Membangun Manajemen Kesan di Social Media

24.7.20
MANAJEEN KESAN PERSONAL BRANDING DI SOCIAL MEDIA


Pada umumnya orang ingin menanamkan kesan baik di benak orang lain. Diterima sebagai sosok yang cerdas, kompeten, berwibawa, dan lain- lain. Menampilkan sisi menarik dari diri sendiri memang bisa membawa keuntungan. Bukan hanya diterima di lingkungan sosial, tapi bisa membuka kesempatan. 

Misal nih, mau interview kerja, penting dong untuk membuat diri terlihat menarik di depan HRD. Mau pedekete sama perempuan, yah minimal rapiin pakaian dan mengatur cara bicara biar nggak belepotan. Belum lagi kalau harus presentasi di depan klien, nggak cukup bermodal slide presentasi, tapi juga bagaimana kita membawa diri. Se- simple itu. Artinya ingin terlihat menarik di depan orang lain itu hal yang lumrah.

Di saat era sosmed kaya sekarang ini, terlihat menarik bisa dilakukan juga melalui postingan yang kita publikasikan. Melalui foto dan caption, kita bisa mendesain bagaimana profil diri kita bisa terlihat berbeda dan mencuri perhatian. Hal ini juga menjadi bagian strategi membangun personal brand.

Baca Juga : Manfaat Membangun Personal Branding


The Presentation of Self in Everyday Life


Kalau baca bukunya Erving Goffman yang judulnya The Presentation of Self in Everyday Life, kita bakal menemukan istilah Impression Management - Manajemen Kesan. Goffman sendiri mengartikan bahwa impression management adalah tindakan seseorang dalam mengatur pesan verbal dan nonverbal saat berkomunikasi dengan orang lain, agar tertanam kesan tertentu.

Pesan verbal dan non verbal ini meliputi kata- kata, tindakan, cara berpakaian, maupun hal - hal yang lain yang dapat memperkuat kesan tersebut.

Manajemen kesan ini, ternyata bisa juga diterapkan dalam strategi membangun personal branding di social media. Kita bisa mengatur foto seperti apa yang ingin di tampilkan, pakaian apa yang digunakan, caption apa yang ditulis, termasuk bagaimana berinteraksi dengan follower.

Boleh kah, hal ini dilakukan?

Boleh saja, tapi balik lagi ke motivasi dari tiap orang dalam melakukan manajemen kesan tersebut.

Motivasi Melakukan Impression Management


Di buku Tri Dayakisni dan Hudaniah yang berjudul Psikologi Sosial, dijelaskan ada 3 motivasi primer orang melakukan impression manajemen yakni :

1. Keinginan untuk mendapatkan imbalan materi atau sosial. ✔️
Seperti misalnya ingin dihargai, dipercaya, atau diberi kesempatan untuk melakukan sesuatu atau pekerjaan.

2.  Mempertahankan atau meningkatkan harga diri. ✔️
Motivasi ini ada pada seseorang yang ingin dianggap kompeten terhadap sesuatu, atau mendapat validasi atas apa yang dia bisa dan miliki.

3. Untuk mempermudah pengembangan identitas diri. ✔️
Setiap individu pasti memiliki ciri khusus, yang meliputi nilai yang diyakini, tujuan hidup, passion, dll. Semakin identitas diri ini dikenali, maka semakin terlihat sisi menarik atau unique selling proposition yang menjadi pembeda dengan orang kebanyakan.


Beberapa orang mungkin menganggap bahwa impression management ini adalah tindakan yang manipulatif. Padahal kita sering mendengar nasehat untuk menjadi diri sendiri "be yourself". Tapi coba jujur, deh. Kenyataanya, memang tidak ada kan orang yang bisa menampilkan 100% siapa dirinya. Selalu ada "topeng" yang dia gunakan untuk bisa diterima dan tidak merugikan orang lain.

Impression management bisa juga menjadi bentuk kehati- hatian. Agar di manapun kita bersikap, bertindak, berbicara kita pikirkan dulu dengan baik. Jangan sampai, melepas kontrol terhadap diri kita sendiri yang pada akhirnya justru akan menjadi bumerang.

Sebagai contoh, kalau seseorang terbiasa merokok di kehidupan nyata, tentu ada sebagian orang yang akan berhati- hati ketika merokok di tempat umum. Atau ketika akan mempublikaikan foto sedang merokok di akun instagramnya. Ini bukan karena tidak ingin be yourself, tapi lebih kepada agar kesan yang ditampilkan memang sesuai dengan nilai atau norma sosial.

Contoh lain, perempuan yang ketika di luar rumah berhijab. Meski di rumah melepas hijab dan biasa memakai tanktop dan celana pendek, tapi ia akan berpikir ratusan kali ketika mempublikasikan foto dengan pakaian terbuka. Bukan karena takut dihujat netizen, tapi pasti  ada perasaan tidak nyaman jika bagian tubuhnya dilihat sembarangan orang.

Intinya, dalam membangun manajemen kesan ini, individu berhak mengontrol mana yang ia ingin tunjukkan atau sembunyikan dari orang lain.

Manajemen Kesan di Media Sosial


Bagi yang fokus membangun personal brand, social media dapat digunakan sebagai saluran untuk menyampaikan pesan, untuk mempresentasikan dirinya di hadapan orang lain. Nilai positifnya, sosmed ini memungkinkan untuk menjangkau lebih banyak orang, dan lebih efisien secara biaya.

Jones dan Pitman melalui penelitiannya yang berjudul  Toward a General Theory of Strategic Self-Presentation, menjelaskan bahwa ada 5 strategi manajemen kesan. Mempelajari strategi ini, akan memberikan kita gambaran, bagaimana seseorang membangun kesannya di social media.


1. Ingratiation

Manajemen kesan dibangun dengan cara memuji diri sendiri, memuji orang lain, menyetujui opini orang lain, atau pendapat umum dalam masyarakat. Juga melakukan perbuatan baik seperti memberi bantuan dan hadiah. Tindakan ini dilakukan sebagai upaya untuk menutupi kelemahan dengan kelebihan.


2. Intimidation

Jika kamu pernah melihat akun seseorang yang terlihat vokal, arogan, bersuara keras, bisa jadi ia sedang melakukan strategi ini. Intimadation membuat kesan bahwa ia adalah sosok yang  berbahaya. Menimbulkan rasa takut pada lawan, dengan memberikan ancaman, meluapkan amarah, pamer
kekuasaan atau kekuatan.

3. Self Promotion

Strategi self promotion bertujuan untuk mempelihatkan sisi kompenten seseorang. Memberikan penjelasan deskriptif terhadap sesuatu yang ia kuasai, memperlihatkan prestasi, penghargaan dan sebagainya.

4. Exemplification

Kesan ditampilkan dengan menunjukkan sisi bermoral dan berintegritas. Ia memperlihatkan dirinya  sebagai seseorang yang peduli, disiplin, jujur, dermawan, nasionalis, taat beragama, dll.  Sehingga orang lain akan menjadi hormat dan kagum terhadapnya.


5. Supplication

Manajemen kesan tidak melulu menonjolkan hal yang kuat dan positif. Strategi ini justru menampilkan dirinya sebagai orang yang lemah, tidak berdaya. Menunjukkan ketidakmampuan,  kekurangan, ujian, sehingga orang lain dapat berbelas kasihan kepadanya.


Jika ditanya manakah strategi terbaik dalam membangun personal branding di media sosial dari 5 strategi di atas? Maka,  jawabannya adalah tergantung kepribadian, value dan tujuan orang tersebut. Karena pada akhirnya, personal brand yang baik adalah yang yang dilakukan dengan kejujuran, konsistensi serta didukung integritas di dunia nyata.

Baca Juga : Personal Branding Bukan Narsis dan Pamer


Itulah manusia, selalu punya kebutuhan untuk menunjukkan dirinya dan ingin selalu diterima oleh orang lain. Manusia juga senantiasa mengontrol mana yang ingin ia perlihatkan atau sembunyikan. Asalkan tidak berpura-pura yang membuatnya lelah fisik dan mental dan merugikan orang lain, manajemen kesan sangat bisa dilakukan.


***
Materi di atas saya sampaikan pada Personal Branding Talk "Strategi Impression Management di Social Media"

Untuk jadwal workshop dan seminar lainnya, hubungi 081-328-9192-49

PELATIHAN PERSONAL BRANDING SOLO JOGJA SEMARANG



Dayakisni, T & Hudaniah. 2006. Psikologi Sosial. Malang: Universitas
Muhammadiyah Malang

Ritzer, George et al. 2004. Teori Sosiologi Modern (Terj). Jakarta: Prenada Media.    

Jones, E. E., & Pittman, T. S. 1982. Toward a General Theory of Strategic Self-Presentation. In J. Suls (Ed.), Psychological

See you on the next blogpost.








Thank you, 


Post Comment
Post a Comment

You made it all the way here! Thanks for reading. :)
(Untuk meninggalkan komentar, sebaiknya jangan memilih Anonymous agar tidak menjadi brokenlink dan saya hapus.
Tulis saja nama dan url Google/facebook biar lebih aman)

Auto Post Signature