ingin belajar public speaking langkah awalnya adalah menanyakan ke diri sendiri seberapa penting public speaking ini dilakukan.


Jangan terburu-buru belajar teknik.


Jika teman- teman ingin mempelajari atau meningkatkan keterampilan public speaking, maka coba tanyakan dan lakukan beberapa hal berikut ini agar proses belajar kita lebih terarah :


1. Mengapa perlu melakukan public speaking?

Tidak semua orang memerlukan keterampilan public speaking. Sama seperti saya, tidak memerlukan keterampilan menjahit. Selain tidak tertarik, saya juga sadar memiliki kemampuan kerajinan tangan yang rendah. 


Jadi yang pertama, temukan dulu apa tujuan melakukan public speaking. Apakah karena kebutuhan memberikan informasi, memberikan pengajaran, berusaha memberikan pengaruh, atau ingin menghibur orang lain.



2. Apa yang kita bisa?

Public speaking adalah salah satu cara untuk mengkomunikasikan ide, gagasan, kemampuan, keterampilan, dll. Maka, sebelum belajar public speaking, cari tahu materi/ topik apa yang kita kuasai.


Dari teori Three Basic Part of Persuasion dari Aristoteles, kita belajar mengenai kredibilitas (ETHOS).


ETHOS : Public speaker harus memiliki kemampuan dan pengetahuan yang mumpuni terhadap suatu topik agar mampu berkomunikasi efektif dengan orang lain. Jadi jangan sampai, bicara omdo alias "omong doang", sementara kita tidak paham apa yang dibicarakan. 


Maka sebelum berbicara, penting untuk mempersiapakan materi terlebih dahulu. Banyak membaca, mencari referensi, berdiskusi dan lain sebagainya agar pengetahuan semakin luas. Dan jangan terpaku pada satu teori saja, agar kita lebih siap menghadapi berbagai situasi.



3. Siapa diri kita?

Setiap orang memiliki gaya berkomunikasi masing- masing. Maka cobalah kenali, bagaimana gaya kita berkomunikasi. Apa tujuannya? Agar kita bisa memaksimalakan potensi sesuai karakter kita.


Secara garis besar, karakter public speaker dibagi menjadi 4 :


  1. Analyzer : yang suka berbicara runtut dan terstruktur.
  2. Harmonizer : yang persuasif dan pandai mempengaruhi orang lain
  3.  Entartainer : yang suka meghibur orang lain dan suka improvisasi
  4. Debater : yang mampu berbicara dengan tegas dan cenderung mengintimidasi lawan bicara


Jadi misalnya, kita adalah orang analyzer yang rapi dan terstruktur, nggak perlu ngoyo untuk jadi public speaker yang lucu dan hobi banyol ala stand up comedyan. Boleh belajar hal lain, tapi tetap jadi diri sendiri agar lebih nyaman.


Baca Juga : Latihan Suara Diafragma Agar Suara Powerful



4. Bagaimana melakukan public speaking?

Saya mulai belajar public speaking di usia 8 tahun, saat itu saya berkesempatan mengisi Kultum (ceramah) Ramadan di sekolah. Dari pengalaman  itu, ada 2 hal yang saya yakini hingga sekarang.


Untuk bisa melakukan public speaking modal utama kita adalah : PERCAYA DIRI dan LATIHAN.


Percaya diri. Rasanya begitu mudah diucapkan, tapi susah untuk dilakukan. Bagaimana melahirkan rasa percaya diri? Yakni dengan latihan.


Public speaking kan ngomong doang.


Sayangnya berbicara tidak omong doang. Berbicara ada seninya. Ada teknik dan ada rasa yang digunakan. Untuk itu diperlukan latihan.


Latihan bisa dilakukan dengan :

a. Membaca naskah apapun, buku, majalah apapun yang berupa teks

b. Berbicara di depan kaca. Lakukan improvisasi mulai dari perkenalan diri sampai membahas suatu topik dalam waktu yang ditentukan (5, 10, 15, 30 menit)

c. Merekam suara. Melatih untuk eksplorasi artikulasi, intonasi, tempo dan tone suara.

d. Berani beropini. Jika kita hadir dalam suatu acara seminar, cobalah untuk angkat tangan dan berani bertanya atau berpendapat.

e. Melakukan virtual public speaking. Meski level tekanan dan tantangannya berbeda dengan public speaking "face to face", tapi kita bisa menggunakan Instagram Live, Facebook Live, atau sekadar merekam vlog di handphone untuk melatih storytelling.

f. Ambil kesempatan tampil. Dari panggung kecil seperti misalnya rapat PKK, acara komunitas, perkumpulan wali murid atau apapun yang memungkinkan kita bisa berbicara di depan orang banyak.


Semakin banyak "area pertunjukkan" yang kita coba, semakin kita belajar :

1. Penguasaan materi

2. Teknik public speaking yang benar

3. Menyusun pesan yang efektif

4. Memahami audiens

5. Mengendalikan grogi

6. Melatih improvisasi, dan lain sebagainya



5. Kapan dan Di mana belajar public speaking?


Kapan mulai latihan public speaking? Sekarang. Tidak ada kata terlambat. Saya punya murid berusia 61 tahun dan bekerja sebagai penjual ayam di pasar. Dengan usia beliau yang tidak lagi muda, ternyata masih punya semangat yang tinggi. 


Long story short, si ibu sedang mencoba menjadi agen umroh disela pekerjaannya di pasar, sehingga beliau menyadari bahwa kemampuan public speaking diperlukan ketika bertemu dengan calon kliennya.


Di mana mulai latihan public? Di rumah. Mulai dari membaca buku dengan nyaring (reading aloud), berbicara di depan kaca, merekam video sampai membuat rekaman suara untuk podcast.


Baca Juga : Cara Membuat Podcast dengan Mudah dan Gratis


Keterampilan berbicara itu bisa karena terbiasa. 

  • Cari ilmunya (lihat video, baca buku, observasi, dll)
  • Praktikkan ilmunya perlahan- lahan. Bisa dengan membacakan buku untuk anak, mendongeng,dll
  • Ambil tiap kesempatan untuk tampil untuk menambah jam terbang.


Yuk, berlatih public speakingNever give up and never surrender. Cayo!


Baca Juga : Rumus Bicara Efektif


See you on the next blogpost.








Thank you, 

Rumus Berbicara Efektif yang Kamu Perlu Tahu

11.11.20

 

PELATIHAN PUBLIC SPEAKING SOLO JOGJA SEMARANG



Bicara efektif itu bukan sekadar mengeluarkan pesan/materi informasi secara lisan.

Tapi apa yang disampaikan harus mampu mengubah pemahaman audiens (mudah dipahami , mengubah perasaan, dan syukur- syukur bisa mengubah perilaku. Sebagai manusia, wajar sih kalau kita ingin didengar, ingin dianggap jago dan menguasai kepakaran tertentu. Cuma masalahnya, kalau lawan bicara atau khalayak tidak paham dengan apa yang disampaikan, semua jadi omong kosong belakang.


Baca Juga : Latihan Public Speaking dengan Podcast


Tentu bicara efektif ini bukan hal yang mudah. Selain dari sisi komunikator, gangguan dalam komunikasi bisa saja terjadi dari sisi pesan, media dan diri komunikan sendiri. Tapi, karena kita sedang belajar menjadi komunikator yang baik, yuk coba pelajari rumus bicara efektif berikut ini.



See you on the next blogpost.








Thank you, 

Menemukan Potensi Diri dan Sebuah Refleksi

27.10.20

 


KOMUNITAS IBU PROFESIONAL


Sebulan sudah saya berusia 30 tahun. Rasanya baru kemarin saya berlarian di tengah lapangan atau berebut naik prosotan. Tapi kini, gantian saya yang mulai membersamai anak bermain ular tangga, atau menonton kartun kesukaan.


Bukankah waktu cepat berlalu? Tapi apakah diri kita sama dengan yang dulu? Atau sudah jauh melesat lebih tinggi, meski masih berjuang untuk meraih mimpi- mimpi yang lain?


Saya merekam podcast ini saat malam hari. Di tengah suasana yang sepi dan rintik hujan di luar rumah, disaat seperti ini saya mengingat banyak hal dalam hidup.


Kenangan membawa saya pada usia belia. Sejak balita, ibu saya begitu semangat mendukung saya menari dari satu panggung ke panggung yang lain. Saat kecil pula saya mencita-citakan menjadi seorang penari profesional. Saat itu, kegiatan inilah yang membuat saya bergairah dan berbinar.


Hingga kemudian diusia 8 tahun saya ditugaskan untuk melakukan pidato di sekolah. Pertama kalinya dalam hidup saya berbicara di depan seluruh siswa dan guru. Masih teringat jelas dikepala  bagaimana antusiasnya saya saat itu. Meski jantung begitu deg-degan dan tangan mengeluarkan keringat dingin, tapi rasanya begitu bahagia melihat audiens di depan saya. Tepuk tangan mereka seolah menyulut kobaran api semangat.


Di titik itulah saya menemukan hal lain yang membuat lonjakan energi berlipat ganda. Saya masih suka menari, tapi public speaking membuat saya lebih hidup. Saya menemukan potensi lain diri saya.


Menemukan potensi diri memang bukan hal yang mudah. Saya beruntung, bisa menemukan potensi dan passion cukup dini. Sehingga ketika memilih karir, dan menjalani kehidupan saya lebih tahu apa yang saya mau.


Baca Juga : Menemukan Passion Untuk Aktualisasi Diri


Tapi kenyataannya. Tidak jarang, seseorang salah langkah dan harus mulai dari awal lagi. Bahkan tidak jarang, ada yang sampai dewasa belum mengetahui potensi diri sendiri sehingga tidak tahu harus mulai “melangkah” dari mana.


Ketika mungkin kita merasa clueless tentang tujuan hidup, merasa tidak berprestasi, bukan berarti kita tidak memiliki potensi diri. Yang harus diyakini adalah bahwa timing setiap orang memang berbeda-beda. Bisa saja hari ini, bisa saja tahun depan, atau nanti suatu saat ketika anak sudah dewasa. Tidak ada yang terlambat.


Lantas, apa yang bisa kita lakukan untuk menemukan potensi diri?


1. Niatkan diri untuk menjadi lebih baik

“Semua tindakan diawali dari niat.” Kesannya klise mendengar ungkapan ini. Tapi memang dari niat inilah yang menjadi landasan buat kita menemukan potensi dan berubah menjadi lebih baik. Tidak ada kata terlambat. Tidak ada patokan usia, selagi kita meniatkan sesuatu, maka kita bisa berkembang.


2.Mengenali diri sendiri

Langkah selanjutnya yang bisa kita  lakukan untuk menemukan potensi diri adalah dengan belajar mengenali diri sendiri. Menemukan diri bukan berarti hanya menemukan potensi kekuatan saja, tetapi juga menemukan keterbatasan kita. 


Untuk dapat mengenali diri sendiri, kita bisa menggunakan konsep Jouhary Windows. Kita coba bertanya pada diri sendiri dan orang terdekat mengenai kepribadian, kelebihan dan kelemahan.

Semakin kita mengenali siapa diri kita, pada akhirnya kita juga akan semakin mengerti apa potensi yang dimiliki.


3. Menentukan tujuan

Hidup tanpa tujuan? Hati- hati bisa tersesat.

Sepertinya mustahil bagi seseorang untuk menjalani kehidupan tanpa tujuan. Sebuah tujuan akan menentukan ke arah mana kita akan berjalan. 

Tujuan yang kita tetapkan bukan sekedar tujuan besar dan umum seperti “Ingin menjadi orang sukses” ingin masuk surga, ingin jadi orang kaya" atau sejenisnya. Tapi juga tujuan-tujuan kecil yang nantinya juga akan membantu kamu memncapai tujuan besar dalam hidup.


4. Mulai dari hal kecil

Ada sebuah kisah menarik.


Seorang pembuat jam berkata pada jam yang dibuatnya.  "Hai jam, apa kamu sanggup berdetik paling tidak 31.104.000 kali selama setahun?"

" Haa....mana saya sanggup?" kata jam terperanjat.

" Bagaimana kalau 86.400 kali dalam sehari? tanya si pembuat jam lagi.

" 86.400 kali? Dengan jarum yang ramping seperti ini?"jawab jam penuh dengan  keraguan.

" Bagaimana kaalu 3600 kali dalam 1 jam?" tanya si pembuat jam kemudian.

" Dalam 1 jam harus berdetik 3600 kali? banyak sekali itu. Jam masih merasa ragu dengan kemampuannya.

Dengan penuh kesabaran tukang jam berkata lagi pada si jam "Kalau begitu sanggupkah kamu berdetik satu kali setiap detik?"

" Oh, kalau begitu aku sanggup!" kata jam penuh dengan semangat.

Maka setelah selesai dibuat, jam itu berdetik satu kali setiap detik.

Dan tanpa terasa, detik demi detik terus berlalu,dan sungguh luar biasa karena ternyata selama satu tahun penuh jam itu telah berdetik tanpa henti. Dan tanpa disadarinya dia telah berdetik sebanyak 31.104.000 kali.

(kisah dikutip dari sini : https://sites.google.com/site/blognanonano/home/coretan-kisah/kisah-seorang-pembuat-jam)


Ada kalanya kita ragu dalam melakukan sesuatu. Dan merasa hal tersebut terlalu berat. Tapi ternyata setelah kita mencoba, kita bisa melakukannya. Meskipun perlahan, tapi jangan berhenti mencoba dan berusaha. Di sinilah kita membuktikan, bahwa kita dapat melakukan lebih dari yang kita pikirkan.


Proses menemukan dan mengembangkan potensi memang tidak mudah. Kadang kita merasa gagal, adakalanya kita lelah atau mungkin membandingkan dengan kemampuan orang lain. Hal ini wajar. Tapi jangan membuatmu berhenti. Tetap lakukan apa yang sudah kamu mulai walau terasa berat.


Jika merasa kita menemukan kelemahan dari dalam diri. Tenang, hidup ini ekuilibrium/ keseimbangan. Jika kita punya kelemahan pasti ada kelebihan yg juga kita miliki.


Jangan bosan untuk selalu belajar. Cari semangat dari orang- orang yang menyukai hal yang sama dengan kita. Masuk dalam komunitas, berbagi ilmu melalui video, kulwap atau webinar, livestreaming mungkin. Berbagi ilmu dan pengetahuan sedikit yang kita mampu, sebagai bagian dari proses belajar.


Lambat laun kita akan menemukan hal yang kita bisa dan sukai, hal yang kita sukai dan senang melakukannya. Lalu kemudian hal tersebut bisa membawa pada karir yang baik, pencapaian tertentu dan pastinya membuat kita bahagia. Kita menyebutnya dengan passion.


Ada satu kutipan Ali bin Abi Tholib yang saya pegang "Yakin ada sesuatu yang menantimu, setelah banyak kesabaran yang kau jalani. Yang akan membuatmu lupa betapa pedihnya rasa sakit".


***


Naskah podcast ini saya sampaikan dalam salah satu materi orientasi Komunitas Ibu Profesional.

Juga bisa didengarkan dengan klik tombol play di bawah ini.



See you on the next blogpost.








Thank you, 

10 Cara Mendapatkan Uang dari Podcast Anchor dan Spotify

16.10.20

 



"Mbak, bagaimana cara mendapatkan uang dari podcast di Spotify?" Ini adalah pertanyaan wajib setiap saya mengisi kulwap atau webinar tentang membuat podcast bagi pemula. Rasanya, keberadaan monetisasi youtube, menjadi motivasi banyak orang untuk mencari ceruk baru untuk mendapatkan cuan di platform lain, salah satunya ya podcast ini. Tapi, apakah podcast bisa dimonetisasi? Bagaimanakah cara monetisasi podcast Indonesia? Apakah sistem monetisasi podcast mudah dilakukan?


Apa itu Monetisasi?

Gampangnya sih, monetisasi itu mengomersialkan suatu situs/ platform atau konten yang kita miliki. Jadi, gimana caranya konten yang kita punya entah itu teks, gambar, audio atau video mampu menghasilkan uang untuk kita.


Monetisasi bisa didukung oleh platform itu sendiri, atau bisa juga dari pihak ketiga dalam bentuk ads  placement dan sponsorship. Pihak mana yang memberikan uang, tidaklah penting. Intinya, kita bisa mendapatkan penghasilan dari konten yang sudah kita buat.


Masalahnya, apakah podcast di Indonesia sudah siap untuk dimonetisasi? 

Perkembangan podcast memang lagi naik- naiknya di Indonesia. Bahkan Kementerian Kominfo melalui Siberkreasi, beberapa waktu lalu juga membuat kelas podcast yang berhasil melahirkan 1000 podcast baru dari kelas yang mereka lakukan selama enam minggu melalui youtube streaming. Jadi memang makin banyak podcaster yang lahir. Entah dari background broadcaster atau bukan.


Tingginya antusiasme terhadap podcast ini juga didukung dengan kehadiran podcast hosting yang mudah diakses. Meski ada beberapa podcast hosting di Indonesia, ternyata Anchor masih menjadi hosting rujukan buat yang pengen membuat podcast dengan mudah dan gratis. Apalagi dengan sistem distribusi multichannel, podcaster jadi nggak ribet upload materi sana- sini. Anchor yang sudah diakuisi Spotify, juga memungkinkan podcast kita nongol di Spotify secara otomatis.


Baca Juga : Membuat Podcast dengan Mudah dengan Anchor


Spotify sendiri masih menjadi platform number one yang digunakan untuk mendengar podcast di Indonesia. Melihat antusiasme pendengar yang tinggi inilah, Spotify secara eksklusif menggandeng beberapa podcast yang menduduki posisi teratas di top chart untuk menghasilkan eksklusif konten untuk mereka. Sebut saja seperti podcast Do You See What I See, Podkesmas, Suara Puan, Rintik Sedu, 30 Days of Lunch, dan beberapa podcast lain yang hampir tidak pernah tertendang dari 10 besar podcast dengan pendengar terbanyak.


Jika kita perhatikan, podcast yang berada di top chart ini hampir bisa dipastikan digawangi oleh para public figure, penyiar radio atau mereka yang punya basis follower besar di social media. Sebut saja Rintik Sedu, meski tidak ada background penyiaran, dan kualitas audio yang (saya rasa) jauh dari kata nyaman, tapi dengan aset 2 juta follower, rasanya menjadi mudah menggiring audiensnya ke podcast. Terbukti Rintik Sedu tidak pernah bergeser dari posisi 3 besar. Hal yang sama terjadi pada podcast Suara Puan. Dengan modal 349K follower instagram di akun @katapuan, ternyata mampu mengkonvergensi kontennya dalam bentuk audio podcast.


Lalu, bagaimana dengan kita yang mungkin orang biasa- biasa saja alias masih mencari remahan- remahan pendengan podcast untuk bisa mendapatkan penghasilan dari podcast? Apakah betul bahwa podcast ada duitnya?

Berikut ini adalah beberapa bentuk monetisasi podcast yang bisa dilakukan.


Cara Mendapatkan Uang dari Podcast


1. Monetisasi Podcast di Anchor 

Sebagai podcast hosting gratis, Anchor memungkinkan pengguna untuk melakukan monetisasi podcastnya. Kita cukup melakukan pengaturan pada halaman "money" maka selanjutnya, kita bisa memasang slot iklan pada episode podcast. Anchor yang akan menentukan iklan manakah yang tepat untuk podcast kita secara otomatis.


Cara mendapatkan uang dari podcast Anchor intinya gini : Setting - siapkan slot iklan- rekam iklan yang dibutuhkan (tergantung kebutuhan)- iklan terpasang otomatis


Jumlah uang yang kita dapatkan bisa terlihat seperti gambar di bawah ini.


MONETISASI PODCAST DI ANCHOR


Meski demikian, sebenarnya monetisasi Anchor baru bisa dilakukan di US. Tapi kita bisa menggunakan bantuan payoneer, untuk membuat rekening US. Dari payoneer inilah dana yang kita tarik (cash out) bisa ditransfer ke bank lokal Indonesia dengan potongan sekian persen.


2. Iklan


Jika sebelumnya monetisasi bisa dilakukan langsung dari platform Anchor, maka kini podcaster juga dapat bekerja sama dengan brand/ perusahaan untuk memasang iklan pada episode podcast.


Secara umum, kita mengenal ada 4 bentuk iklan dalam podcast, yaitu :

  • Adlib atau host- read ads : Iklan yang dibacakan/ disampaikan secara langsung oleh podcaster. Dibawakan dengan gaya santai dengan durasi maksimal 60 detik
  • Spot : Iklan yang telah direkam sebelumnya. Umumnya disisipkan antara 2 segmen podcast
  • Sponsor : Brand/ perusahaan yang mendanai suatu program. Kerja sama sponsor ini lebih eksklusif, sehingga memungkin pihak sponsor menentukan bentuk- bentuk iklan yang lebih detail dalam episode podcast. Seperti misalnya pencantuman logo brand pada cover art, penyebutan nama brand pada saat opening dan closing episode, juga menyisipkan beberapa spot pada podcast.
  • Business Exposed : Sebuah episode podcast yang mengulas suatu produk/ brand tertentu secara mendetail. Jika sponsor, penempatan iklan terletak pada bagian- bagian tertentu saja, tetapi pada business exposed, keseluruhan konten podcast tersebut berupa iklan. Bentuk business exposed ini bisa berupa talkshow, maupun review suatu produk yang dilakukan secara monolog.


3. Eksklusif Konten


Selintas eksklusif konten ini mirip dengan sponsor. Namun, jika kerja sama eksklusif konten ini disepakati, biasanya podcast tidak bisa didistribusikan sembarangan. Hanya khusus pada platform tertentu saja. 

Indonesia dengan konsumen podcast Spotify terbesar se- Asia Tenggara, ternyata menjadi salah satu daya tarik tersendiri. Sehingga Spotifypun membuat eksklusif konten di platform mereka yang mengangkat budaya lokal. Yakni,  Kisah Horor The Sacred Riana yang bergenre horor fiksi, Dear Dearest yang bertema hubungan dan cinta, serta Pembunuh Berantai ( adaptasi dari podcast Serial Killers) dan Lenyap yang bertema true-crime dan mengangkat kisah kejahatan dan misteri.

4. Premium Podcast/ Berlangganan


Premium podcast biasanya menggunakan sistem berlangganan. Pendengar menerima konten khusus yang hanya tersedia untuk pelanggan yang membayar. Pendengar mungkin akan menerima episode khusus, atau akses ke grup, atau bisa berdiskusi secara intens dengan podcaster. Bisa dibilang model monetisasi ini akan menggunakan basis pendengar untuk terus loyal pada podcast tersebut.

Sejujurnya, saya belum menemukan podcast berlangganan di Indonesia (jika ada yang mau memberikan info silakan tulis di komentar ya). Tapi ada beberapa podcast luar negeri yang telah menggunakan sitem monetisasi berlangganan ini seperti Comedy Bang!Bang!, Now Playing dan The American System.

Ada beberapa keuntungan dengan membuat premium podcast ini :
  • Target market sudah jelas
  • Fokus pada proses produksi podcast yang memuaskan pendengar
  • Mendapatkan keuntungan yang lebih optimal
  • Menjadi portofolio terbaik untuk menjual konten ke brand/ perusahaan untuk kerja sama lainnya
Premium Podcast Comedy Bang! Bang!


5. Guest Spot


Jika di blog kita mengenal guest post/ guest posting, di podcast kita mengenalnya dengan guest spot, di mana tamu akan membayar untuk hadir dalam podcast kita. Tentu saja, untuk bisa menarik "orang penting, orang berduit atau siapapun" hadir sebagai tamu, kita harus memastikan bahwa podcast milik kita memiliki jangkauan pendengar yang luas.

Monetisasi ini akan menguntungkan dua belah pihak. Podcaster akan menerima sejumlah uang, dan tamu yang hadir juga akan mendapatkan eksposur yang luas. Terlebih jika ada misi politik, marketing, branding dan lain sebagainya.


6. Donasi dari Pendengar


Saat ini mulai tersedia platform untuk mengapresiasi kreator digital. Jika sebelumnya kita mengenal Patreon, kini juga hadir di Indonesia platform serupa bernama KaryaKarsa, salah satunya. KaryaKarsa ini membantu para pengembang konten kreatif untuk tetap berkarya dari apresiasi penggemar dalam bentuk tip atau berlangganan. Untuk menjaga interaksi, kreator juga bisa menawarkan konten eksklusif yang hanya bisa diakses melalui KaryaKarsa. Atau bisa juga menawarkan kegiatan lain seperti jumpa fans, diskusi dan talkshow, dan lain-lain. Wadah donasi lainnya selain KaryaKarsa, ada juga Saweria, Trakteer dan Gokreator.

Jika ingin membuka saluran donasi tanpa pihak ketiga, hal ini sebenarnya sah- sah saja dilakukan oleh podcaster. Siapa tahu, dengan adanya dukungan finansial dari basis fans, podcaster akan semakin produktif dalam berkarya.


7. Menjual Lisensi Podcast ke Radio 


Saat ini industri radio memang bisa dibilang sedang berjuang keras. Mengingat kebiasaan mendengar mulai banyak ditinggalkan. Dan bagi pendengar muda, mungkin bisa lebih sering mendengar podcast daripada radio.

Untuk mengurangi biaya operasional siaran yang melibatkan penyiar, bukan tidak mungkin bahwa radio membeli lisensi podcast untuk bisa memutarkan konten audio di radio. Terlebih karena radio dan podcast sama- sama auditif, maka dengan model format yang serupa, akan sangat mudah mengadaptasi podcast menjadi bentuk program siaran radio.


8. Menjual Merchandise


Lagi- lagi jika kita sudah memiliki banyak fans atau pendengar loyal, maka ini bisa menjadi aset yang berharga untuk menarik datangnya cuan. Beberapa podcaster mulai menjual merchandise podcast miliknya seperti kaos, tote bag bahkan buku.


9. Afiliasi Marketing

Affiliate marketing adalah  performance-based marketing, yakni pengiklan akan memberikan rewards, bayaran atau komisi, berdasarkan hasil kinerja yang disepakati. Misalnya, pengiklan akan membayar Rp 100.000,- tiap ada 10 orang yang menggunakan kode promo, atau sign up pengguna baru pada sebuah website tertentu.

Sistem afiliasi ini cukup mudah, meski belum cukup populer untuk di podcast (kalau di blog, atau instagram sudah banyak ya).

Bagaimana sistem afiliasi podcast ini?

  1. Pengiklan akan memberi  tautan afiliasi atau kode promo
  2. Podcaster harus menyebutkan/mengendorse produk atau layanan dalam sebuah episode podcast
  3. Podcaster membagikan tautan atau kode kepada pendengar
  4. Jika pendengar tertarik dan melakukan pembelian menggunakan tautan atau kode tersebut, podcaster akan mendapat komisi.

Menarik bukan? Sebaiknya, jika ada tawaran kerja sama dengan sistem afiliasi ini, pilih produk yang memang relevan dengan podcast kita. Sehingan audiens juga lebih percaya dengan "penawaran" yang kita sampaikan.

10. Membangun Branding Podcaster


Cara terakhir mendapatkan uang dari podcast ini bisa dibilang susah- susah gampang. Karena nilai jual bukan hanya pada podcast yang kita miliki, tapi juga the man behind the mic. Bisa saja jumlah pendengar podcastnya tidak bombastis, namun dengan skill yang dimiliki podcaster dalam berbicara, storytelling, mengajar, editing dan lain sebagainya, ternyata mampu menjadi figur yang dianggap mampu untuk bisa mengedukasi atau mem-persuasi orang lain.

Beberapa wujud nyata dari model monetisasi dengan strategi personal branding ini adalah diundang menjadi pembicara atau pelatih dalam workshop/pelatihan yang berkaitan dengan podcast. Di sini podcaster harus mampu menjabarkan teori dan praktik secara detail. Keilmuan, wawasan dan pengalaman yang dimiliki menjadi modal untuk bisa mengajar orang lain.



Itu tadi 10 ide cara mendapatkan uang dari podcast. Boleh saja jika ingin monetisasi podcast melalui Anchor, Spotify atau platform lainnya  Sejauh 2 tahun konsisten membuat podcast, saya memegang prinsip, nikmati prosesnya maka peluang lainnya menghampiri. Jadi rasanya, kalau baru bikin satu dua episode terus yang dipikir uangnya mulu, yah...bakal capek sendiri. Ya, nggak sih? 

Nah, monetisasi manakah yang sudah kamu lakukan? Cerita yuk di kolom komentar :)




Podcast = siniar dalam bahasa Indonesia
Podcaster = penyiar podcast

Referensi :
https://www.beritasatu.com/feri-awan-hidayat/hiburan/661741/spotify-luncurkan-empat-original-podcast-di-indonesia
https://dailysocial.id/post/platform-karyakarsa-dan-upaya-memberdayakan-pekerja-kreatif
https://castos.com/premium-podcast-subscriptions/
https://comedybangbang.fandom.com/wiki/Category:Special_Episodes
https://support.spotify.com/id/article/podcasts/
https://tirto.id/spotify-rilis-podcast-video-agar-pendengar-bisa-lihat-penyiar-fS1o
https://improvepodcast.com/podcast-affiliate-marketing/
https://www.podcastmotor.com/be-a-guest-to-promote/
Sumber gambar title image : https://techcrunch.com/


See you on the next blogpost.








Thank you, 

Auto Post Signature