Showing posts with label AWARD. Show all posts
Showing posts with label AWARD. Show all posts

Perjalanan Ajang SIAP 2025 Surakarta, Dari Lisan ke Literasi

2.8.25

SUARA DAN AKSI PEREMPUAN PELOPOR SIAP SURAKARTA


Tahun 2025, mendokumentasikan salah satu perjalanan saya sebagai perempuan penggerak. Saya memberanikan diri mengikuti Pemilihan Suara dan Aksi Perempuan Pelopor (SIAP) 2025 yang diinisiasi oleh Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak serta Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kota Surakarta.


Ajang ini merupakan bagian dari rangkaian peringatan Hari Kartini 2025, dengan tujuan menemukan perempuan-perempuan yang secara aktif dan konsisten menggerakkan perubahan di masyarakat dalam berbagai bidang. SIAP bukan hanya kompetisi, tetapi panggung yang memberi pengakuan dan ruang kolaborasi bagi para perempuan pelopor di Kota Solo.


Tentang SIAP: Ajang Perempuan Penggerak di Surakarta

SIAP 2025 membuka pendaftaran pada tanggal 10 April 2025 melalui akun Instagram resmi @dp3ap2kb. Informasi yang dibagikan sangat jelas, mulai dari ketentuan peserta, syarat administrasi, hingga kategori lomba. SIAP terdiri dari tujuh kategori:


  • SIAP Kepemimpinan
  • SIAP Hukum
  • SIAP Sehat
  • SIAP Pintar
  • SIAP Lestari
  • SIAP Ekonomi
  • SIAP Sosial dan Budaya


Saya memilih kategori SIAP Pintar, karena sejak beberapa tahun terakhir saya menginisiasi dan menggerakkan program literasi berbasis keluarga melalui kegiatan membaca nyaring.


Tahap Pertama: Seleksi Administrasi

Untuk mengikuti SIAP, peserta wajib ber-KTP Kota Surakarta, berusia 25–58 tahun, aktif memperjuangkan hak perempuan dan kesetaraan gender, memiliki program berkelanjutan, serta tidak sedang menjabat sebagai ASN. Setelah mengirimkan CV dan mengisi formulir pendaftaran, saya bersyukur bisa lolos tahap pertama: seleksi administrasi.


Tahap Kedua: Wawancara Bersama Dewan Juri

Setelah seleksi administrasi, terpilihlah 10 finalis SIAP 2025 Kota Surakarta. Kami mengikuti tahap kedua, yaitu wawancara langsung dengan Dewan Juri. Saat itulah saya pertama kali bertemu langsung dengan para finalis lain yang luar biasa, beberapa di antaranya sudah saya kenal sebagai penggerak di bidangnya masing-masing.


SUARA DAN AKSI PEREMPUAN PELOPOR SIAP SURAKARTA


Saya diminta menyampaikan program yang saya jalankan selama ini, yaitu “Dari Lisan ke Literasi”, sebuah inisiatif membaca nyaring (read aloud) yang saya mulai sejak menjadi ibu di 2015. Dari pengalaman pribadi itulah saya sadar bahwa membaca buku untuk anak secara nyaring bisa menjadi jembatan edukasi yang kuat, bukan hanya mengenalkan kosa kata dan meningkatkan imajinasi, tetapi juga mempererat bonding antara orang tua dan anak.


Sejak tahun 2021, saya mendirikan komunitas Ritalot Solo Raya, yang menjadi wadah edukasi dan penyuluhan membaca nyaring untuk para perempuan, guru, penggiat literasi dan ibu di Surakarta. Saya telah menjalankan berbagai pelatihan, penyuluhan di sekolah, serta kolaborasi dengan komunitas lokal untuk menghidupkan budaya literasi dari rumah.


Tahap Ketiga: Penyusunan Slide dan Video Program

Masuk ke tahap ketiga, kami para finalis diminta menyusun slide presentasi dan video program berdurasi maksimal 2 menit. Video tersebut memuat dokumentasi kegiatan, proyeksi pengembangan program ke depan, dan testimoni dari masyarakat yang terlibat dalam gerakan kami.


Saya menyusun video dengan hati-hati, mulai dari mengcapture kegiatan  membacakan buku dengan anak saya sejak balita, memperlihatkan proses komunitas Read Aloud Solo Raya tumbuh dan berkembang, menampilkan suara para ibu yang merasa terbantu dengan edukasi membaca nyaring, serta menunjukkan konsistensi yang telah saya bangun sejak 2015. Dalam presentasi, saya menyampaikan bahwa misi dari gerakan ini tidak akan berhenti hanya di kampanye, tetapi menjadi gaya hidup dalam pola asuh anak.


Dewan juri pada tahap ini terdiri dari:

  • Raden Ayu Febri Hapsari Dipokusomo (Rotary Club)
  • Sri Suwarni, S.Pd (perwakilan Dinas Pendidikan)
  • Rahayu Purwani, S.E., M.Si (dari SPE HAM)
  • Dra. Ninik Widaningsih (perwakilan RRI Surakarta)


Setelah pemutaran video, masing-masing juri memberikan masukan dan catatan untuk perbaikan. Masukan tersebut sangat berarti, karena akan digunakan sebagai bekal kami untuk tampil lebih maksimal di tahap final.


Tahap Keempat: Presentasi Akhir di Balai Kota Surakarta

Tahap terakhir adalah presentasi final di Balai Tawangarum, Balai Kota Surakarta, yang berlangsung pada 22 Mei 2025. Kami 10 finalis diminta mengenakan kebaya yang anggun dengan selempang hitam. Suasana sangat meriah dan penuh apresiasi karena dihadiri oleh lintas dinas, komunitas, tokoh masyarakat, serta para tamu undangan.


SUARA DAN AKSI PEREMPUAN PELOPOR SIAP SURAKARTA


Masing-masing finalis mengambil nomor undian, dan saya mendapat giliran ke-9. Di atas panggung, saya mempresentasikan program, memutar video, dan menjawab pertanyaan dari dewan juri selama kurang lebih satu menit.


Meski singkat, sesi ini cukup menantang karena harus padat, tepat, dan menyentuh. Saya menjelaskan kenapa membaca nyaring penting, apa dampaknya, dan bagaimana saya akan melanjutkan gerakan ini ke skala yang lebih luas.


Hasil Akhir dan Para Pemenang SIAP 2025 Surakarta

Alhamdulillah, setelah melewati seluruh tahapan, dari administrasi, wawancara, penyusunan video, hingga presentasi publik, saya dinobatkan sebagai Juara Ketiga SIAP 2025 Surakarta. Piala penghargaan diserahkan langsung oleh Ibu Venessa Winastesia, Ketua Tim Penggerak PKK Surakarta.



Berikut daftar lengkap pemenangnya:


🏆 Juara 1: Ibu Marliana dari KADIN, dengan program pemberdayaan UMKM

🥈 Juara 2: Mbak Fanny Chotimah, sutradara film dan penerima Piala Citra

🥉 Juara 3: Saya, dengan program Dari Lisan ke Literasi

🎖️ Juara Harapan 1: Mbak Uma, seorang konsultan pajak

🎖️ Juara Harapan 2: Ibu Farida, content creator bidang parenting


Lebih dari sekadar kompetisi, SIAP adalah ruang aktualisasi dan validasi perjuangan perempuan yang selama ini bergerak dengan penuh dedikasi. Bahkan setelah lomba berakhir, kami para finalis diajak untuk bergabung menjadi pengurus Forum Perempuan Berdaya Srikandi Maju Kota Surakarta. Ini membuktikan bahwa kontribusi kami tidak berhenti di panggung, tapi terus berlanjut dalam bentuk aksi kolaboratif bersama pemerintah dan masyarakat.


Bagi saya pribadi, SIAP 2025 menjadi pengingat bahwa gerakan kecil yang konsisten bisa membawa dampak besar. Dari aktivitas membaca buku untuk anak di rumah, saya menemukan panggilan untuk membagikan manfaatnya kepada ibu-ibu lain, kepada guru, komunitas, dan akhirnya kepada kota.


Semoga semangat SIAP terus menular, dan semakin banyak perempuan di Surakarta maupun di luar sana yang bersuara, bergerak, dan menginspirasi.

Menerima Penghargaan dari Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Surakarta

5.6.25

 



Kerja sama yang bermakna selalu membuahkan hasil yang membanggakan. Pada Selasa, 4 Juni 2025, PT SPEAKINGID Semua Bisa Bicara menerima apresiasi istimewa dari Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS). Penghargaan ini diberikan sebagai bentuk penghormatan atas kemitraan strategis dan kolaborasi aktif dalam mendukung pengembangan kompetensi mahasiswa komunikasi.

Bertempat di Auditorium Mohammad Djazman, penghargaan diberikan oleh Pak Sidiq selaku Kaprodi Ilmu Komunikasi kepada saya secara langsung, dalam rangkaian acara tahunan bertajuk COMFEAST (Communication Festival). Acara ini menjadi momen penting yang mempertemukan akademisi, praktisi, dan mahasiswa dalam suasana inspiratif dan penuh semangat.



Selama ini, SPEAKING.ID yang telah saya bangun sejak 2018 secara aktif terlibat dalam berbagai kegiatan bersama UMS, mulai dari seminar, workshop, dan penerimaan mahasiswa magang yang dirancang untuk memperkuat kesiapan mahasiswa menghadapi dunia kerja. Kolaborasi ini bukan hanya soal berbagi ilmu, tapi juga tentang membangun jejaring profesional dan menanamkan semangat kepemimpinan komunikasi sejak di bangku kuliah.



Semoga penghargaan ini menjadi penanda bahwa langkah bersama antara SPEAKING.ID dan Ilmu Komunikasi UMS akan terus tumbuh, membawa manfaat lebih luas untuk pendidikan dan profesi komunikasi di Indonesia.


Juara 2 Penyiar Wanita Terbaik KPID Jawa Tengah 2024

2.12.24

Juara 2 Penyiar Radio Terbaik KPID Jawa Tengah Award 2024


Saya merasa sangat bersyukur  atas penghargaan yang saya terima di KPID Jawa Tengah Award 2024 sebagai Juara 2 Penyiar Wanita Terbaik, yang sekaligus menjadi kali kedua saya meraih penghargaan ini. Sebelumnya, pada tahun 2018, saya juga mendapatkan Juara 1 dalam kategori yang sama. Penghargaan ini bukan hanya sebuah prestasi, tetapi juga pengingat bahwa setiap usaha dan kerja keras di dunia penyiaran selalu dihargai.


Bagi saya, menjadi penyiar adalah kesempatan untuk berinteraksi dengan banyak orang, mendengarkan cerita mereka, dan berbagi informasi yang bermanfaat. Dua tahun terakhir, saya bersiaran  di Radio PTPN Solo melalui program "Semua Bisa Bicara",  setiap Minggu pukul 12.00 WIB. 



Sebagai Direktur Speaking.id, saya juga berharap dapat terus berbagi pengetahuan dan membantu orang lain untuk mengembangkan kemampuan komunikasi mereka. Kemenangan ini membuat saya semakin yakin bahwa berbicara dengan percaya diri adalah kunci untuk membuka banyak peluang.


Terima kasih atas segala dukungan yang telah saya terima. Saya akan terus berusaha memberikan yang terbaik dan semoga dapat terus menginspirasi banyak orang. #SaraNeyrhiza #KPIDAward2024 #PenyiarWanitaTerbaik #SemuaBisaBicara

Ikut Lomba Podcast Bicara Makroprudensial Bank Indonesia

11.11.21

Beberapa waktu lalu, saya mengikuti webinar bertajuk Bicara Makroprudensial. Salah satu pematerinya Mas Andi Muhammad Raihan, Ekonom Yunior Kelompok Review Rekomendasi Kebijakan dan Protokol Manajemen Krisis Bank Indonesia menjelaskan bahwa 70% UMKM binaan BI belum memiliki akses kredit.


Sebenarnya di Indonesia sendiri sudah memiliki Rasio Kredit UMKM yang mewajibkan bank- bank di Indonesia untuk memelihara 20% dari kreditnya untuk menyalurkan kredit ke UMKM. Nah, untuk menyempurnakan Rasio Kredit UMKM ini , Bank Indonesia merumuskan kebijakan Rasio Pembiayaan Inklusif Makroprudensial atau RPIM melalui empat perluasan, yang diharapkan bisa mendorong kredit perbankan pada sektor pembiayaan inklusif dan UMKM.


Topik keuangan memang jarang membuat saya tertarik, berat dan memusingkan. Tapi justru itulah, saya jadi tertantang untuk membahas kebijakan makroprudensial Bank Indonesia di podcast The Late Brunch with Sara Neyrhiza. Sekaligus mengikutsertakan di kompetisi. Dan inilah podcast saya yang berhasil mendapatkan juara harapan.



See you on the next blogpost.







Thank you, 

Bedah Naskah Podcast Monolog di Lomba Podcast PFN 2020

28.11.20
NASKAH PODCAST MONOLOG


Ini adalah salah satu kompetisi podcast yang berhasil saya menangkan. Lomba podcast ini diadakan oleh Kominfo dan Perum Produksi Film Negara dengan mengangkat tema “Satu Nusa, Satu Bangsa, Satu Bahasa – Peran Saya dalam Pemulihan Ekonomi Nasional.” yang dilaksanakan dalam rangka Hari Sumpah Pemuda Ke-92, HUT NKRI Ke-75 dan HUT Perum PFN Ke-75. 


JUARA LOMBA PODCAST PFN 2020


Juri Lomba yang WOW banget.

Saya sempat kaget, ketika tahu bahwa lomba podcast ini menghadirkan banyak dewan juri. Siapa saja dewan jurinya baru diumumkan saat pengumuman pemenang Lomba Podcast PFN 2020 dilakukan, Rabu 4 November 2020 melalui platform Zoom. "Wah, nggak kaleng-keleng nih," batin saya.


Siapa saja dewan jurinya, mereka adalah 

  • Hendri Saparini (ekonom dan Founder Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia),
  • Ahmad Mahendra (Direktur Perfilman, Musik dan Media Baru Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan)
  • Tjandra Wibowo (Direktur Produksi dan Komersial Perum PFN)
  • Joshua Puji Mulia Simanjuntak (Staf Ahli bidang Inovasi dan Kreativitas Kemenparekraf)
  • Fadli Rahman (Staf Ahli Ketua Satgas Pemulihan Ekonomi Nasional dan Komisaris PT Pertamina Hulu Energi)
  • Ferdinandus Setu (Kepala Biro Humas Kementerian Komunikasi dan Informatika)
  • La Rane Hafied (Working Group Layanan Podcast dan Digital Radio Singapore International)
  •  Rizky Adi Nugroho a.k.a Mr. Popo (Founder Podcast Do You See What I see


Podcast ini saya buat cukup singkat. Paling cuma 2 jam, karena sudah mepet deadline. Kebut aja, yang penting bisa ikutan dan nambah episode baru kalaupun entar kalah.


Baca Juga : Tips Membuat Naskah Podcast


Sama seperti episode The Late Brunch Podcast yang lain, saya juga menyusun naskah terlebih dahulu  sebelum sesi merekam suara. Setelah mengumpulkan data, dan menyusun kerangka cerita, maka saya susun sehingga menjadi naskah yang enak dibaca dan disampaikan.



Berikut ini naskah podcast monolog berjudul "Kita Bisa Apa?"


Introduction

7 bulan lebih di rumah aja? Apa aja yang berubah? Pertama/ jelas rajin pake masker/ selalu bawa handsinitizer/ dan menghindari keluar rumah untuk hal yang nggak perlu//

Kedua/ jadi rajin masak// Selain bisa lebih menjaga kesehatan/ ternyata cara ini juga efektif bikin nggak jajan sembarangan//

Ketiga/ ngantor mulu di rumah// Bener deh/ sejak 16 Maret 2020 saya nggak terima undangan dan pekerjaan di luar rumah// Bukannya sok sokan ya/ tapi memang pengen lebih menjaga diri aja/ Lagian pekerjaan semua bisa online kok// Malah lebih hemat ongkos transport dan jajan..//hehehehe

Keempat/ jadi rajin nonton film// Banyak film Indonesia lawas yang saya tonton ulang// Sekalian nostalgia//

Kelima/ nggak pernah belanja produk tersier// Dulu ya/ hampir tiap bulan hobi banget belanja baju/ tas dan sepatu// Sekarang/oh tentu tidak...//Lha gimana sih/ kan nggak kemana- mana/ pake aja daster di rumah//


Main Idea - Data Explanation

Saya yakin nggak sendiri// Jutaan orang mungkin melakukan hal yang sama// Perubahan perilaku konsumsi masyarakat ini/ ternyata berdampak besar// Aktivitas masyarakat menurun yang berdampak pada ekonomi/ khususnya sektor informal atau UMKM//

Pemerintah juga bekerja keras untuk memulihkan perekonomian ini dengan menggelontorkan dana sebesar Rp203,9 triliun untuk klaster perlindungan sosial yang direalisasikan ke berbagai program/ seperti PKH (Program Keluarga Harapan)/ BPNT (Bantuan Pangan Nontunai)/ Sembako/ BST (Bantuan Sosial Tunai)/ Kartu Prakerja/ BLT (Bantuan Langsung Tunai) Dana Desa/ Banpres Produktif untuk Modal Kerja/ Subsidi Gaji/ dan Diskon Listrik// Program ini untuk meringankan beban ekonomi masyarakat akibat pandemi Covid-19/ sekaligus juga memicu peningkatan produktivitas ekonomi masyarakat// (sumber data : https://setkab.go.id/progres-realisasi-program-pemulihan-ekonomi-nasional-pen-klaster-perlindungan-sosial-26-september-2020-di-istana-kepresidenan-bogor-provinsi-jawa-barat/)

Program Pemulihan Ekonomi Nasional merupakan salah satu rangkaian kegiatan untuk mengurangi dampak Covid-19 terhadap perekonomian/  Tujunnya untuk melindungi/ mempertahankan/ dan meningkatkan kemampuan ekonomi para pelaku usaha dalam menjalankan usahanya selama pandemi Covid-19// Untuk UMKM/ program Pemulihan Ekonomi Nasional diharapkan dapat memperpanjang nafas UMKM dan meningkatkankinerja UMKM yang berkontribusi pada perekonomian Indonesia//


Main Idea- Solution

Lalu /apa peran kita pada ekonomi nasional?//

Belanja guys/ itu salah satunya// Belanja produk UMKM yang ada disekitar kita// Kalau kita belajar dari core valuenya BUMN yakni AKHLAK Amanah/ Kompetensi/ Harmonis/ Loyalitas/ Adaftif/ dan Kolaborasi// Saat ini adalah waktunya untuk kita beradaptasi dan berkolaborasi.

Jika selama ini kita cuek dengan kesehatan// Nah/ sekarang kita bisa beradaptasi dengan menerapkan 3M Menggunakan Masker Mencuci Tangan Menjaga Jarak untuk memutus mata rantai penularan penyakit corona// Plus jangan lupa makan makanan bergizi/ tidur cukup dan berolahraga//

Nah/ untuk misi kolaborasi/ salah satunya dengan mendukung usaha teman- teman di sekitar kita// Apa lagi banyak kan/ yang kehilangan pekerjaan/ atau harus jungkir balik cari kerja sampingan sampai dengan berjualan// Misi ini nggak muluk-muluk kok/ Dengan tika membeli produk UMKM berarti kita bisa mencukupi kebutuhan kita sehari-hari plus membantu UMKM untuk tetap melanjutkan usaha//


Conclusion

Jadi/ udah tahu kan apa peran kita?

Harapannya semboyan Satu Nusa Satu Bangsa dan Satu Bahasa yang lekat dengan sumpah pemuda 28 Oktober/ nggak cuma jadi seremonial belaka/ Tapi betul- betul bisa mempersatukan kita// Yaiyalah/ kita sekarang kan mengalami hal yang sama// Lagi dapet ujian bersama// Kalau nggak saling menguatkan/ kita bisa apa?///


Klik untuk mendengarkan audio podcast



Baca Juga : Naskah Podcast Storytelling



Berikut liputan media terkait lomba podcast PFN 2020 ini.



 Selengkapnya untuk membaca liputan antaranews.com - beritasatu.com - beritalima.com 



Terima kasih sudah memilih saya sebagai pemenang. :)


See you on the next blogpost.








Thank you, 


Bunda Baca Solo 2019, Sara Neyrhiza Ajak Para Bunda Sebagai Pegiat Literasi

28.11.19
DUTA BACA SOLO 2019 ZAHRA NOOR ERIZA


Boleh dibilang prosesnya tidak terlalu lama untuk pada akhirnya mendapatkan predikat ini. Jadi awalnya, setelah mendapatkan info terkait pemilihan Duta Baca Solo 2019, saya mulai menyiapkan artikel. Tepat H-1 saya mengirimkan artikel tersebut ke sekretariat Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Surakarta sebagai penyelenggara kompetisi ini.

Dari hasil seleksi penulisan artikel, maka dipilihlah 10 orang dari kategori Duta Baca Solo 2019 putra, putri dan bunda untuk melakukan presentasi dan wawancara.

Senin, 25 November 2019 sesi presentasi dan wawancara dilakukan bertempat di kantor Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Surakarta dengan menghadirkan tiga orang dewan juri yakni budayawan Hanindawan, Ketua Ikatan Pustawakawan Indonesia Kota Solo, Daryono, dan praktisi media dari Solopos, Yonantha Candra Permana. Dari proses ini, maka dipilihlah 5 orang dari masing-masing kategori untuk maju di final.


Rabu, 27 November 2019 penyelenggaraan final Duta Baca Solo 2019 dilaksanakan di Atrium Paragon Mall Solo. Masing-masing finalis diminta untuk memperkenalkan diri, menyebutkan motivasi mengikuti kompetisi, lalu memilih pertanyaan secara acak yang sudah disiapkan di dalam fish ball. Terakhir, dewan juri juga memberikan pertanyaan untuk menutup sesi ini. 



BUNDA BACA SOLO 2019 SARA NEYRHIZA

Saya sangat mengapresiasi penyelenggaran pemilihan Duta Baca Solo 2019. Untuk kategori Bunda Baca Solo 2019 saya mendapati para finalis sangat luar biasa dengan ide-ide dan semangat mereka.

Ketika akhirnya saya terpilih sebagai Bunda Baca Solo 2019 saya rasa ini menjadi kesempatan dan tantangan untuk bekerja sama dengan pemerintah, dalam hal ini Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Surakarta untuk bersama-sama menggiatkan literasi bahasa di berbagai kalangan di Kota Solo.

Sebagai bentuk komitmen menyebarkan semangat berliterasi, nantinya setiap aktivitas yang saya lakukan dalam tugas saya sebagai Bunda Baca Solo 2019 akan saya tulis di blog ini. Dan Insya Allah akan saya bukukan diakhir masa jabatan.

Semoga dengan terpilihnya saya sebagai Bunda Baca Solo 2019 saya dapat menjalankan amanah sekaligus terus bersemangat menyebarkan semangat membaca baik itu di rumah, di kampus tempat saya bekerja, juga di lingkungan komunitas maupun masyarakat.

Terima kasih untuk Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Surakarta dan Solopos.fm sebagai pelaksana pemilihan Duta Baca Solo 2019

DUTA BACA SOLO 2019 ZAHRA NOOR ERIZA
 Nadia Sarah Nurani (SMA Negeri 5 Solo) sebagai Duta Baca Putri, lalu Domingga Aryaduta Sukaswanto (Home SchoolingAnak Pelangi) sebagai Duta Baca Putra, dan Zahra Noor Eriza (Laweyan) sebagai Bunda Baca. Sementara itu, Gayatri Tarina Ratna Dewani siswi SMA Al-Azhar Syifa Budi Solo sebagai juara favorit.


Di bawah ini adalah artikel yang saya sertakan dalam pemilihan Bunda Baca Solo 2019.

ORANG TUA AGEN PENGGERAK LITERASI SEJAK DINI
Bunda Rajin Membacakan Buku, Anak Suka Baca Buku



BUNDA DUTA BACA SOLO 2019

"Ada beberapa sekolah dasar yang menguji kemampuan membaca calon muridnya pada tahap seleksi masuk," demikian ujar salah seorang guru TK anak saya pada sebuah rapat pertemuan sekolah dan wali murid. 

Beberapa wali murid terlihat kaget. Mereka sangsi dengan kemampuan anak mereka dalam membaca dan menulis. Buat saya hal ini tidak mengagetkan. Terlebih dengan Gerakan Literasi Nasional (GLN) yang dijalankan sekolah-sekolah sebagai bagian amanat yang tertuang dalam peta GLN 2016-2019. 

Kementriaan Pendidikan dan Kebudayaan telah menetapkan enam literasi dasar yang wajib dikembangkan melalui tripusat pendidikan (keluarga, sekolah dan masyarakat) yakni literasi bahasa, literasi numerasi, literasi sains, literasi digital, literasi finansial serta literasi budaya dan kewarganegaraan. Itu mengapa kemampuan membaca dan menulis dianggap sebagai kemampuan dasar yang harus dimiliki untuk melek literasi lainnya.

Meski demikian, sebagai bagian dari tripusat pendidikan yakni keluarga, saya tidak serta merta kemudian menggembleng anak saya untuk bisa membaca di usia dini. Tidak. 

Secara kontekstual, literasi memang diartikan sebagai kemampuan individu untuk membaca, menulis, berbicara, menghitung dan memecahkan masalah pada tingkat keahlian yang diperlukan dalam melakukan pekerjaan. Namun lebih luas, literasi mencakup aspek visual dalam mengenali dan memahami ide atau pesan yang disampaikan secara visual seperti gambar, video dan adegan.

Maka ketika dihadapkan pada kompetensi kemampuan membaca anak, saya tidak tergesa-gesa untuk menetapkan target kemampuan mengeja lancar B-A-C-A sama dengan BACA. Bagi anak saya yang masih balita, target ini terlihat jauh dan merepotkan. Saya tidak ingin membaca menjadi sebuah keharusan, namun anak harus merasakan bahwa membaca adalah suatu hal yang menyenangkan, membuat ketagihan dan akhirnya menjadi kebutuhan.

Sudahkah Orangtua Membacakan Buku?


Sebagai orangtua pola pendidikan yang paling mudah adalah dengan memberikan contoh. Tidak perlu sering memerintah, tetapi anak melihat bukti nyata dari perilaku orang tua. Begitu pula ketika mengajarkan anak gemar membaca, maka mulailah dari memberi tauladan.

Salah satu hal yang bisa dipraktikkan adalah dengan membacakan buku untuk anak. Tidak perlu waktu yang lama. Cukup 20 menit yang berkualitas setiap hari, membacakan buku kepada anak dapat mengenalkan asyiknya membaca buku.

Pada dasarnya, anak menyukai cerita. Dari cerita anak mampu mengembangkan imajinasi dan memahami bagaimana kehidupan ini bekerja. Maka, sebelum mengenalkan apa itu membaca buku, dapat dimulai dengan mengenalkan berbagai cerita menarik dari sebuah buku.

Pertama, orang tua dapat memilih buku dengan gambar yang menarik. Lalu tunjukkan pada anak, gambar dan tulisan yang ada di dalamnya. Hal ini dapat dilakukan bahkan ketika anak masih bayi dan mulai tertarik dengan rangsangan visual yang berwarna-warni. 

Kedua, mulai saja membacakan cerita yang ada di buku tersebut. Baca secara perlahan-lahan sehingga anak dapat belajar memahami jalannya cerita. Sambil membacakan buku, kita tunjukkan berbagai gambar dan tulisan yang ada. Setelah sebuah buku selesai dibacakan, jangan langsung mengakhiri sesi membaca buku ini. Namun, ajak anak untuk menceritakan kembali apa yang baru saja mereka dengar. Hal ini dapat dipraktikkan untuk anak yang sudah mulai dapat berbicara.

Dari aktivitas membacakan buku yang dilakukan orang tua, anak bisa mengenal apa itu buku dan cerita. Anak belajar mendengar, dan memahami jalan cerita. Kemampuan imajinasi dan kreativitas anak juga akan berkembang. Mereka akan mulai banyak bertanya dan tumbuh rasa ingin tahu yang besar. Kedekatan komunikasi dan emosional dengan orang tua juga terjalin. Dan kemudian, anak akan bersemangat dengan hadirnya cerita-cerita lainnya dari berbagai buku.

Jangat kaget, jika kemudian anak akan memiliki perbendaharaan kata yang beragam. Dari ketrampilannya mendengar, anak mengenal berbagai kosa kata baru. Di sinilah anak juga berlatih kemampuan bercerita atau storytelling. Tinggal selanjutnya, bagaimana orang tua lebih kreatif dalam mengemas sesi membacakan buku ini.

Bunda, Penggerak Literasi Sejak Dini


Banyak data yang menunjukkan bahwa minat baca masyarakat Indonesia sangat rendah. Berdasarkan data Most Littered Nation in The World yang dilakukan Central Connecticut State University (CCSU) pada Maret 2016, Indonesia menduduki peringkat 60 dari 61 negara perihal minat baca. Meski banyak data lain dengan hasil serupa, namun saya tidak pesimis. Terlebih di era dgital saat ini, membaca tidak lagi sekedar duduk manis baca buku di perpustakaan. Bahkan, perpustakaan sudah menyediakan berbagai e-book yang bisa dinikmati dengan gadget di manpun dan kapanpun.

Maka, yang menjadi PR besar adalah bagaimana menanamkan minat baca ini sedini mungkin. Dan hal ini menjadi tanggungjawab orang tua khususnya ibu. Apa yang harus para bunda lakukan saat ini? Yakni mulai menggairahkan kembali semangat membaca. Lalu menularkan aktivitas ini kepada anak melalui kegiatan membacakan buku dan mendongeng.

Ajak anak untuk ke perpustakaan dan toko buku. Kenalkan anak dengan berbagai pilihan buku yang mempu membangkitkan rasa ingin tahu mereka. Setelahnya, sediakan kesempatan untuk berdiskusi dan berbagi cerita bersama.

Harapannya, aktivitas membaca buku bukan hanya menjadi kesenangan pribadi. Namun sekaligus menjadi bekal bagi anak agar menjadi generasi cerdas yang siap menghadapi tantangan di bangku sekolah maupun dalam pekerjaan. 

Bukankah, buku adalah jendela ilmu, dan membaca adalah kaca mata melihat dunia?


See you on the next blogpost.






Thank you, 



Juara Blog Competition BINetifest 2019

11.3.19
BINETIFEST 2019 BANK INDONESIA


Sejak mendapatkan pengumuman 50 besar dan 5 besar terbaik dalam kompetisi blog Bank Indonesia, saya mulai mengatur jadwal keberangkatan sekaligus segala persiapan. Maklum saja, untuk pergi keluar kota urusan anak dan suami harus sudah terjamin selama saya tinggal. Juga, jadwal mengajar yang harus saya tata ulang. Untungnya, saya hanya empat hari di Jakarta.

Penerbangan yang dipilihkan panitia landing di Bandara Halim Perdana Kusuma. Untuk menuju ke hotel, saya yang kala itu berangkat dengan tiga rekan lainnya memilih GoCar yang hanya bertarif Rp 60.000,- untuk sampai ke Hotel Grand Mercure tempat kami menginap. Jarak Bandara Halim ke Hotel Grand Mercure hanya sekitar 16 km.

Menginap di Grand Mercure Harmoni Jakarta


Kami rombongan pertama yang sampai ke hotel. Setelah melakukan check in, akhirnya saya bisa membaringkan diri di kamar 706. Rekan sekamar saya Mbak Yunita yang berdomisili di Tangerang belum tiba. Maka saya manfaatkan untuk eksplor dan mengambil beberapa foto tiap sudut kamar.

Ukuran kamar kami tidak terlalu luas dengan twin bed di dalamnya. Namun, kamar mandinya terasa lapang. Kamar mandi dan kamar tidur di batasi oleh kaca besar tembus pandang. Untung saja tirai bisa menutup dengan sempurna, sehingga saat mandi tidak perlu sungkan dengan teman sekamar. 

HOTEL GRAND MERCURE JAKARTA


Saya baru menyadari bahwa Grand Mercure ini salah satu hotel strategis di Jakarta. Ada sebuah jembatan penyebarangan di depan Grand Mercure yang mempermudah kita menuju Gajah Mada Plaza tepat di depan hotel. Meski Gajah Mada Plaza ini terlihat sudah cukup tua, ternyata tenant di dalamnya sangat lengkap. Untuk harga juga tidak berbeda jauh dengan di Solo, tempat saya tinggal. Sehingga saya bisa leluasa memilih beberapa baju dan kosmetik yang dijual di sana. Masih ramah di kantong.

Meski banyak restauran yang familiar seperti D'Cost, KFC dan Solaria, siang hari pertama di Jakarta saya manfaatkan untuk menikmati Mie Aceh di kedai dekat hotel. Hanya berjalan kaki sekitar 300 meter dari hotel, saya dan Mbak Widya rekan blogger dari Solo, bisa menikmati sepiring Mie Aceh dengan porsi besar. Harga Mie Aceh ini juga terjangkau hanya Rp 18.000,- dan sudah dilengkapi dengan krupuk. Saya cukup heran, ternyata masih ada makanan murah di Jakarta. Bahkan harga teh tawar cuma 3000 rupiah. 

MIE ACEH YANG ENAK


Siang itu sungguh memuaskan untuk perut saya.

Ketika malam hari, sepanjang jalan di depan Hotel Grand Mercure juga dipenuhi pedagang. Mulai dari nasi goreng, gorengan, cilok, cakwe, kacang dan banyak lainnya. Jelas ini alternatif menyenangkan jika ingin mencari makanan tak jauh dari hotel dengan harga murah.

Menginap di Grand Mercure Harmoni juga menyediakan beberapa fasilitas gratis seperti kolam renang, sauna dan fitness center. Pagi di hari kedua di Jakarta, saya manfaatkan untuk berenang. Kolam renang di Hotel Grand Mercure tidak cukup luas dengan kedalaman hanya 120cm dan 30cm. Saat berenang sendirian, tidak ada tamu hotel yang menyempatkan diri berenang di pagi hari saat itu.

GRANS MERCURE HARMONI

Buat saya olahraga itu penting. Karena tidak bisa lari pagi, berenang membuat tubuh saya tetap fit. Saya berusaha bangun pagi meski tidak ada rutinitas ibu rumah tangga.

Seusai berenang dan membilas diri, saatnya saya menikmati sarapan. Menu sarapan di Hotel Grand Mercure Harmoni ini sangat beragam, mulai dari masakan Jawa, Jepang, Western hingga Chinese. Untuk rasa ada beberapa yang enak, ada yang biasa saja. Tapi saya jamin kita akan puas memilih makanan di sini. Tidak mengecewakan.

REVIEW GRAND MERCURE JAKARTA

Hari kedua, Jumat 1 Maret 2019 kami para finalis memiliki jadwal acara full hingga malam hari. Seusai solat Jumat, kami berangkat ke Museum Bank Indonesia

SARA NEYRHIZA BLOGGER PEREMPUAN
Bersama Mbak Widya rekan blogger dari Solo dan Mbak Yunita blogger dari Tangerang

Menjelajahi Museum Bank Indonesia

MUSEUM BANK INDONESIA

Museum Bank Indonesia terletak di Jl. Pintu Besar Utara No.3, Kelurahan Pinangsia, Kecamatan Taman Sari, Kota Jakarta Barat, Provinsi DKI Jakarta. Bangunan Museum Bank Indonesia dulunya adalah bangunan milik Hindia Belanda dengan nama Netherlands Indies Gulden atau De Javasche Bank. Sejak awal didirikan, bangunan sudah beralih fungsi beberapa kali, mulai dari gereja, rumah sakit hingga menjadi sebuah bank.

MUSEUM BANK INDONESIA

Karena nilai histori yang tinggi, Bangunan Museum Bank Indonesia telah ditetap sebagai bangunan cagar budaya. Bangunan yang terletak di kawasan wisata Kota Tua ini, kemudian diubah kembali menjadi museum. Tujuannya,  agar menjadi sarana untuk memberikan pengetahuan kepada masyarakat mengenai peran Bank Indonesia dalam perjalanan sejarah bangsa, termasuk memberikan pemahaman tentang latar belakang serta dampak dari kebijakan-kebijakan BI yang diambil dari waktu ke waktu.

Keberadaan Museum Bank Indonesia ini juga diharapkan mampu mendorong perkembangan sektor pariwisata bersama museum-museum lain yang saat ini sudah ada di sekitarnya, seperti Museum Fatahillah, Museum Wayang, Museum Keramik, dan Museum Bahari.

MUSEUM BANK INDONESIA
Seragam Penjajah Belanda

Tiket masuk Museum Bank Indonesia hanya Rp 5.000,-. Para pengunjung bisa menyaksikan berbagai koleksi mata uang numismatik dari era abad keempat belas dan benda-benda bersejarah dari era kerajaan-kerajaan. Informasi yang disajikan bukan hanya berupa tulisan, tetapi juga produk audio visual yang interaktif. Sehingga tidak membosankan bagi pengunjung.

Seusai berkeliling di enam ruangan di Museum Bank Indonesia, kami duduk rapi mengikuti talkshow bersama Ayudia Bing Slamet dan Dito Percussion. Sembari menikmati kopi creamer dan sus buah, kami menyimak cerita bisnis dari mereka berdua yang saat ini menggeluti bisnis kopi. 

BINETIFEST 2019 BANK INDONESIA


Karena waktu sudah menunjukkan pukul 18.00, saya mulai bersiap untuk sholat dan mengikuti rangkaian selanjutnya.

Pemenang Blog Competition BINetifest 2019

PEMENANG BINETIFEST 2019 BANK INDONESIA
Seluruh pemenang BINetifest bersama Dewan Juri

BINetifest adalah kompetisi yang melibatnya banyak content creator muda di Indonesia. Bukan hanya lomba blog, tetapi juga lomba vlog, animasi dan short movie. Untuk lomba blog sendiri ada dua tema yang dapat dipilih yaitu. Perlindungan Konsumen dan Ekonomi Digital.

Ketika November 2018 mengikuti kompetisi ini saya memilih tema Perlindungan Konsumen. Kebetulan tema ini sesuai dengan penelitian tesis yang saya lakukan di tahun 2017 sehingga saya memiliki cukup data yang relevan.

Dalam tulisan, saya juga mengulas salah satu program Bank Indonesia yaitu GNNT atau Gerakan Nasional Non Tunai. Dimana BI mendukung terbentuknya cashless society yaitu cara pandang yang baru di dalam masyarakat dalam memandang hakikat uang, terkait dalam penggunaanya dalam bertransaksi. Dalam hal ini uang dianggap sebagai sebuah tools, dan bukan entitas fisik semata. Itu mengapa kini hadir model-model pembayaran elektronik yang tidak membutuhkan bentuk uang secara fisik atau nyata.

Aktivitas transaksi elektronik menjadi hal yang lumrah di era ekonomi digital saat ini. Sehingga butuh kesadaran dalam menjaga keamanan bertransaksi. Seperti menghindari pemindahtanganan kartu transaksi, menjaga keamananan kode akses, hingga bijaksana dalam menyimpan uang elektronik.

Untuk membaca tulisan saya selengkapnya, silakan klik link di bawah ini.

Baca Juga : Cara Aman Transaksi Non Tunai


Awarding BINetifest dimulai sekitar pukul 20.30 WIB dipandu oleh MC kenamaan Indonesia VJ Daniel. Acara yang berlangsung selama kurang lebih tiga jam ditutup dengan meriah oleh penampilan RAN yang menyanyikan beberap single hist mereka seperti pandangan pertama, selamat pagi dan sepeda.

BINETIFEST 2019 BANK INDONESIA

Senang rasanya bisa bergabung bersama pemenang lainnya di BINetifest 2019. Untuk kategori blog, ada Alit Susanto www.shitlicious.com sebagai juri. Dan untuk kategori vlog, animasi dan short movie, ada Agung Hapsah sebagai juri. 

Finally, saya menjadi pemenang pertama kompetisi blog BINetifest 2019. Semoga menambah semangat ngeblog di www.neyrhiza.com ini.

PEMENANG BINETIFEST 2019 BANK INDONESIA

SARA NEYRHIZA BLOGGER SOLO

Baca Juga : Pengalaman Menjadi Duta Asian Games 2018

#SobatRupiah Obrolan Inspiratif Generasi Kreatif


Hari ketiga di rangkaian acara BINetifest ini, ada beberapa pembicara yang dihadirkan  dalam talkshow inspiratif bertajuk #SobatRupiah Ngobrol Inspirasi.  Mereka adalah perwakilan dari Polri, Kemkominfo, Bank Indonesia, Kompasiana, juga ada Mas Wahyu Aditya dari Hello Motion.

BINETIFEST 2019 BANK INDONESIA

Tema yang diangkat mulai dari Hoax dan Cyber Crime, Ekonomi Digial, dan Workshop Creative Content. Acara cukup menarik. Para peserta bisa terlibat aktif dalam berbagai sesi tanya jawab.

***

Hari keempat, sudah waktunya saya kembali ke Solo. Pukul 11.00 WIB saya meninggalkan hotel menuju bandara Halim Perdana Kusuma. 


Itu tadi rangkaian acara Bank Indonesia Netizen Festival 2019 (BINetifest). Salah satu hal menyenangkan yakni kesempatan bertemu banyak kalangan muda kreatif di Indonesia. Pertemuan memang terasa singkat, hanya empat hari. Namun, semoga kesempatan mengikuti BINetifest ini membuat para content creator semakin produktif dalam menghasilkan karya.

Sampai berjumpa di BINetifest selanjutnya.


Let's be friends!


Instagram | Facebook | Twitter

See you on the next blogpost.





Thank you, 

Blogger Solo Ceritakan Pengalaman Menjadi Duta Asian Games 2018

21.8.18
Gimana acara Opening Ceremony Asian Games 2018? Keren kan? Wah, saya juga susah move on  dan pengen balik ke Gelora Bung Karno mulu nih.

Pengalaman bisa melihat langsung event akbar ini, bener-bener bikin happy. Beruntung, saya menjadi salah satu Duta Asian Games 2018.

Menjadi Duta Asian Games 2018 adalah salah satu pengalaman terbaik dalam hidup saya. Karena  bisa jadi, ketika Indonesia jadi tuan rumah Asian Games lagi, saya sudah jadi nenek-nenek kan? Secara pertama kali Indonesia jadi tuan rumah saja tahun 1962. Lama banget kan jeda nya.

WRITINGTHON ASIAN GAMES

Bagaimana Cara Menjadi Duta Asian Games?


Jadi beberapa waktu lalu Kementerian Komunikasi dan Informatika mengadakan berbagai kompetisi untuk mendukung Asian Games 2018. Ada Duta Supporter Indonesia, Dance Challenge, Lomba Gapura, ASN Sehat dan beberapa lainnya. Nah, kalau saya mengikuti lomba Writingthon, kompetisi menulis blog bagi para blogger. Alhamdulillah, saya terpilih menjadi perwakilan Jawa Tengah. Tiap provinsi diambil 1 perwakilan sehingga ada 34 blogger dari seluruh Indonesia.

Selama lima hari di Jakarta dari tanggal 15-19 Agustus 2018 saya dan semua Duta Asian Games 2018 mendapat fasilitas kelas wahid. Mulai urusan transportasi, tiket Garuda Airlines pulang pergi saya terima. Kami menginap di Hotel Millenium, hotel bintang empat di kawasan Jakarta Pusat, meski di hari kedua kami pindah di Takes Mansion. Soal makanan, duh, saya bawaannya kenyang , karena nggak pernah berhenti alias makan... mulu. Kami juga datang ke berbagai destinasi wisata plus barbeque party ditemani D'Masiv yang nyanyi buat kita.

Gilak! Bahagia banget!

Saya bakal cerita nih ngapain aja selama lima hari kemarin. Semoga bikin tambah pengen. :)

Baca Juga : Tulisan Ini Membawa Saya Menjadi Duta Asian Games 2018

Rangkaian Acara Bersama Duta Asian Games 2018

Day 1- Sesi Perkenalan


Saya sampai di Bandara Soekarno Hatta pukul 12.20. Karena harus menunggu peserta lainnya, saya baru sampai hotel sekitar pukul 16.00. Setelah merehatkan diri di kamar, malam hari adalah sesi perkenalan kami.

DUTA ASIAN GAMES 2018
Membuat outline tulisan untuk kompetisi

Ada sesi challenge yang bisa kami ikuti. Hadiahnya sebuah laptop dan handphone. Saya sampai lembur semalaman menulis blog untuk mengikuti tantangan ini. Sayang, saya tidak memenangkannya.

Day 2 - Gala Dinner Bersama Duta Asian Games 2018

WRITINGTHON ASIAN GAMES
Gala Dinner di Gedung Arsip Nasional

Hari kedua dimulai dengan tantangan menulis kolaborasi bersama blogger lainnya. Jadi dalam waktu 1 jam, kami harus menulis sebuah artikel.

Setelah sesi ini selesai, kami harus pindah tempat menginap. Dan organizer acara beralih dari Bitread ke Kominfo.

Kami punya waktu istirahat cukup lama, bahkan saya menyempatkan untuk tidur siang. Malam harinya dengan bus kami di bawa ke Gedung Arsip Nasional untuk bersama menikmati Gala Dinner.

Belasan meja panjang dengan dekorasi bunga tertata rapi menyambut kami. Duta Asian Games 2018 lainnnya berkumpul di sini sembari menikmati makan malam. Alunan musik Top 40 memberi kami suasana kemeriahan. Tidak lupa sesi foto bersama bersama Pak Rudiantara, Mentri Komunikasi dan Informatika.

WRITINGTHON ASIAN GAMES

Day 3 - City Tour dan Barbeque Party


Wah, beneran kami memang dimanjakan dengan berbagai kesenangan. Terlebih buat saya yang bisa rehat sejenak dari pekerjaan dan momong anak :)

Pagi-pagi kami mengambil 4 buah kaos dan 1 buah topi untuk dresscode beberapa hari ke depan.

Hari ketiga kami dibawa ke berbagai destinasi wisata di Jakarta seperti  Kota Tua. Melihat banyak koleksi di Museum Fatahillah kami lakukan sekitar dua jam. Lalu dilanjutkan dengan makan siang di Mang Engking Resto. 

Sama seperti Mang Engking Resto di Solo, sajian seafood menjadi andalan. Udang asam manis jelas kesukaan saya.

Seusai dari Mang Engking Resto, perjalanan kami lanjutkan ke Segara Resto Ancol. Saya dan beberapa rekan mampir sebentar di Ancol Mall untuk berbelanja pakaian. 

WRITINGTHON ASIAN GAMES
Di Resto Segara Ancol

Di Segara Resto sudah ditata sedemikian rupa. Sebuah panggung berukuran medium berdiri di depan puluhan bantal besar warna warni. Kami duduk manis sembari menikmati kudapan seperti martabak gurih, mini pizza, mini hot dog dan beberapa jus buah segar.

Yossy Project Pop hadir di tengah-tengah acara untuk mengajarkan kami cara memberi semangat dengan yel-yel. Sunset sore itu sangat indah. Semilir angin pantai membawa rasa kantuk datang melanda.

Untungnya ada Prof. dr. Henri Subiakto, S.H., M.Si., guru besar Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Airlangga yang hadir dengan paparan informasi mengenai HOAX.  

Mungkin banyak yang mengira bahwa kehadiran Duta Asian Games ini hanya untuk bersenang-senang. Padahal sebenarnya kami membawa misi, salah satunya dengan menjadi penyebar informasi positif. Kami kaum milenial mempunyai tanggung jawab penting untuk mengedukasi masyarakat akan penggunaaan internet secara bijak. Sehingga agenda pemecah belah bangsa melalui konten digital bisa diantisipasi.

Seusai mendengarkan penjelasan Prof. Henri, dilanjutkan dengan menikmati berbagai hidangan laut dan daging asap. Kesukaan saya kali ini adalah daging asap dengan lumuran saus blackpaper. Rasanya? Enak banget!

Lebih enak lagi, karena saya bisa bernostalgia dengan lagu-lagu D'Masiv.

WRITINGTHON ASIAN GAMES
D'Masiv menghibur dengan lagu-lagu andalan mereka


Perjalanan hari ketiga telah berakhir kami kembali pulang untuk beristirahat di hotel.

Day 4 - Bersiap Menonton Opening Ceremony Asian Games


Saya bangun lebih pagi dihari ke 4. Sarapan di hotel pada pukul 06.30, dilanjutkan dengan berkendara dengan bus menuju TMII (Taman Mini Indonesia Indah). Salah satu hal wajib yang pasti dilakukan di sini adalah naik kereta gantung. Entah sudah berapa kali saya merasakannya, namun tetap kagum juga dengan landscape Indonesia di atas air yang dilihat dari atas.

WRITINGTHON ASIAN GAMES
Kereta Gantung andalan di TMII

DUTA ASIAN GAMES 2018
Di Museum Penerangan

Perjalanan masih berlanjut, kami menuju ke Museum Penerangan. Namun, tidak cukup lama hanya sekitar 1 jam kami di sana. Break makan siang kami menuju Resto Ikan Bakar Karimata sembari berganti baju.

DUTA ASIAN GAMES 2018
Bersiap di depan GBK

Pukul 14.00 kami sudah sampai di Gelora Bung Karno. Saya pribadi takjub dengan luas GBK ini, sekaligus merasa lelah dengan jalanan panjang yang harus kami lalui.

Untung saja banyak spot foto menyenangkan di sini. Juga puluhan stand dari para sponsor yang memberi berbagai penawaran menarik.

Tiket Opening Ceremony Asian Games 2018 senilai 5 juta rupiah sudah di tangan. Dengan tiket semahal ini tentu saja kami mendapat posisi duduk yang menyenangkan, di tribun utama menghadap langsung ke panggung. Kok nggak di depan panggung pas? Yaiyalah, depan panggung pas hanya untuk atlet. hehehe

SARA NEYRHIZA
Tiket seharga 5 juta sudah di tangan

Kami masuk ke stadion sekitar pukul 17.00, padahal acara baru dimulai pukul 19.00 WIB. Saya menyempatkan diri untuk membeli beberapa makanan dan minuman. Harganya memang lumayan mahal. Apa boleh buat daripada kehausan.

Acara Opening Ceremony jelas membuat saya terkagum-kagum. Penataan panggung, penari dan semangat para penonton membuat stadion GBK begitu meriah. Letusan kembang api membuat jantung berdegup lebih cepat. Bagaimana yang menonton di televisi? Tercengang juga kan?

WRITINGTHON ASIAN GAMES
Amazing Opening Ceremony Asian Games 2018

Pukul 21.00 saya keluar dari stadion. Di tengah jalan bertemu dengan Wishnu Tama, Creative Director dari Opening Ceremony Asian Games ini. Saya ambil foto bersama beliau sebagai kenang-kenangan.

Perasaan saya di hari ke 4 ini sungguh luar biasa. Lelah bahagia bercampur jadi satu. Pukul 00.00 kami baru sampai di hotel. Saya masih punya PR besar untuk packing. Memejamkan mata selama 2 jam, dan harus bangun subuh untuk pulang.

Day 5- Kembali ke Solo


Pukul 5 pagi saya sudah di dalam bus. menuju Bandara Soeta. Penerbangan saya pukul 09.00 WIB, ternyat harus tertunda hingga 10.20. Tetapi syukurlah saya bisa sampai Solo dengan selamat.

Kompetisi Writingthon membawa pengalaman menyenangkan bagi saya. Bukan hanya bertemu rekan baru dari Aceh hingga Papua Barat. Namun juga kesempatan menyaksikan Opening Ceremony Asian Games yang luar biasa.

Baca Juga : Writingthon, Solidaritas dari Aceh hingga Papua Barat


WRITINGTHON ASIAN GAMES

Tulisan yang kami sertakan dalam kompetisi ini juga diterbitkan dalam bentuk buku. Buku ini menjadi bukti bahwa kami 34 blogger dari seluruh Indonesia ini pernah berkumpul bersama.

Terima kasih sekali lagi untuk Kemkominfo dan Bitread yang telah memberikan kesempatan bagi kami mendukung Asian Games 2018.

WRITINGTHON ASIAN GAMES
Mind Master Opening Ceremony Asian Games 

Let's be friends!

Instagram | Facebook | Twitter

See you on the next blogpost.

Thank you,

Auto Post Signature