Prelo Seller Gathering Kota Solo

25.9.17
Belanja menjadi salah satu aktivitas menyenangkan bagi perempuan. Membeli pakaian baru, mencoba sepatu atau membeli peralatan rumah tangga untuk mempercantik rumah bisa mengubah mood menjadi lebih baik. Maka tidak heran, jika sebagian orang melepaskan hormon stresnya dengan cara berbelanja.


Meski kadang tidak membutuhkan, sulit rasanya untuk menolak kehadiran tawaran diskon atau promosi menarik dari berbagai merek di pusat perbelanjaan. Sehingga tidak jarang memunculkan hasrat membeli yang sulit ditahan. Padahal sebenarnya belum tentu membutuhkan barang tersebut.

Apa kah kondisi tersebut terjadi juga pada saya? Jawabanya, IYA. Saya sering kali tergoda dengan berbagai strategi marketing di mall. Yang kemudian, menjadi penyesalan ketika sampai rumah. Barangnya tidak sesuai, atau mungkin item yang dibeli ternyata tidak dibutuhkan.


Akibatnya, tidak jarang barang yang sudah dibeli justru menumpuk di pojokan kamar. Menunggu untuk dipakai, kemudian terlupakan, dan digantikan oleh barang yang baru dibeli.

Belanja Impulsive Membuat Penyesalan

Inilah apa yang disebut dengan perilaku impulsive buying yang dikaitkan dengan pembelian yang tidak memikirkan konsekuensi terhadap barang yang telah dibeli, misalnya uang yang dihabiskan untuk barang yang tidak perlu (Rook & Gardner, 1987 dalam Verplanken & Herabadi, 2001). 

Menyadari banyak pembelian tanpa perencanaan yang saya lakukan, saya berusaha untuk mengatasinya. Salah satunya  dengan berusaha menjual kembali barang yang telah saya beli. Beruntungnya saya menemukan sebuah  aplikasi bernama Prelo.

Prelo, Ubah Barang Bekas Menjadi Uang

Prelo adalah aplikasi jual beli barang bekas berkualitas. Artinya selain membeli barang bekas, para user juga dapat menjual barang bekas yang dimilikinya. Berbagai barang dapat dijual di Prelo seperti barang fashion, kecantikan, buku, gadget, perlengkapan rumah tangga dan kebutuhan anak.


Sekitar 6 bulan saya sudah bergabung menjadi seller di Prelo. Beberapa barang yang saya jual antara lain tas, sepatu dan beberapa gadget.

Ada beberapa alasan mengapa saya memilih untuk menjual barang preloved saya di Prelo, yakni :

1. Aplikasi sangat user friendly. Sehingga sangat mudah ketika saya akan mengupload barang dagangan, berinteraksi dengan calon pembeli, hingga urusan transaksi.


2. Prelo menjamin bahwa barang yang dijual para seller adalah barang berkualitas dan No KW. Prelo memiliki sistem algoritma dan Tim Product Curator untuk menyeleksi barang bekas yang dijual apakah layak atau tidak ditampilkan di Prelo. Hal ini akan membantu dalam membangun trust pembeli. Sehingga pembeli tidak ragu ketika membeli barang second para penjual.

3. Prelo memiliki fitur rekening bersama yang menjaga transaksi lebih aman. Sehingga seller seperti saya tidak akan pernah takut bahwa dana yang dikirim buyer akan hilang, atau terjadi tindak kecurangan dari pembeli. Begitu pula sebaliknya.

Sebelumnya saya sempat putus asa ketika menjual barang melalui market place atau melalui personal social media. Barang yang saya miliki tidak juga kunjung laku. Saya sangat senang ketika barang yang saya upload di Prelo kemudian laku terjual. Hal ini sekaligus memotivasi untuk menjual barang-brang lain yang saya pikir sudah tidak saya manfaatkan.

Lapak saya di Prelo. username @neyrhiza
Prelo Seller Gathering

Sebagai seller, saya sangat diuntungkan dengan fitur Prelo yang lengkap. Di lain pihak ternyata Prelo memahami betul bagaimana membangun engagement dengan para sellernya. maka kemudian Prelo mengadakan seller gathering di beberapa kota di Indonesia, salah satunya di Kota Solo.


Seller gathering yang bertujuan untuk membangun koneksi kemitraan yang baik antara Prelo dengan para penjual ini diadakan tanggal 23 September 2017 bertempat di X.O Cafe & Bistro The Park Mall Solo Baru.

Tepat pukul 11 saya datang ke lokasi bersama adik perempuan. Kami langsung di foto di depan backdrop Prelo dengan theme yang khas white and turquoise. Tidak lupa sebuah goodie bag diberikan sebagai kenang-kenangan.

Selanjutnya saya dipersilakan untuk duduk bersama seller lain yang telah datang lebih awal. Di depan saya nampak table setting yang cantik di hiasi berbagai macam bunga, lilin dan pernak-pernik yang menambah keceriaan acara.


Sesi sharing bersama tim Prelo
Acara dimulai dengan pembukaan dari MC dan dilanjutkan pemaparan mengenai tujuan di adakan seller gathering ini.
Apa yang membuat event ini diadakan di Solo? Ternyata, Solo menjadi salah satu kota dengan jumlah seller terbanyak lho..
Tim Prelo pun juga memberikan tips dan trik bagaimana supaya dagangan para seller lebih cepat laku. Fitur Editor's Pick dapat membantu mempromosikan barang yang dijual agar tertampil di halaman muka aplikasi. Syaratnya, gambar produk haruslah jelas ( gunakan background foto berwarna putih ) dan memiliki deskripsi barang yang lengkap.

Acara yang berlangsung mulai pukul 11.00 hingga 14.00 ini menjadi ajang bertemunya sesama penjual di Kota Solo. Kami diberikan kesempatan untuk memberikan feedback mengenai aktivitas transaksi di Prelo. Dan beruntungnya, tim Prelo yang hadir langsung memberikan tanggapan, sekaligus solusi terhadap kendala-kendala yang seller hadapi ketika berjualan.

Yummy Lunch



Bersama Tim Prelo

Setelah menyantap lunch yang lezat, kami yang hadirpun foto bersama. Seiring dengan usainya acara, kami yang diundang memberikan doa semoga Prelo sukses selalu dan senantiasa membantu aktivitas jual beli barang-barang second berkualitas


==
Referensi

Verplanken. B. & Herabadi A. (2001). Individual Differences In Impulse Buying Tendency Feeling
And No Thinking. European Journal of Personality.
Post Comment
Post a Comment

You made it all the way here! Thanks for reading. :)
(Untuk meninggalkan komentar, sebaiknya jangan memilih Anonymous agar tidak menjadi brokenlink dan saya hapus.
Tulis saja nama dan url Google/facebook biar lebih aman)

Auto Post Signature