Showing posts with label PODCAST. Show all posts
Showing posts with label PODCAST. Show all posts

Menggunakan Podcast sebagai Media Personal Branding

1.9.23
SARA NEYRHIZA ZAHRA NOOR ERIZA PRAKTISI KOMUNIKASI


Makin terkenal aja nih, setelah nongol di podcast

 

Era digital yang terus berkembang, menjadikan personal branding sebagai salah satu kunci penting dalam meraih kesuksesan dan pengakuan. Setiap orang memiliki panggung digitalnya masing- masing sesuai dengan persona yang ingin ditampilkan.


Kehadiran podcast (apalagi setelah masyarakat cukup familiar dengan podcast close the doornya Deddy Corbuzier) sekarang menjadi salah satu media untuk membangun image diri. Podcast adalah bentuk konten audio (dan visual) yang dapat diakses oleh siapa saja dan kapan saja, dan telah terbukti efektif dalam menunjukkan kompetensi, mengelola kredibilitas, menemukan jaringan baru, membangun komunitas, serta meningkatkan penghasilan dan peluang pekerjaan. 


Trus, bagaimana membangun personal branding dengan podcast?


1. Menunjukkan Kompetensi

Podcast menjadi media untuk berbagi pengetahuan dan keahlian kamu. Dengan memilih topik yang relevan dengan bidang kompetensi, kamu dapat memamerkan wawasan yang mendalam serta kemampuan kepada audiens. Dengan percaya diri menunjukkan kemampuan, maka secara perlahan reputasi juga terbangun.


2. Mengelola Kredibilitas

Dalam dunia yang penuh informasi ini, kredibilitas sangat berharga. Dengan menghasilkan konten podcast berkualitas, kamu dapat membangun reputasi yang kuat sebagai sumber informasi yang terpercaya. Pengguna yang mendengarkan podcastmu secara konsisten akan mulai mengaitkan sosokmu dengan kualitas  dan ciri khusus yang kamu miliki (unique selling point).


3. Memperluas Relasi

Podcast tidak hanya tentang pembuatan konten, tetapi juga  membangu nrelasi. Kita dapat mengundang tamu yang relevan dan berpengaruh. Dari sinilah kita dapat berinteraksi dengan orang-orang yang mungkin sulit diakses dalam situasi normal. Menghubungkan diri  dengan tokoh-tokoh penting dalam industri  yang kita geluti dapat membantu  memperluas jaringan dan menciptakan peluang baru.


4. Membangun Komunitas

Podcast bisa menjadi wadah untuk membangun komunitas penggemar yang loyal. Kamu dapat mengajak pendengar untuk berpartisipasi dalam diskusi, memberikan tanggapan, atau mengajukan pertanyaan. Melalui interaksi ini, kita dapat membangun hubungan yang lebih dalam dengan audiens dan membangun komunitas yang loyal.


5. Meningkatkan Penghasilan dan Peluang Pekerjaan

Dengan pertumbuhan pendengar dan popularitas podcast yang dimiliki, peluang untuk menghasilkan pendapatan tambahan juga akan meningkat. Podcaster dapat menjual iklan atau sponsor,bahkan mengarahkan pendengar ke produk atau layanan yang kamu tawarkan. Selain itu, podcast yang sukses juga dapat membuka peluang pekerjaan baru, termasuk tawaran menjadi pembicara dalam acara atau kolaborasi dengan merek lain.


Tertarik untuk membuat podcast juga?


Kamu bisa membuat podcast dengan gratis dengan memanfaatkan platform seperti Spotify for Podcaster. Semoga dengan konsisiten menghasilkan konten pada podcast, kamu bisa menunjukkan kompetensi, mengelola kredibilitas, menemukan jaringan baru, membangun komunitas, dan meningkatkan peluang ekonomi.

Komunikasi dalam Rumah Tangga Berbeda Agama

11.10.22

 



Perkawinan adalah perjanjian antara laki-laki dan perempuan untuk menjalani kehidupan rumah tangga sejak mengadakan perjanjian melalui akad. Yang dimaksud perjanjian disini tidak hanya secara lahir tetapi juga secara batin disertai keyakinan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Hal ini tertuang dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan, yang menyatakan bahwa: “Perkawinan ialah ikatan lahir dan batin antara pria dengan dengan wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa


Hukum perkawinan nasional telah mengatur masalah perkawinan di Indonesia. Namun, kenyataannya masih banyak masyarakat yang menggunakan aturan adat istiadat dari masing-masing agama maupun sukunya untuk melangsungkan pernikahan. Sehingga  memungkinkan adanya pelanggaran aturan hukum perundang-undangan. Salah satu diantaranya ialah perkawinan berbeda agama dan konversi agama (Jane Marlen Makelaw, Akibat Hukum Dari Perkawinan Beda Agama Di Indonesia, Jurnal Lex privatum, Vol. 1, No. 2 (2013).


Perkawinan beda agama memberikan banyak implikasi, salah satunya berkaitan dengan pemenuhan hak beragama baik antara pasangan maupun terhadap keturunan (anak). Tantangan terjadi dalam proses pengasuhan, di mana akan muncul perbedaan pemahaman dalam berkeyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Esa termasuk dalam pelaksanaan  peribadatan.


The Late Brunch with Sara Neyrhiza Podcast kali ini, menghadirkan dua episode spesial yang merupakan luaran pelatihan Jurnalisme Untuk Toleransi dan Kebebasan Beragama yang diadakan oleh Search for Common Ground dan Yayasan Kepedulian Untuk Anak ( Yayasan Kakak). Konten di dalamnya, bertujuan untuk memotret pengalaman seseorang dalam menjalani kehidupan beragama di Indonesia. Dan tidak bermaksud menyudutkan agama tertentu.


Episode pertama menghadirkan Kezia, seorang perempuan berusia 22 tahun yang terlahir dari ayah seorang Muslim dan Ibu seorang Kristiani. Kezia akan bercerita mengenai kehidupan beragama di dalam keluarganya dan praktik pemenuhan hak beragama yang ia jalani.



Klik tombol play untuk mendengarkan


 



Pada episode kedua saya menghadirkan Bapak Kristanto Staf Pengajar di sebuah Sekolah Tinggi Teologi ( Sekolah Kependetaan) di Surakarta dan Konselor serta Ibu Pramitha Intan seorang Psikolog. Kita akan belajar memahami bagaimana pernikahan berbeda agama dalam sudut pandang agama Kristen. Serta praktik komunikasi untuk toleransi dalam kehidupan rumah tangga berbeda agama.




Klik tombol play untuk mendengarkan



Semoga melalui dua episode ini kita dapat memiliki gambaran dan wawasan bagaimana membangun rumah tangga dalam perbedaan agama. Pada akhirnya setiap pilihan dalam hidup akan ada tanggungjawab yang menyertai.

Tips Merekam Podcast dengan Handphone

17.3.22



Cuma punya alat seadanya. Nggak masalah. Untuk membuat podcast dari rumah, kamu nggak perlu beli laptop baru, microphone, headphone, audio mixer, soundcard, dan berbagai perlengkapan merekam suara lainnya yang harganya cukup mahal. Akan jadi sia- sia setelah investasi alat, justru nggak konsisten dalam produksi podcast.


Maka, ada baiknya mulailah dulu dengan perangkat yang kamu miliki. Seperti handphone misalnya. Yang notabene, smartphone zaman now memang sudah se"smart" itu sehingga proses merekam suara jauh lebih mudah.


Untuk memulai merekam suara dengan handphone agar hasilnya bisa maksimal, ada beberapa hal yang sebaiknya kamu perhatikan.


1. Usahakan tidak terlalu banyak kesalahan bicara

Sebelum mulai merekam suara dengan smartphone, pastikan kamu sudah memahami apa yang kamu bicarakan. Jika terlalu banyak filler word seperti "ehmm...humm.." atau kesleo lidah lainnya, sehingga kamu akan kesulitan dalam proses memotong track audio (nge- trim). Terlalu banyak kesalahan dalam pengucapan kata juga membuat kamu terlihat tidak siap dan kurang meyakinkan pendengar.


2. Siapkan naskah kata- per- kata

Untuk memudahkan proses merekam suara, jangan pernah melupakan naskah podcast. Bagi kamu yang masih pemula, ada baiknya menyiapkan naskah manuskrip yang bisa kamu baca saat merekam suara. Naskah ini akan mengurangi tingkat stres, sehingga kamu tidak perlu improvisasi. Cukup fokus saja dengan teks yang ada di naskahmu.


Baca Juga : Contoh Naskah Podcast


3. Jauhi perangkat elektronik

Pilih tempat dan situasi yang nggak berisik. Termasuk, lokasi yang dekat dengan perangkat elektronik seperti TV AC, kulkas dan kupas angin. Perangkat elektronik baik dalam kondisi menyala maupun mati akan memancarkan sinyal elektromagnetik yang memungkinkan menambah noise pada proses perekaman suara. Efeknya adalah suaramu menjadi tidak jelas karena tumpang tindih dengan suara lainnya.


Jangan lupa, turn off atau set ke airplane mode handphone yang kamu gunakan untuk merekam suara. Notifikasi media sosial yang masuk juga akan mengganggu proses rekaman dan menghilangkan fokus.


4. Hindari pake earphone


Berdasarkan pengalaman merekam suara yang saya lakukan, ternyata menggunakan mic dari earphone justru hasilnya tidak optimal. Noisenya lebih besar. Maka, saya merekomendasikan untuk menggunakan microphone internal dari handphone untuk hasil suara yang lebih jernih.


Baca Juga : Merekam Suara dengan Handphone


Jika memegang handphone saat merekam suara justru membuatmu kesulitan karena tangan gampang tremor, kamu bisa meletakkan handphone di meja, dan posisikan mulut dekat dengan mic saat merekam suara.


5. Mainkan imajinasi


Meski di depanmu cuma ada hape, tapi mainkan theater of mind seolah-olah lagi ngobrol/ telpon sama seseorang. Hal ini akan membantumu untuk dapat bertutur secara natural dan tidak terkesan membaca naskah. Kalau podcastmu berformat storytelling, kamu bisa latihan intonasi dan tone suara juga biar suara lebih atraktif dan berdinamika.



Itu tadi 5 hal yang dapat kamu perhatikan jika merekam podcast dengan menggunakan handphone. Meski alat terbilang sederhana, ketika kita mempersiapkan dengan baik, output suara juga akan lebih optimal. Selamat mencoba ya!


See you on the next blogpost.







Thank you, 

Ikut Lomba Podcast Bicara Makroprudensial Bank Indonesia

11.11.21

Beberapa waktu lalu, saya mengikuti webinar bertajuk Bicara Makroprudensial. Salah satu pematerinya Mas Andi Muhammad Raihan, Ekonom Yunior Kelompok Review Rekomendasi Kebijakan dan Protokol Manajemen Krisis Bank Indonesia menjelaskan bahwa 70% UMKM binaan BI belum memiliki akses kredit.


Sebenarnya di Indonesia sendiri sudah memiliki Rasio Kredit UMKM yang mewajibkan bank- bank di Indonesia untuk memelihara 20% dari kreditnya untuk menyalurkan kredit ke UMKM. Nah, untuk menyempurnakan Rasio Kredit UMKM ini , Bank Indonesia merumuskan kebijakan Rasio Pembiayaan Inklusif Makroprudensial atau RPIM melalui empat perluasan, yang diharapkan bisa mendorong kredit perbankan pada sektor pembiayaan inklusif dan UMKM.


Topik keuangan memang jarang membuat saya tertarik, berat dan memusingkan. Tapi justru itulah, saya jadi tertantang untuk membahas kebijakan makroprudensial Bank Indonesia di podcast The Late Brunch with Sara Neyrhiza. Sekaligus mengikutsertakan di kompetisi. Dan inilah podcast saya yang berhasil mendapatkan juara harapan.



See you on the next blogpost.







Thank you, 

Recording dan Editing Podcast dengan Audacity

22.10.21

Kalo kamu terbiasa menggunakan Anchor.fm untuk membuat podcast, pasti tahu dong kalau Anchor memang udah all in one. Satu aplikasi bisa membantu merekam suara, editing, publikasi dan distribusi ke platform lain.


Cuma mungkin kamu nggak puas dan nggak bisa terlalu leluasa dalam proses editing. Makanya kita bisa pakai software lain untuk mengedit podcast dengan optimal. Software editing audio banyak, cuma software yang gratis itu sedikit.:) Nah, software editing audio gratis yang bisa kamu download, salah satunya adalah Audacity.

Audacity ini cocok buat podcaster pemula, karena penggunaannya relatif mudah dan biasanya podcaster bermain dengan track yang tidak terlalu banyak, paling 2- 3 track cukup. Di Audacity ini kita bisa merekam suara, mengedit audio dan mengubah tipe file audio.

Kalau kamu membutuhkan tutorial merekam dan mengedit audio dengan Audacity, silakan tonton video di bawah ini.

Dan untuk mendownload Audacity, silakan akses di download




See you on the next blogpost.







Thank you, 



Tips Agar Suara Terdengar Lebih Enak Saat Direkam

30.8.21


Tips Agar Suara Terdengar Lebih Enak Saat Direkam


Kebanyakan orang, ngerasa nggak nyaman ketika mendengar hasil rekaman suaranya sendiri. Padahal hasil rekaman suara inilah suara kita yang sebenarnya, yang didengar orang lain setiap hari. Suara yang direkam, hanya merambat melalui udara, sehingga tidak melalui tahap penyesuaian tulang- tulang di kepala atau rongga telinga. Sehingga biasanya akan terdengar lebih cempreng, dan pitchnya lebih tinggi. (Sumber : https://hellosehat.com/sehat/informasi-kesehatan/kenapa-suara-di-rekaman-berbeda/)


Nggak masalah kok, kalau memang kita punya suara yang cempreng. Tidak ada suara yang jelek, semua unik. Hanya memang ada yang sudah terlaltih ada yang belum.


Makanya buat kamu yang bekerja dengan mengoptimalkan suara, sebenarnya ada beberapa tips untuk membuat suaramu lebih enak didengar. Apa yang saya tulis di bawah ini, berdasarkan pengalaman saya merekam suara ketika menjadi voice over talent, podcaster, ataupun membuat konten audio visual.


Bagaimana caranya agar suara lebih enak didengar saat direkam?


1. Hindari merekam suara pada waktu- waktu ini

Seperti saat baru bangun tidur, kondisi lelah, atau setelah makan pedas

Saat bangun tidur, suara terdengar lebih kering/ serak. Tenggorokan juga terasa sakit, apalagi jika belum makan dan minum apapun. Begitu pula saat lelah, pitch suara cenderung lebih rendah dan kurang power/ bertenaga. Dan untuk beberapa orang yang sensitif, akan mengalami tenggorokan berlendir bahkan batuk setelah mengkonsumsi makanan pedas.


2. Tulis naskah terlebih dahulu

Naskah akan membuat kita  lebih siap saat proses merekam suara. Sehingga kita bisa fokus pada proses menghasilkan suara, bukan berpikir materi apa yang mau disampaikan. 


3.Posisikan tubuh yang nyaman

Merekam suara boleh dilakukan dengan berdiri ataupun duduk. Pastikan tubuh kita dalam posisi yang tegak dan nyaman.Hindari membungkuk, atau bersandar. Agar pernapasan dan suara yang dihasilkan lebih leluasa.


4. Lakukan pemanasan

Pemanasan bukan hanya untuk kamu yang mau berolahraga. Ketika akan merekam suarapun, otot wajah dan rongga mulut juga perlu melakukan pemanasan. Apalagi jika naskah yang akan kita baca dalam jumlah banyak.


Pemanasan yang dilakukan misalnya dengan senam wajah. Lafalkan huruf vokal dan konsonan sembari mulut dibuka lebar- lebar. Lakukan juga hamming (bergumam) 3- 5 kali. Ambil napas dalam- dalam dan hembuskan perlahan ulangi 3- 5 kali, untuk menguatkan otot penapasan dan otot perut.


5. Latihan teknik presenting

Apa yang membuat merekam suara dengan berbicara sehari- hari itu berbeda? Yakni pada teknik presentingnya. Ketika merekam suara, kita akan membuat vokal kita lebih berintonasi, tertata rapi dan enak untuk didengarkan. 


Saat merekam suara, jangan lupakan teknik vokal seperti intonasi, tone dan aksentuasi, sehingga suara lebih berdinamika. Salah satu teknik yang sering digunakan disebut dengan smiling voice, yakni berbicara dengan memasukkan ekspresi tersenyum.


6. Perbanyak latihan

Semakin banyak latihan dan mencoba, kita akan semakin mengenal karakter suara kita sendiri. Kita jadi tahu, harus "mengubahnya seperti apa" agar bisa terdengar lebih baik dan enak didengar, dan ini perlu latihan tentu saja.


Itu tadi beberapa tips yang bisa dicoba, jika ingin mereka suara dengan hasil yang lebih baik. Semoga bisa membantu ya...


See you on the next blogpost.






Thank you, 


5 Elemen Branding Podcast, Agar Lebih Dikenal Pendengar

4.5.21
ELEMEN BRANDING PODCAST

Beberapa peserta yang saya temui di podcasting workshop, awalnya semangat banget ketika bikin podcast pertamanya. Tapi itu nggak lama, kebanyakan bertahan di 3 sampai 5 episode saja. Setelah itu hiatus, entah sampai kapan.


Ketika saya tanya, "Apa alasannya?"


Kebanyakan yang menjawab, "Nggak ada yang dengerin nih, Mbak. Jadi nggak semangat aja."


Pertanyaan selanjutnya, "Kenapa kok nggak ada yang dengerin?"


Bikin konten akan selalu ada fase naik turunnya. Konten apapun deh. Mau konten foto di instagram, video di youtube, sampai bikin podcast. Nggak bisa yah... 1, 2, 3 episode langsung BOOM, apalagi kalau kita orang biasa- biasa aja. Alias nggak punya nama besar seperti public figure, atau ada kontroversi yang dibuat. Viral itu cuma untung- untungan, nggak ada rumus pastinya.


Maka, sebagai kreator konten dari rakyat jelata (seperti saya ini) mau-nggak-mau ya harus double effort dalam memperkenalkan podcast kita. Atau dalam dunia marketing disebut dengan branding.


Branding sendiri bisa diartikan sebagai aktivitas memperkenalkan merek, karakteristik, citra positif dari suatu produk atau konten.


Ibarat jual makanan, sebelum makanan ini ditawarkan ke konsumen kita perlu membuat produk kita terlihat meyakinkan. Mulai dari pemilih nama yang menarik, pengemasan yang rapi, sampai melengkapi kemasan dengan berbagai informasi penting seperti tanggal kadaluarsa, komposisi, varian rasa, kode PIRT, logo Halal dan BPOM, dll.


Begitu pula dengan podcast. Jika mau menarik perhatian audiens, maka beberapa karakteristik khusus dari podcast harus bisa nampak secara visual, sebelum pendengar meng-klik tombol play untuk mendengarkan konten audio kita.


Untuk melakukan branding podcast ada beberapa elemen yang harus kita perhatikan. Apa sajakah?


1. Nama

"Apalah arti sebuah nama", itu kata William Shakespeare. Tapi kalau bicara branding, nama atau merek itu adalah segalanya. Nama inilah yang akan ditanamkan dibenak konsumen dan harus mampu diasosiakan dengan "ciri tertentu". Kaya misalnya air mineral itu ya Aqua, motor ya Honda. Kekuatan mereknya mampu membuat konsumen mengingat mereknya dengan sangat kuat.


Memilih nama podcast, nggak bisa sembarangan atau asal comot. Kecuali kalau kita nggak pengen dikenal, dan bikin podcast alakadarnya. Ketika memilih nama untuk podcast, ada beberapa hal yang harus dilakukan :


a. Coba lakukan riset nama.

Jadi usahakan nama yang kita pilih belum dipakai orang lain. Kalaupun ada yang pakai, ya nggak banyak- banyak amat gitu. 


Coba cari kata tertentu di kolom search di Spotify untuk melihat berapa banyak yang menggunakan nama tersebut.

Misal nih, coba ketikan kata Cerita, Curhat, Cinta, Hati, Obrolan itu adalah beberapa kata yang jamak digunakan. Jika kamu menemui puluhan bahkan ratusan podcast dengan menggunakan kata tersebut, maka pemilihan kata itu sebaiknya dihindari.


So, lebih kreatif dalam memilih nama, biar nggak pasaran.


b. Kedua, supaya nama kita lebih mudah diingat orang, pilih nama yang merepresentasikan konten podcast secara keseluruhan. 

Contoh nama podcast saya #KalauCinta secara selintas kita udah ada gambaran bahwa podcast ini bakal ngomongin dunia percinta, kan? 


c. Boleh berfilosofi ketika memilih nama podcast. 

Tiap orang punya visinya masing-masing ya. Jadi nama itu preferensi pribadi. Ketika saya memilih nama The Late Brunch with Sara Neyrhiza, mungkin sejenak orang bakal berpikir bahwa ini adalah podcast kuliner.


But as podcaster, saya bisa kasih penjelasan bahwa "Late Brunch yang notabene jam 10.30-11.30 terjadinya, itu adalah waktu dimana otak lagi berpikir keras dan fokus dalam pekerjaan" Dan podcast saya yang bertema edukasi, bakal pas dikonsumsi di waktu Late Brunch ini daripada didengarkan sebelum tidur.


Balik lagi soal kreativitas ya. Jadi, jangan comot nama semaunya supaya merekmu juga ada maknanya.



2. Deskripsi Podcast

Deskripsi podcast ini akan membantu calon pendengar untuk memahami lebih jelas apa konten podcastmu yang sebenarnya. Sayang banget kalau space diskripsi ini cuma diisi dengan "Selamat mendengarkan" atau "Thanks udah dengerin"


Deskripsi ini ibarat sebuah welcome greeting yang menjelaskan secara singkat what, why dan how tentang podcastmu. Podcastmu tentang apa, mengapa podcastmu harus didengarkan dan detail how lainnya seperti profil podcaster atau contact person mana kala pendengar mau memberikan feedback.


Jangan sia- siakan kolom deskripsi. Bikin calon audiens penasaran atau tertarik untuk mengklik episode podcast lainnya.



3. Cover Art

Kalau jualan makanan, inilah kemasannya. Meski podcast adalah produk audio, tapi elemen visual nggak bisa dipisahkan.Ketika buka katalog podcast di Spotify, kamu bakal ketemu ratusan bahkan ribuan podcast. Elemen visual inilah yang bakal ditangkap mata pertama kali.


Cover Art juga harus dipikirkan dengan baik.

- Ada Ilustrasi menarik, yang merepresentasikan konten podcast

- Sematkan nama podcast

- Sematkan nama podcaster jika dibutuhkan


Cover Art sendiri biasanya dibedakan menjadi 2 : Cover Art Podcast dan Cover Art Episode.

Kalau kamu pengen rapi, memang sebaiknya cover art tiap episode itu berubah disesuaikan dengan episodenya. Jadi nggak monoton dan ngebosenin. Tapi kalau kamu males desain cover art baru, yaudah deh...sama aja dengan cover art podcast. Sesuai dengan effort masing- masing aja.



4. Judul Episode

Bikin judul itu ada seninya. Judul podcast beda dengan judul makalah yang harus jelas S-P-O-K-nya. Judul podcast lebih yang singkat, jelas, menarik tapi nggak click bait.


Susah, kan? Yaiya, emang butuh waktu dan sense khusus untuk membuat copy writing yang menarik. Tapi bisa dilatih kok.


Baca Juga : Menulis Untuk Telinga, Naskah Podcast



5. Deskripsi episode

Covert Art episode sebaiknya memang diganti menyesuaikan episodenya. Begitu pula dengan deskripsi episode, biar pendengar tahu episodemu bakal ngomongin apa. Nggak perlu panjang-panjang, satu dua kalimat cukup kok.



5 Elemen Branding ini bisa kita atur pada saat ingin mempublikasikan podcast kita. Kesannya remeh- temeh, tapi manfaatnya banyak. Termasuk memudahkan manakala ingin mempromosikan podcast di social media. Kalau kamu pakai aplikasi Spotify, kita bisa share episode podcast langsung ke Story Instagram. Nah, di sinilah nama podcast dan cover art menjadi elemen visual yang bikin follower penasaran dan pengen dengerin podcastmu.


Nah, buat kamu yang ingin mencoba mempromosikan podcast di social media, kamu bisa membuat audiogram.


Gimana acara membuat audiogram secara gratis? Silakan  klik tulisan di bawah ini.


Baca : Membuat Audiogram Untuk Promosi Podcast di Social Media




6 Langkah Merekam Suara Agar Hasil Bagus

14.4.21

 

MEREKAM SUARA AGAR HASIL BAGUS DAN JERNIH

Kebutuhan bikin konten, jadi bagian dari aktualisasi diri. Nggak ngonten, nggak eksis. Tapi ya.. nggak semua orang bisa bikin konten dengan baik.


AUDIO, menjadi salah satu elemen yang sering di-anak tiri-kan, nggak dianggap penting- penting amat. Ketika proses merekam suarapun juga semaunya. Voice over cuma dianggap sebagai tempelan, tanpa paham tujuan dan fungsi.


Itu mengapa, ketika saya mengajar mata kuliah Audio Radio di kampus, proses merekam suara menjadi materi wajib yang nggak boleh ketinggalan. Mahasiswa saya juga harus praktik produksi dengan teknik yang benar, agar mereka punya pengalaman menghasilkan kualitas audio yang nyaman didengarkan.


BUDI PASADENA STUDIO


Saya menghadirkan Muhammad Budi Setiawan, S.Sos seorang chief audio production dan owner dari Budi Pasadena Studio untuk memberikan materi teknik merekam suara dengan profesional. Dalam pemaparan materinya, narasumber menjelaskan beberapa hal yang harus diperhatikan dalam proses merekam suara agar menghasilkan audio yang bagus, antara lain :



1. Mengenali naskah

Membaca naskah berbeda dengan membaca buku atau majalah. Saat membaca naskah talent harus paham :

  • Apa tujuan naskah tersebut
  • Apa maksud dari teks pada naskah
  • Bagaimana cara membawakan (intonasi, tone, tempo, volume, dll)


2. Memahami karakter suara talent

Suara manusia itu unik. Tidak semua orang bisa membawakan berbagai karakter suara sekaligus. Seorang talent harus observasi terhadap dirinya sendiri. Cari tahu dulu, "Suaraku ini cocoknya  karakter seperti apa?"


Talent juga harus tahu diri. Jangan memaksakan membawakan suatu karakter yang memang kita tidak bisa. Seperti saya misalnya, meski usia sudah berkepala tiga, nyatanya karakter suara saya lebih masuk untuk karakter anak- anak dan remaja. Saya sering gagal casting kala harus memerankan tokoh perempuan dewasa, he he he


Baca Juga : Menggunakan Teknik Suara Diafragma


3. Pelajari Mic Positioning

Yakni penempatan microphone dengan benar. Menggunakan mic nggak bisa sembarangan. Sebelum merekam suara kita harus memperhatikan :

  • Jenis mic yg digunakan
  • Jarak antara mulut dan mic


4. Gain Staging

Ingin merekam suara dengan profesional, tentu kita membutuhkan audio mixer console. Perangkat ini punya fungsi untuk mencampur beberapa sumber suara menjadi satu atau dua output suara. Ketika menggunakan mixer, kita juga wajib  memperhatikan pengaturan level gain.


Gain staging sendiri diartikan sebagai pengaturan keras tidaknya volume suara saat direkam. Secara bersamaan kita juga memperhatikan noise yang masuk dalam proses merekam suara.


5. Meminimalkan Noise

Noise nggak bisa dihilangkan, hanya bisa direduksi. Ketika proses rekaman, pastikan berada di ruangan minim noise. Hindari merekam suara  dekat perangkat elektronik.


Kadang kita suka menebak- nebak, apakah ruangan tempat kita merekam suara sudah cukup clean atau belum. Untuk membantu mengukur level kebisingan di sekitar, coba download aplikasi Sound Meter.


6. Uji coba

Langsung uji coba rekaman agar tahu hasilnya, apakah sudah oke atau perlu take ulang. Jangan pernah berpikir satu kali proses rekaman langsung menghasilkan output yang bagus. Kita perlu trial 1 atau 2 kali, agar hasil sesuai yang diharapkan.


Itu tadi beberapa hal yang harus diperhatikan saat merekam suara secara profesional agar menghasilkan audio yang bagus. Semoga bermanfaat.



See you on the next blogpost.







Thank you, 

Menulis Untuk Telinga

26.3.21
MENULIS NASKAH PODCAST


Radio dan podcast adalah media auditif, kita hanya bisa menikmati dengan cara mendengarkan konten suara yang dihasilkan. Itu mengapa menulis naskah untuk radio dan podcast berbeda dengan menulis biasa atau menulis untuk media cetak.  

Menulis untuk radio bukanlah menulis hanya untuk dibaca, melainkan menulis untuk kemudian dibacakan kepada pendengar. Maka, saat kita menulis dapat membayangkan bahwa tulisan akan didengarkan, bukan cuma dibaca. 

Baca Juga : Jenis Naskah Podcast


Menulis naskah radio dan podcast, perlu memainkan theater of mind. Bayangkan ada seseorang dihadapan kita, dan mengobrol bersama. Jadi sering kali ketika menulis, saya suka komat- kamit sendiri, dan berbicara seolah- olah sedang siaran.

Untuk bisa menulis untuk telinga, ada beberapa tips yang saya sering terapkan.


1. Write The Way You Talk

Artinya, tulislah naskah seperti apa yang akan kita sampaikan secara lisan. Maka, gunakan bahasa tutur (spoken language) atau bahasa sehari- hari seperti halnya sedang mengobrol dengan orang lain.

2. Keep It Simple and Short

Dalam menulis naskah gunakan kata- kata yang sederhana, tidak berbelit- belit dan mudah dipahami. Sederhanakan kalimat dan hindari menggunakan kalimat langsung.

Contoh kalimat langsung :
"Aku akan membuat album baru setelah pandemi Covid 19 berakhir", kata Raisa

 

Contoh kalimat tidak langsung
Raisa bilang kalau dia akan membuat album baru setelah pandemi Covid 19 berakhir.

3. Easy Listening Formula

Informasi yang disampaikan penyiar atau podcaster sebaiknya harus dapat dipahami hanya dalam sekali dengar. Sifat radio dan podcast yang bisa menjadi background, memungkinkan pendengar untuk multitasking. Dengerin podcast, sambil masak, nggak masalah!

Karena pendengar nggak 100% fokus, maka tulis naskah yang singkat, padat dan jelas.


4. Hindari Pembukaan yang Panjang Lebar

Langsung saja menulis menuju pokok bahasan. Pembukaan yang panjang lebar bikin pendengar bosan di awal, sementara isi konten belum didengarkan sepenuhnya. Terlalu banyak informasi membuat pendengar bingung, kesulitan menghubungkan satu informasi dengan yang lain.


5. Gunakan tanda baca agar tidak monoton

Untuk memudahkan ketika naskah dibaca oleh penyiar, maka gunakan bantuan tanda baca ketika membuat naskah  seperti  garis miring satu (/) untuk koma, garis miring dua (//) untuk titik, dan garis miring tiga (///) untuk akhir naskah, agar ketika membaca naskah kita bisa sekaligus latihan aksentuasi atau penekanan pada kata/ kalimat. Sehingga kalimat- kalimat yang disampaikan tidak terkesan monoton dan memberikan variasi intonasi.




Dengarkan versi podcast dari artikel ini :

 





See you on the next blogpost.







Thank you, 

Persiapan Interview Narasumber Podcast (Juga Radio, IG Live dan Vlog)

9.2.21

 

Wawancara narasumber podcast

Saya masih bertahan dengan podcast monolog. Meski harus mengakui, kalau format podcast ini bukan kesayangan pendengar. Butuh perjuangan atau persona yang kuat biar audiens bertahan mendengarkan sampai menit terakhir. Apalagi kalau topiknya berat, penyiarnya ngomongnya monoton, dan durasi kelamaan, ya bikin pendengar cepet bosen.


Beda dengan podcast interview. Dengan menghadirkan narasumber untuk di wawancarai, format podcast ini memberi suasana yang lebih cair, meskipun masih kalah dengan podcast berformat conversational yang lebih "meriah". Cuma, kalau narasumberya gokil nan asyik, topiknya relatable dengan banyak orang, endengar juga bisa betah berlama - lama.


Kebanyakan podcast video mengusung podcast interview. Saya salah satu penikmat podcast End Game milik Gita Wirjawan, yang pernah menjabat sebagai Menteri Perdagangan era Pak SBY di 2014. Yang bikin suka dari End Game ini, karena pembawaan si Pak Gita yang kasual dan nggak meledak- ledak. Topiknya berisi, bintang tamu terkurasi  dan dibawakan dengan bilingual tapi nggak too much. Penontonnya jadi lebih pinter.


Membawakan podcast wawancara memang nggak bisa sembarangan ya. Karena goalnya adalah menambah insight baru buat pendengar. Jangan sampe ketika kelar dengerin, pendengar ngerasa nggak dapet apa- apa. 


Secara garis besar, entah itu interview di radio, podcast, vlog, Instagram Live, maupun event offline sama aja kok. Keberhasilan sebuah interview, didukung oleh 4 faktor :

- Orang yang mewawancarai

- Topik yang menarik

- Narasumber yang selain asyik juga relevan dengan topik

- Kualitas audio yang nyaman didengarkan (+ visual kalau vlog)


Buat kamu yang ingin membuat podcast interview, pasti akan mengusahakan hadirnya narasumber sebagai guest star. Biar proses produksi berjalan lancar, berikut 5 persiapan untuk mewawancarai narasumber.



1. Cari narasumber yang relevan

The right man in the right place, biar apa yang diomongin ada isinya, cari narsumber yang memang menguasai topik atau materi yang ingin kamu angkat. Narasumber yang nggak kredibel juga bikin podcastmu jadi nggak berbobot. Jangan sampe deh kejadian kaya vlog Anji yang sempet blunder beberapa waktu lalu. Ngebahas Covid-19 yang diundang tukang jamu yang pake "embel- embel" profesor- padahal cuma panggilan tongkrongan dan bukan gelar akademis.


Jangan males buat riset. Cari latar belakang pendidikan, pekerjaan atau karyanya. Sekarang kan ada sosmed tuh, kita bisa eksplorasi dari akun facebook, instagram, blog atau linked.in milik sang narasumber untuk tahu track recordnya.



2. Buat jadwal dan teknis

Setelah ketemu narasumber yang sesuai, coba hubungi dan ajukan jadwal untuk produksi. Podcast interview nggak harus ketemu tatap muka kok sebenernya. Kita bisa pakai video conference kalau memang butuh visual. Kalau cuma butuh suara alias podcast audio, saya biasanya pake zoom (diambil audionya doang), pake recorder di hape atau menelpon narsumber secara langsung.


Intinya, nggak semua orang ngerti teknis produksi ya. Jadi perlu dijelasin semua di awal. Apa aja yang dijelasin?


- Kapan acaranya (live atau rekaman)

- Teknis produksi seperti apa

- Apa format acaranya

- Siapa pendengarnya

- Durasi berapa lama

- Promosi apa yang akan dilakukan


Plus, omongin juga soal bayaran. Apakah ada ganti uang lelah dan transport, atau gratisan atau barter. Jelasin semua di awal, biar semua nyaman.


Baca Juga : Ini Perlengkapan Podcast yang Saya Pakai


3. Buatlah kerangka pertanyaan untuk mendukung alur wawancara.


Sebelum produksi, saya biasanya kirim dulu daftar pertanyaan yang nantinya akan saya gunakan untuk wawancara narasumber. Meskipun pada praktiknya, bisa aja banyak pertanyaan improvisasi. Tapi paling nggak narasumber bisa mempelajari pertanyaan tersebut, dan nggak gelagapan ketika ditanya.


Tipsnya :

  • Hindari pertanyaan basic seperti "sedang sibuk apa, kerja dimana, dll" (riset dulu euy...ini pertanyaan membosankan dan bikin keliatan nggak tahu apa- apa soal tamu kita)
  • Hindari yes no question
  • Fokus pada pertanyaan "How" dan "Why"
  • Jangan tanyakan topik sensitif yang berhubungan sama keluarga, pernikahan, agama, politik atau bisnis tanpa permisi dulu


4. Briefing narasumber


Ketika semua sudah disepakati dan tibalah waktu produksi, jangan buru- buru buat merekam suara dan gambar. Briefing sekali lagi terkait teknis produksi yang akan dilakukan. 

  • Siapakan tempat yang nyaman dan air minum jika rekaman dilakukan dengan tatap muka. 
  • Pastikan koneksi stabil jika rekaman dilakukan dengan video conference atau telpon.


Baca Juga : Format Podcast Disukai Pendengar


5. Rekaman dengan serius


Artinya, kesiapan bukan hanya dari sisi host dan guest, tapi juga seluruh perlengkapan yang digunakan.


Cek kembali apakah semua sudah oke. Jangan sampai lupa kerekam, atau file kehapus.
Buat interview yang dilakukan via telpon, lebih baik kamu mengandalkan microphone dari handphone daripada pake earphone atau headset. Karena hasil output audio dari mic smartphone terbukti lebih minim noise.


Lima langkah persiapan sebelum wawancara narsumber podcast ini semoga bisa membantu kamu ya.


Oiya, biasanya, saya pakai 2 cara untuk interview narasumber.

1. Melalui telpon. 
Saat sudah tersambung, saya mengaktifkan fitur recorder di hape. Proses wawancara langsung terekam otomatis. 

Ini adalah hasilnya :

 


2. Saya akan kirim pertanyaan lewat whatsapp, dan meminta narsumber untuk merekam suaranya sendiri dengan fitur recorder di hape. Kemudian mengirim ulang kepada saya untuk proses editing dan mixing.

Ini adalah  hasilnya :




See you on the next blogpost.








Thank you, 

Ikut Pelatihan Public Speaking Langsung Jago?

14.12.20

 PELATIHAN PUBLIC SPEAKING ONLINE



Saya tidak berani memberi jaminan yang bombastis ketika memutuskan membangun SPEAKING.id di tahun 2018.

"Kursus di sini  dijamin bisa!" 

"Diajari sampai berhasil!" 

"Belajar di sini pasti sukses berbicara!" 


Tidak, pelatihan ini nggak akan menghilangkan grogimu dan membuatmu jago presentasi dalam 3 kali pertemuan. Tidak ada sulap semacam itu. Kami memfasilitasi belajar. Bukan bengkel ketok magic. Bukan pula MLM yang menjual mimpi-mimpi manis.


Yang saya yakini, bahwa proses belajar tidak berhenti di sesi pelatihan/kursus saja. Sebagai pengajar, tentu saja saya berusaha memberi 110% yang saya mampu. Tapi hasilnya, bisa 110%, 200%, 50% atau 0% tergantung bagaimana peserta pelatihan mengembangkan teori dan teknik yang diajarkan, SETELAH pelatihan berakhir.


Sama seperti kuliah. Tidak semua mahasiswa berkarir sesuai program studi yang diambil dan dipelajarinya bertahun- tahun. Begitu pula dengan mengikuti #kursuspublicspeaking 


Keputusan ada di tangan pembelajar.

Selama masih ada alasan "Saya takut nggak dihargai audiens" 

"Saya malu kalau improvasisasi diketawain " "Nanti kalau banyak gaya, saya kelihatan aneh" dan ratusan "ngeles" lainnya untuk berani mencoba hal baru, maka inilah yang akan menjadi hambatan untuk berkembang.


Secukupnya saja ikut pelatihan. Cari tahu teknik seperti apa yang baik dan benar. Dan selanjutnya dipraktikkan. Berproses. Butuh waktu.


Saya mendedikasikan episode pertama Season 3 The Late Brunch with Sara Neyhriza Podcast untuk siapapun yang ingin belajar melalui lembaga pelatihan. Intinya, meskipun kita mengeluarkan uang, namun hasil ditentukan dari seberapa besar kita mengusahakan.


 

Terbentur, terbentur, terbentur, TERBENTUK - Tan Malaka


See you on the next blogpost.








Thank you, 


Bedah Naskah Podcast Monolog di Lomba Podcast PFN 2020

28.11.20
NASKAH PODCAST MONOLOG


Ini adalah salah satu kompetisi podcast yang berhasil saya menangkan. Lomba podcast ini diadakan oleh Kominfo dan Perum Produksi Film Negara dengan mengangkat tema “Satu Nusa, Satu Bangsa, Satu Bahasa – Peran Saya dalam Pemulihan Ekonomi Nasional.” yang dilaksanakan dalam rangka Hari Sumpah Pemuda Ke-92, HUT NKRI Ke-75 dan HUT Perum PFN Ke-75. 


JUARA LOMBA PODCAST PFN 2020


Juri Lomba yang WOW banget.

Saya sempat kaget, ketika tahu bahwa lomba podcast ini menghadirkan banyak dewan juri. Siapa saja dewan jurinya baru diumumkan saat pengumuman pemenang Lomba Podcast PFN 2020 dilakukan, Rabu 4 November 2020 melalui platform Zoom. "Wah, nggak kaleng-keleng nih," batin saya.


Siapa saja dewan jurinya, mereka adalah 

  • Hendri Saparini (ekonom dan Founder Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia),
  • Ahmad Mahendra (Direktur Perfilman, Musik dan Media Baru Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan)
  • Tjandra Wibowo (Direktur Produksi dan Komersial Perum PFN)
  • Joshua Puji Mulia Simanjuntak (Staf Ahli bidang Inovasi dan Kreativitas Kemenparekraf)
  • Fadli Rahman (Staf Ahli Ketua Satgas Pemulihan Ekonomi Nasional dan Komisaris PT Pertamina Hulu Energi)
  • Ferdinandus Setu (Kepala Biro Humas Kementerian Komunikasi dan Informatika)
  • La Rane Hafied (Working Group Layanan Podcast dan Digital Radio Singapore International)
  •  Rizky Adi Nugroho a.k.a Mr. Popo (Founder Podcast Do You See What I see


Podcast ini saya buat cukup singkat. Paling cuma 2 jam, karena sudah mepet deadline. Kebut aja, yang penting bisa ikutan dan nambah episode baru kalaupun entar kalah.


Baca Juga : Tips Membuat Naskah Podcast


Sama seperti episode The Late Brunch Podcast yang lain, saya juga menyusun naskah terlebih dahulu  sebelum sesi merekam suara. Setelah mengumpulkan data, dan menyusun kerangka cerita, maka saya susun sehingga menjadi naskah yang enak dibaca dan disampaikan.



Berikut ini naskah podcast monolog berjudul "Kita Bisa Apa?"


Introduction

7 bulan lebih di rumah aja? Apa aja yang berubah? Pertama/ jelas rajin pake masker/ selalu bawa handsinitizer/ dan menghindari keluar rumah untuk hal yang nggak perlu//

Kedua/ jadi rajin masak// Selain bisa lebih menjaga kesehatan/ ternyata cara ini juga efektif bikin nggak jajan sembarangan//

Ketiga/ ngantor mulu di rumah// Bener deh/ sejak 16 Maret 2020 saya nggak terima undangan dan pekerjaan di luar rumah// Bukannya sok sokan ya/ tapi memang pengen lebih menjaga diri aja/ Lagian pekerjaan semua bisa online kok// Malah lebih hemat ongkos transport dan jajan..//hehehehe

Keempat/ jadi rajin nonton film// Banyak film Indonesia lawas yang saya tonton ulang// Sekalian nostalgia//

Kelima/ nggak pernah belanja produk tersier// Dulu ya/ hampir tiap bulan hobi banget belanja baju/ tas dan sepatu// Sekarang/oh tentu tidak...//Lha gimana sih/ kan nggak kemana- mana/ pake aja daster di rumah//


Main Idea - Data Explanation

Saya yakin nggak sendiri// Jutaan orang mungkin melakukan hal yang sama// Perubahan perilaku konsumsi masyarakat ini/ ternyata berdampak besar// Aktivitas masyarakat menurun yang berdampak pada ekonomi/ khususnya sektor informal atau UMKM//

Pemerintah juga bekerja keras untuk memulihkan perekonomian ini dengan menggelontorkan dana sebesar Rp203,9 triliun untuk klaster perlindungan sosial yang direalisasikan ke berbagai program/ seperti PKH (Program Keluarga Harapan)/ BPNT (Bantuan Pangan Nontunai)/ Sembako/ BST (Bantuan Sosial Tunai)/ Kartu Prakerja/ BLT (Bantuan Langsung Tunai) Dana Desa/ Banpres Produktif untuk Modal Kerja/ Subsidi Gaji/ dan Diskon Listrik// Program ini untuk meringankan beban ekonomi masyarakat akibat pandemi Covid-19/ sekaligus juga memicu peningkatan produktivitas ekonomi masyarakat// (sumber data : https://setkab.go.id/progres-realisasi-program-pemulihan-ekonomi-nasional-pen-klaster-perlindungan-sosial-26-september-2020-di-istana-kepresidenan-bogor-provinsi-jawa-barat/)

Program Pemulihan Ekonomi Nasional merupakan salah satu rangkaian kegiatan untuk mengurangi dampak Covid-19 terhadap perekonomian/  Tujunnya untuk melindungi/ mempertahankan/ dan meningkatkan kemampuan ekonomi para pelaku usaha dalam menjalankan usahanya selama pandemi Covid-19// Untuk UMKM/ program Pemulihan Ekonomi Nasional diharapkan dapat memperpanjang nafas UMKM dan meningkatkankinerja UMKM yang berkontribusi pada perekonomian Indonesia//


Main Idea- Solution

Lalu /apa peran kita pada ekonomi nasional?//

Belanja guys/ itu salah satunya// Belanja produk UMKM yang ada disekitar kita// Kalau kita belajar dari core valuenya BUMN yakni AKHLAK Amanah/ Kompetensi/ Harmonis/ Loyalitas/ Adaftif/ dan Kolaborasi// Saat ini adalah waktunya untuk kita beradaptasi dan berkolaborasi.

Jika selama ini kita cuek dengan kesehatan// Nah/ sekarang kita bisa beradaptasi dengan menerapkan 3M Menggunakan Masker Mencuci Tangan Menjaga Jarak untuk memutus mata rantai penularan penyakit corona// Plus jangan lupa makan makanan bergizi/ tidur cukup dan berolahraga//

Nah/ untuk misi kolaborasi/ salah satunya dengan mendukung usaha teman- teman di sekitar kita// Apa lagi banyak kan/ yang kehilangan pekerjaan/ atau harus jungkir balik cari kerja sampingan sampai dengan berjualan// Misi ini nggak muluk-muluk kok/ Dengan tika membeli produk UMKM berarti kita bisa mencukupi kebutuhan kita sehari-hari plus membantu UMKM untuk tetap melanjutkan usaha//


Conclusion

Jadi/ udah tahu kan apa peran kita?

Harapannya semboyan Satu Nusa Satu Bangsa dan Satu Bahasa yang lekat dengan sumpah pemuda 28 Oktober/ nggak cuma jadi seremonial belaka/ Tapi betul- betul bisa mempersatukan kita// Yaiyalah/ kita sekarang kan mengalami hal yang sama// Lagi dapet ujian bersama// Kalau nggak saling menguatkan/ kita bisa apa?///


Klik untuk mendengarkan audio podcast



Baca Juga : Naskah Podcast Storytelling



Berikut liputan media terkait lomba podcast PFN 2020 ini.



 Selengkapnya untuk membaca liputan antaranews.com - beritasatu.com - beritalima.com 



Terima kasih sudah memilih saya sebagai pemenang. :)


See you on the next blogpost.








Thank you, 


Auto Post Signature