Di postingan yang lalu, saya sudah menulis bagaimana membuat podcast di Spotify. Tapi kali ini saya akan menjelaskan lebih detail bagaimana tahapan membuat podcast dengan mudah, sehingga dapat diikuti siapapun yang ingin memulai membuat podcast.
Mengapa membuat podcast? Pertanyaan ini sangat sering datang ke saya. Alasan pertama, karena era podcast sedang naik daun di Indonesia, meski terlambat dibanding Amerika dan Eropa. Seperti digital creator lainnya, mengikuti era sama dengan membuat sisi kreativitas selalu hidup dan up to date. Kita tidak ketinggalan teknologi, sekaligus mengkonvergensi (menggabungkan) berbagai media yang kita miliki untuk tujuan tertentu. Entah meniatkan untuk mengedukasi, personal branding atau monetisasi.
Baca Juga : Cara Membangun Personal Branding
Alasan kedua, mengapa membuat podcast, karena buat saya podcast sangat dekat dengan radio. Semenjak resign dari radio dan aktif menjadi dubber, saya membutuhkan media untuk mentransfer kesukaan berbicara. Apalagi perempuan rata- rata mengeluarkan 20.000 kata per hari. Podcast menjadi alternatif positif daripada ngomel- ngomel tidak jelas apalagi berghibah dengan tetangga. ups!
Bagi yang tidak suka tampil di depan kamera, podcast ini menjadi pilihan untuk menunjukkan eksisitensi diri. Podcast juga membantu menyampaikan gagasan dan isi kepala dengan lebih baik daripada sekedar dituangkan melalui tulisan seperti dalam blog ini. Lebih leluasa dengan proses produksi yang lebih sederhana.
Apa itu Podcast?
Podcast dalam bahasa Indonesia disebut Siniar. Podcast adalah rekaman suara yang dapat di download dan didengarkan kapan saya dan di mana saja. Selintas mirip dengan vlog di youtube, itu mengapa podcast terkadang juga disebut audio blog. Di sisi lain juga dekat dengan radio, karena bersifat auditif (hanya mampu dinikmati dengan cara didengarkan), dengan berbagai topik yang dibicarakan, bersifat personal dan dapat dinikmati sambil melakukan aktivitas lain (as a background). Itu mengapa podcast juga sering disebut radio on demand.
Meski ada sejarah panjang di belakangnya, podcast mulai dikenal setelah era ipod besutan Apple hadir di masyarakat. Thats why, podcast juga disebut ipod-broadcasting.
Selanjutnya saya akan menjelaskan tahapan yang dilakukan dalam membuat podcast dengan mudah dan tentu saja gratis.
Membuat Podcast dengan Mudah dan Gratis
1. Menentukan Topik Utama Podcast
Sama seperti blog, blog dengan niche (ceruk/ topik bahasan) yang tersegmentasi akan memudahkan blog kita dikenal oleh pembaca. Begitu pula dengan podcast. Jika channel podcast kita ingin mudah dikenali, maka cobalah memilih 1 topik utama, yang nanti akan diturunkan ke tiap- tiap episode podcast.
Pembaca blog bisa sampai di blog mungkin tanpa disengaja, misalnya melalui penelusuran di Google. Tapi tidak demikian dengan podcast, sejauh ini kata kunci pada podcast tidak dapat terindeks di mesin pencari, kecuali jika podcast tersebut terembed pada sebuah website dengan narasi teks yang melengkapinya. Itu juga yang membuat peran dari "creator" atau man behind the gun, menjadi daya tarik sebuah podcast.
Podcast milik para public figure akan lebih menarik perhatian pendengar. Para pendengar podcast perlu sebuah kesadaran untuk mau mendengarkan sebuah episode, tidak sekedar datang karena tidak sengaja.
Itulah pentingnya menentukan topik utama podcast. Podcast saya #KalauCinta berfokus pada kisah- kisah cinta universal. Sedang The Late Brunch with Sara Neyrhiza memilih Self- Improvment sebagai topik utama.
Dengarkan : Podcast The Late Brunch with Sara
Tips!
Pilih topik yang dikuasai, agar mudah ketika mencari data/ bahan pembicaraan. Juga ketika menyampaikan informasi kepada pendengar. Podcaster yang bertele- tele dalam penyampaian dan terkesan bingung dengan apa yang dibicarakan akan membuat pendengar malas mendengarkan podcast tersebut dan dengan sekejap berpindah di saluran lain.
2. Membuat Naskah Podcast
Sumber : philipp.truebiger.com |
Naskah akan memandu seorang podcaster agar berbicara dengan baik dan terstruktur. Jika siaran berdua (double host) naskah podcast juga akan memandu agar apa yang dibicarakan tidak melebar kemana- mana.
Jika ingin melakukan podcast solo (sendirian), umumnya ada tiga jenis naskah yang dapat digunakan. Naskah kata-per-kata, naskah kerangka episode dan naskah bullet point. Bagi pemula naskah kata- per-kata akan mempermudah podcaster dalam berbicara. Agar tidak berkesan monoton, podcaster harus belajar bagaimana membaca naskah dengan memainkan intonasi.
Untuk penjelasan lebih lengkap, saya sudah membuat tulisan dengan judul bagaimana cara membuat naskah podcast dengan mudah. Silakan dibaca.
Tips!
Buatlah naskah yang paling mudah terlebih dahulu agar kita terbiasa dalam berbicara secara jelas dan nyaman didengarkan. Jika sudah percaya diri dan makin terbiasa, pilihlah jenis naskah yang paling sederhana.
3. Mendaftar di Anchor.fm
Sekarang membuat channel podcast menjadi lebih mudah. Ada berbagai platform gratis yang tersedia dengan distribusi yang baik. Platform membuat podcast gratis yang saya gunakan adalah ANCHOR.FM. Anchor dapat digunakan melalui desktop maupun di smartphone.
Ada beberapa kelebihan yang dimiliki Anchor
1. Userfriendly, mudah digunakan.
Di Anchor kita dapat merekam suara dan langsung menguploadnya. Ada beberapa fitur penambah intro, interlude dan backsound.
2. Langsung terdistribusi ke berbagai platform podcast lainnya.
Sekali upload, podcast kita langsung terdistribusi ke berbagai platform. Salah satunya Spotify. Spotify sendiri sudah mengakuisisi Anchor dibawah kepemilikannya, sehingga secara sistem mereka terintegrasi dengan baik. Spotify juga menjadi aplikasi yang paling banyak digunakan untuk mendengarkan podcast.
Jadi, ketika file audio sudah terupload di Anchor, audio podcast kita langsung terdistribusi ke berbagai platform lainnya secara otomastis. Bukan hanya Spotify tetapi juga Apple Podcast, Google Podcast, dll.
Tips!
Versi desktop lebih nyaman digunakan daripada versi smartphone.
Lihat video di bawah ini untuk tutorial membuat podcast gratis di aplikasi Anchor.fm
4. Siapakan Nama Podcast dan Cover Art
Setelah mendaftar di Anchor, tentukan nama channel podcast kita. Pilih nama yang bisa merepresentasikan topik podcast yang diangkat. Atau pilih sebuah nama yang earcatching, sekaligus tidak pasaran sehingga belum dipakai oleh podcaster lain.
Siapkan juga cover art atau foto utama untuk podcast kita. Desain gambar yang sesuai dengan identitas dan topik podcast.
Tips!
Cover Art baiknya hanya sebagai foto utama podcast. Pada masing- masing episode podcast gunakan gambar lain.
5. Mulai Merekam Suara
Langkah selanjutnya adalah merekam suara untuk podcast. Nggak usah khawatir kalau kita tidak memiliki set alat rekam yang mumpuni, karena merekam suara dengan handphone bisa kita lakukan.
Pada aplikasi Anchor kita dapat merekam suara kita secara langsung. Atau jika ingin lebih maksimal, gunakan fitur recorder pada smartphone kita. Rekam dulu suara kita, baru upload di anchor.
Gunakan suara kita yang natural, tidak perlu dibuat- buat agar berkesan bagus. Karena kalau terlalu lama dibuat- buat kita akan lebih cepat capek berbicara. Bagi yang sudah sering siaran radio, bisa menggunakan teknik suara diafragma. Nah, ditulisan selanjutnya saya akan membahas lebih lengkap apa itu suara diafrgama untuk siaran podcast dan public speaking.
Pada saat merekam suara pelajari juga teknik merekam suara yang baik, termasuk memilih tempat yang tepat untuk merekam suara agar tidak banyak gangguan.
Bagaimana teknik merekam podcast dengan handphone bisa dilihat pada video di bawah ini.
Tips!
Coba dengarkan dulu suara kita! Jadi gini, sebagian orang pengennya sekali merekam suara langsung beres, jadi, terus upload. Baiknya, coba deh rekam suara kita selama 2 menit sebagai sesi trial. Lalu kita dengarkan tuh suara kita dan evaluasi. Apakah hasil suaranya jernih, apakah minim noise, apakah intonasi kita monoton dan lain sebagainya. Jika dirasa sudah baik, baru rekaman suara lagi versi yang sebenarnya.
6. Editing Seperlunya
Banyak melakukan kesalahan, tidak masalah. Kita bisa melakukan editing dengan aplikasi gratis seperti wave editor yang bisa kita download di handphone. Di aplikasi ini, kita juga bisa menambahkan backsound, mengurangi noise atau mengubah pitch sesuai yang kita inginkan.
Jika kamu ingin melakukan editing suara dengan desktop, kamu bisa memilih software Adobe Audition yang juga mudah digunakan.
Simpan file dalam format MP3 (laju bit 16 Kbps Sample Rate 44100)
Simpan file dalam format MP3 (laju bit 16 Kbps Sample Rate 44100)
Tips!
Editing audio tidak akan sulit jika proses perekaman suara sudah baik. Maka penting untuk melakukan perekaman dengan teknik dan tempat yang minim noise. Untuk pemilihan musik tema, pilih musik free copy right namun jangan yang sering digunakan orang. Syukur- syukur kita bisa membuat opening atau closing tune original, yang akan membuat podcast memiliki nilai lebih.
7. Upload File Audio di Anchor
Jika rekaman suara sudah siap (versi final dengan editing atau tanpa editing) langkah selanjutnya adalah mengupload file suara pada Anchor. Sertakan juga judul, deskripsi episode, cover art, nomor season dan nomor episode. Pada Anchor kita bisa memilih untuk langsung mempublikasikan atau menjadwalkan sesuai keinginan.
Info!
Pada saat mengupload pertama kali (episode 1) podcast kita tidak akan langsung tayang di Spotify. Kita perlu menunggu beberapa hari. Notifikasi akan dikirimkan via email jika podcast sudah ready di Spotify.
8. Promosi
Nah, ini adalah tahap terakhir sekaligus krusial sebuah podcast. Jangan ragu untuk mempromosikan podcast yang kita buat, salah satunya dengan memanfaatkan akun social media.
Saya biasanya membuat sebuah audiogram untuk mempromosikan setiap episode podcast dan kemudian mempostingnya di instagram dan facebook. Kita juga bisa menggunakan fitur di Spotify untuk langsung men-share episode podcast di Story Instagram.
Baca Juga : Cara Membuat Audiogram Untuk Promosi Podcast di Social Media
Intinya, dengan kita melakukan promosi akan semakin banyak yang mendengarkan podcast kita. Kita juga dapat mentracking jumlah pendengar yang mendengarkan masing- masing episode pada Anchor. Kemudian lakukan analisis topik mana saja yang menarik dari penggemar.
Data statistik pendengar |
Itu tadi delapan langkah dalam membuat podcast sekaligus melakukan promosi. Untuk saat ini podcast belum dapat dimonetisasi seperti layaknya Adsense, untuk wilayah Indonesia. Namun, tidak menutup kesempatan bagi model iklan seperti adlips dan spot. Meski belum familiar, saya rasa podcast akan terus berkembang baik dari sisi kreativitas maupun periklanan.
Buat para blogger yang ingin memulai nge-podcast, coba deh dengerin episode The Late Brunch ini. Ada tips dan trik memanfaatkan konten di blog kita sebagai materi podcast.
Jika ada yang ingin ditanyakan, silakan tinggalkan pertanyaan di kolom komentar :)
Thank you so much for the tips, Mba. Ijin share di grup,ya. Akan sangat membantu bagi yang ingin podcasting, nih.
ReplyDeleteSiap mbak Al..semoga bermanfaat
Deletemakasih sharingnya bermanfaat
ReplyDeleteterima kasih mbak Tika
DeleteThanks mbak :) Aku udah ada first episode tapi belum di edit nih. KEBIASAAN hahahaha. Otw semangat berkarya lagii
ReplyDeletejangan lupa dikenalin podcastnya ya mbak.. :)
DeleteSaya suka gak pede sama suara sendiri. Tetapi, Podcast menarik juga. Setidaknya saya beberapa kali mendengarkan Podcast yang bahasannya saya suka
ReplyDeletepede aja mbak..lebih aman dari ngevlog nih
DeleteMbaaaaa, suaramuuuu seperti es teh yg diminum di siang hari yang puanasssnya kagak nahan
ReplyDeleteSeneengg dengernyaaa
makasi sharing-nya ya Mba
Aku juga mau coba nge-podcast ahhh
sebenarnya lebih kudah ngedit podcast ya mbak dibanding video tapi aku dengar suara sendiri belum pede hehw
ReplyDeleteJadi mau deh mba punya Podcasth biar bisa bljar olah suara Juga y dan didengarkan kapan pun dan di mana saja
ReplyDeleteBaca tulisan mbak Sara tuh serenyah suaranya, ya. Hehe. Makasih Mbak sharing ilmunya. Saya belum nyoba bikin podcast, nih. Beberapa kali coba rekaman adaaaa aja suara bising maupun anak-anak. Hahaha.
ReplyDeleteSukses buat Mbak Sara dan podcast-nya!
Pengen bikin Podcast, tapi belum PeDe merekam suara. Kalau ngomong dan direkam, kemudian di dengerin, duuuh suara saya itu kok ya bikin saya speechless.
ReplyDeleteAh sukaaa mba itu suaranya renyah banget reginang aja kalah renyah :D aku juga suka dengerin podcast ntar pengen bikin tapi ga PD hahaha
ReplyDeleteAku jadi pengen punya podcast tapi aku sendiri suka liat vlog mbak hehe emang ya serba salah aku jarang dengerin podcast soalnya
ReplyDeleteWah jadi makin penasaran buat bikin podcast, karena pada dasarnya aku suka ngomong sesuatu apalagi kalo random,,, ini runut banget penjelasannya buat bikin podcast, thanks ilmunya mba
ReplyDeleteHal baru yang.. masih juga belum pede melakukannya. Padahal aku juga tipe orang yg ngga begitu mahir bicara di depan umum. Podcast pernab masuk pilihan, tp ternyata aku belum berani. Smeoga artikel ini membantuku untuk berani :)
ReplyDeleteWah, buat yang senang ngomong, asyik ya ada podcast... Saya belum berani, enggak pede hihihi...
ReplyDeleteLagi belajar bikin podcast juga nih. belajar darimu mak
ReplyDeleteYa Allah...kak Saraaa, suaranya bikin aku pengen dengerin terussss...
ReplyDeleteKeren banget.
Dan this is pro!
Mengingatkanku pada jaman kejayaan radio.
Kangeeenn~
Wah keren mbaa.. cita2 terpendam akumau jadi dubber. Mau mulai podcast belum pedenih, hahaha. Mau dengerin tips memulai podcastnya aahh..
ReplyDeleteWah mencerahkan mbak. Aku mau mulai bikin Podcast berarti nyari dulu ya tema apa dan nama Podcast nya apa. Udah brain storming sih kira2 ambil tema apa. Cuma belum bisa rekaman mungkin tunggu bayi agak besar. Hehe
ReplyDeleteCucok lah Mba Neyrhiza backgroundnya penyiar radio jadi podcast so familiar. Tapi untuk aku yg gagap ini belum bisa melirik podcast karena masih nyaman dengan menulis (klo nulis orang ga tau aku gagap, wkwkwk)
ReplyDeleteAku seneng ngomong, tapi seringnya belibet kalau pas on. :)) Harus belajar ngomong yang stabil ya, biar enggak nyerimpet2 lidah pas direkam. Thanks yaaa untuk tipsnya.
ReplyDeleteudah rajin promosi nih masih dikit yang dengar
ReplyDelete