Berrybenka, From Online to Offline

21.6.17
Hadirnya toko online, market place dan e-commerce di Indonesia yang semakin meningkat, berbanding lurus dengan meningkatnya aktivitas online shopping masyarakat Indonesia. Hal ini juga sesuai dengan survey yang dilakukan The Nielsen Global Survey of E-Commerce (2014), yang menyatakan bahwa masyarakat kini secara aktif mencari, meneliti dan membeli produk yang mereka inginkan dan butuhkan melalui internet. Menurut data We are Social (2016) pada tahun 2016 bahkan sebanyak 23,8 juta orang Indonesia telah bertransaksi jual beli secara online.

Bukalapak, salah satu marketplace terbesar di Indonesia, menyebutkan bahwa produk yang paling laku di jual secara online adalah produk fashion, kemudian disusul gadget, dan diposisi ketiga yakni barang elektronik. Produk fashion yang menduduki posisi teratas ini terdiri dari beragam jenis barang. Posner (2011) menyebutkan yang termasuk di dalam produk fashion adalah  pakaian dan apparel, aksesoris, kosmetik dan alas kaki.

Tentang Berrybenka

Di Indonesia salah satu e-commerce yang berfokus dalam penjualan produk fashion adalah Berrybenka. Dalam situs onlinenya, Berrybeka.com menyediakan lebih dari 1000 merek lokal dan Internasional, termasuk produk in house label dengan target pasar perempuan maupun laki-laki. Kenyamanan berbelanja online berusaha ditawarkan kepada pelanggan seperti, pemberian promo potongan harga setiap harinya, pengembalian produk hingga 30 hari setelah barang diterima, layanan bayar di tempat dan gratis ongkos kirim.

Setelah sukses dengan penjualan secara online, hampir 2 tahun terakhir ini Berrybenka mulai mengembangkan gerai offline di beberapa wilayah di Indonesia. Hal ini sebagai salah satu langkah strategis dalam mengusung model bisnis omni-channel.

Omni-channel adalah pendekatan multichannel yang berusaha menyediakan berbagai layanan kepada pelanggan dengan tujuan mencapai kepuasan pelanggan saat berbelanja. Baik ketika pelanggan berbelanja melalui PC, perangkat mobile atau langsung datang ke toko. (dailysocial.id)
Strategi ini ternyata mampu memikat para investor. Terbukti dari pendanaan sebesar ratusan milyar yang Berrybenka terima pada tanggal 26 Januari 2017 yang lalu, dari Maj Invest Private Equity, Asia Summit Capital, Softbank-Indosat (SB-ISAT) Fund dan beberapa investor lokal.

Berrybenka, From Online to Offline

Ada beberapa alasan di balik langkah Berrybenka membuat toko offline. Jason Lamuda, CEO Berrybeka dalam artikel id.techinasia.com menjelaskan alasan yang pertama adalah meningkatkan awareness terhadap Berrybenka. Brand Berrybenka  tidak hanya dikenal oleh mereka yang aktif menggunakan internet, namun juga konsumen konvensional yang lebih suka berbelanja di toko. Alasan yang kedua adalah keberadaan toko offline mampu meningkatkan pendapatan Berrybenka. Hasil yang positif inilah yang membawa Berrybenka untuk melanjutkan membuka gerai-gerai offline lainnya.

Apa yang dilakukan Berrybenka ini bukanlah sesuatu hal yang aneh atau langka. Beberapa e-commerce brands terbesar di dunia seperti Bonobos, Warby Parker dan Indochino- pun telah melakukan hal yang sama yakni membuka physical retail disamping menjalankan online storenya. Bonobos yang mengsusung lini produk laki-laki dan Warby Parker dengan produk kacamatanya mengungkapkan bahwa keberadaan pop up store atau toko offline miliknya adalah sebagai langkah untuk memuaskan pelanggan mereka. Konsumen produk fashion khususnya, menginginkan untuk dapat menyentuh, merasakan dan mencoba produk sebelum akhirnya mereka memutuskan untuk membeli.

Hal yang sama juga menjadi alasan Indochino sebagai penjual custom men's suit ketika membuka toko offline. Kesempatan untuk dapat menyentuh bahan pakaian yang konsumen inginkan, membuat konsumen merasa nyaman dan akhirnya memutuskan untuk membeli, baik secara langsung di toko maupun pembelian online.

Perilaku konsumen demikian bukannya tanpa alasana. Survey yang dilakukan oleh Retail Dive Consumer menyebutkan bahwa lebih dari 55% konsumen mengunjungi toko sebelum mereka membeli secara online. "The ability to see, touch  and feel products are the reasons consumers choose to stores". sehingga kemudian juga muncul istilah "see in store, buy online. Meskipun produk telah terdiskripsikan secara visual dan teks dengan baik di situs online, juga adanya fitur interaktif  berupa online chatting konsumen dengan customer service misalnya, ternyata banyak shopper yang lebih terpuaskan jika datang terlebih dahulu ke toko, meskipun kemudian pembelian produk bisa saja dilakukan tidak langsung di toko tersebut tetapi tetap melalui internet.

Pop Up Store Berrybenka di Solo

Tidak sulit bagi Berrybenka untuk membuka gerai offlinenya di berbagai tempat karena mereka telah memiliki koleksi fashion dengan merek mereka sendiri. Toko offline Berrybenka ada yang disebut dengan toko permanen dan pop up store, yakni untuk lokasi toko offline dengan waktu penyewaan dibawah satu tahun.

Berrybenka akhirnya juga memilih Kota Solo sebagai lokasi toko offlinenya. Tanggal 16 Juni 2017 yang lalu, diadakan acara Grand Opening Pop Up Store Berrybenka yang terletak di Lantai 1, Solo Paragon Mall.

Mannequin Model yang di tampilkan di acara Grand Opening yang diorganized oleh Red Pro Solo

Acara yang dimulai pukul 16.00, di pandu oleh MC Widya Rosena. Untuk menghibur para pengunjung Mall, ada hiburan berupa Mannequin Model by FS Model Solo, dan juga penampilan Accoustic Band. Yang menarik dari acara ini adalah, pengunjung dapat berkesempatan mendapatkan diskon Rp 100.000,- dengan minimal pembelanjaan Rp 350.000. Selain itu bagi 50 orang pertama yang berbelanja juga mendapatkan goodybag dan ta'jil.

Lokasi Berrybenka Store

 Gambar diambil dari Official Instagram Berrybenka
Hadirnya Pop Up Store ini tidak lain bertujuan agar membuat para pelanggan semakin mudah dalam berbelanja produk Berrybenka. Keberadaan store ini  dapat dimanfaatkan oleh pelanggan sebagai

1. Tempat pengantaran barang
2. Tempat pembayaran (dengan metode Cash on Delivery). Konsumen dapat memesan secara online, namun mereka bisa mencoba secara offline di store Berrybenka dan membayarnya di sana.
3. Tempat pengembalian barang  untuk pembelanjaan secara online "Retur di toko". Jika pelanggan merasa barang yang dibeli secara online di berrybenka.com kurang sesuai, maka pelanggan dapat menukarkan barang tersebut di store.


Berikut adalah beberapa koleksi barang Berrybenka Store






Saat ini Berrybenka akan terus menjalankan model bisnis hybrid, yakni online dan offline. Selain itu juga tengah mengembangkan lini fashion hijab di bawah brand Hijabenka.


Referensi :
AC Nielsen Consumer & Media View Survey. (2015). Laporan Kuartal II 2011-2015.
Posner,H.(2011). Marketing Fashion. London : Laurance King
We are Social. (2016). Annual Report 2016.UK
id.techinasia.com  diakses tanggal 21 Juni 2017
6 comments on "Berrybenka, From Online to Offline"
  1. Memang berrybenka terkenal di kalangan pengguna internet khususnya perempuan karena barang yang di post di web nya sangat menarik. Tetapi pengalaman saya,apa yang saya lihat di web beda dengan yang di pajang di storenya solo paragon. Saat itu saya kira barangnya bagus seperti di web,ternyata barangnya biasa aja bu.

    ReplyDelete
  2. Aku pernah nih liat storenya BerryBenka di salah satu mall. Lucu barang-barangnya, dan asiknya lagi kalo di offline store ini, kita bisa nyobain langsung barang yang mau kita beli yaaa.. Hihihii

    ReplyDelete

You made it all the way here! Thanks for reading. :)
(Untuk meninggalkan komentar, sebaiknya jangan memilih Anonymous agar tidak menjadi brokenlink dan saya hapus.
Tulis saja nama dan url Google/facebook biar lebih aman)

Auto Post Signature