Read Aloud, Metode Menyenangkan untuk Melatih Anak Gemar Membaca Buku

14.5.21
ZAHRA NOOR ERIZA
Gambar diambil dari akun instagram @gmb_indonesia

Beberapa waktu lalu saya diundang menjadi narasumber sebuah online talkshow bertajuk GMB - Talk yang diinisiasi oleh Gerakan Menulis Buku Indonesia dalam rangka memperingati Hari Buku Anak Sedunia. Acara ini mengangkat tema "Read Aloud :  Metode Menyenangkan untuk Melatih Anak Gemar Membaca Buku" Secara pribadi saya senang sekali bisa hadir di acara ini, terlebih saya bisa mengenalkan aktivitas Reading Aloud yang sudah saya geluti sejak memiliki anak.  


Untuk merangkum sesi gelar wicara yang dipandu Ririn Setyowati, Content Manager GMB-Indonesia dan berlangsung selama 90 menit, saya mencoba menulis transkripnya di bawah ini dengan menggunakan daftar pertanyaan yang disusun oleh tim GMB.



Selama masa pandemi ini, kita sering sekali menjumpai ajakan untuk para orang tua melakukan Read Aloud. Sebenarnya, apa sih yang dimaksud Read Aloud ini?

Read Aloud atau dalam bahasa Indonesia disebut dengan membacakan nyaring, adaah aktivitas membaca buku dengan cara disuarakan. Jadi bukan dibaca di dalam hati. 


Apa perbedaan metode Read Aloud dengan metode mengajar membaca untuk anak lainnya?

Read Aloud melibatkan 3 elemen dalam aktivitasnya yakni pembaca buku, yang dibacakan buku dan buku itu sendiri. Kegiatan ini berfokus pada tujuan agar anak mencintai buku, jadi tidak secara langsung bertujuan mengajari anak baca tulis. Namun harapannya, dengan mengenal berbagai huruf dan kata yang tercetak pada buku, akan menstimulasi secara tidak langsung kemampuan literasi bahasa pada anak.


Kenapa metode Read Aloud bisa menjadi semacam tren saat pandemi, ya? Apakah metode

Read Aloud ini memang baru ada saat pandemi berlangsung?

Saya rasa kegiatan membaca nyaring sudah sering dilakukan oleh para guru di sekolah dan juga orang tua di rumah. Namun, memang saat pandemi ini distribusi informasi dan ajakan mengenai manfaat read aloud ini cukup masif. Mulai dari banyaknya online training bagi para praktisi read aloud, webinar literasi, sampai juga keterlibatan para penerbit yang memberikan akses bukunya untuk dibacakan nyaring dan mengizinkan untuk upload konten di media sosial. Para orang tuapun juga bisa mendokumentasikan kegiatan read aloudnya di media sosial tanpa takut melanggar hak cipta (karena izin dari penerbit tadi). Sehingga semakin banyak orang tua lain yang juga tetarik melakukan hal yang sama. Terutama saat pandemi dimana intensitas kebersamaan anak dan orang tua cenderung meningkat.


Siapa saja yang bisa melakukan Read Aloud? Apakah hanya Ibu yang disarankan menerapkan metode ini?

Siapa saja yang mampu membaca buku dapat  melakukan aktivitas read aloud ini. Di lingkungan keluarga mulai dari orang tua, kakek nenek, kakak, bahkan ARTpun bisa melakukannya.


Kenapa memilih menerapkan metode Read Aloud? Apa yang membuat mbak Sara mempraktekkan metode ini?

Pertama, karena saya suka membaca buku sejak kecil. Sehingga, saya tahu betul bahwa membaca memberi banyak manfaat bagi saya baik saat sekolah maupun ketika berkarir. Kedua, read aloud menjadi momen untuk menjaga bonding dengan anak. Ketika seharian sibuk bekerja, saya bisa tatap menjalin kualitas komunikasi dengan berdiskusi pada anak melalui read aloud sebelum tidur. Ketiga, tugas saya sebagai Bunda Baca membuat saya ingin menularkan semangat membaca buku ini kepada banyak orang. 


Maka, saya sering mendokumentasikan kegiatan read aloud ini melalui video yang saya unggah di instagram dan youtube. Harapannya, bisa mendorong para orang tua untuk melakukan hal yang sama dengan putra- putrinya di rumah.


Dari pengalaman pribadi mempraktikan Read Aloud bersama Lila - putri mbak Sara, sebenarnya apa saja pengalaman berkesan yang tercipta ketika mbak Sara dengan Lila sedang membaca bersama?

Saya bisa mengamati kemampuan anak secara langsung. Bagaimana dia menyimak bacaan, bagaimana ia berimajinasi, juga saat kami mendiskusikan sesuatu. Pada akhirnya, read aloud ini bukan hanya aktivitas satu arah dari Ibu ke anak, tetapi anak juga bisa bertanya dan beropini. Saya juga jadi paham apa cerita yang ia suka. Sehingga bisa mencarikan buku- buku yang membuat Lila antusias.


Apakah Lila pernah menolak ajakan untuk membaca buku bersama? Bagaimana cara mbak Sara menanggapinya?

Lila akan menolak membaca buku yang dia tidak suka. Jadi jika 2 lembar awal buku tidak menarik buatnya, dia akan minta ganti. Bagi saya hal ini tidak masalah, karena sama seperti orang dewasa, anak- anak berhak memilih apa yang ia suka.


Biasanya buku-buku anak apa saja yang mbak Sara bacakan?

Buku- buku untuk read aloud memang punya karakteristik khusus. Seperti : buku dengan ilustrasi, cerita yang tegas dan teks yang sederhana atau sesuaikan dengan kemampuan membaca anak. Selain itu  juga memilih buku dengan tema kesukaan anak. Kalau anak saya suka cerita binatang dan fantasi.


Bagaimana cara pemilihan buku-buku untuk dibaca bersama? Apakah ada momen berdiskusi dengan anak untuk memilih buku?

Karena saya sudah paham selera anak, maka ketika membeli buku saya akan tawarkan ke anak dia suka atau tidak. Jika menggunakan aplikasi buku digital seperti Let's Read, saya akan memberi kesempatan anak memilih sendiri cerita yang menarik buatnya untuk dibacakan.


Apa perubahan atau mungkin manfaat yang Mbak Sara amati dari Lila ketika menerapkanmetode Read Aloud?

Banyak manfaat yang saya rasakan, mulai dari kontrol penggunakan gadget yang baik. Jadi anak punya alternatif kegiatan selain bermain smartphone di rumah. Anak juga mampu membaca tanpa harus mengajarkan membaca dengan ekstra keras. Dan pastinya, anak jadi cakap berkomunikasi. Dia tidak malu bertanya maupun berargumentasi.


Apa saja tips yang perlu diketahui untuk memilih buku untuk dibacakan saat melakukan kegiatan Read Aloud?

Ada beberapa tips ketika saya memilih buku :

1. Pilih buku sesuai dengan kemampuan membaca anak.

2. Pilih buku dengan ukuran yang cukup besar agar teks terlihat jelas

3. Buku dengan ilustrasi gambar akan lebih baik karena mampu menstimulasi imajinasi anak

4. Pilih buku dengan cerita yang menarik dan engaging, sehingga akan terbuka ruang- ruang diskusi dengan anak


Apa saja tips yang perlu diketahui sebelum mengajak anak melakukan Read Aloud?

Pertama, adalah memilih buku yang tepat, karena buku akan menjadi alat utama dalam aktivitas read aloud. Berbeda dengan storytelling, yang bisa menggunakan alat bantu apapun.

Kedua, baca buku terlebih dahulu sebelum melakukan read aloud sehingga pembaca buku akan paham jalan ceritanya.

Ketiga, posisikan anak dalam keadaan yang nyaman. Orang tua harus jeli melihat kondisi anak. Jangan sampai dia dalam suasana hati yang buruk, mengantuk atau sedang lapar saat dibacakan buku.

Keempat, tunjuk dengan jari ketika membaca teks pada buku. Jangan melakukan improvisasi di luar cerita buku. Jika menemukan kosa kata baru, berikan penjelasan apa arti kosa kata tersebut.

Kelima, ajak anak berdiskusi. Atau jawab pertanyaan anak, kapan saja anak membutuhkan jawaban. Jangan terobsesi menyelesaikan buku, karena interaksi dengan anak inilah yang jauh lebih penting.


Selain menjadi Ibu, Mbak Sara juga merupakan perempuan yang berkarir. Mungkin kondisi seperti itu juga terjadi pada banyak orang tua. Apa saja tips manajemen waktu yang mungkin dapat diterapkan bagi para orang tua dengan kondisi seperti itu?

Melakukan read aloud itu tidak butuh waktu lama. Paling cuma 6- 10 menit. Luangkan waktu sebentar saja dan cobalah rutin melakukannya setiap hari. Saya rasa dengan durasi yang tidak lama ini sebenarnya tidak merepotkan, kembali ke orang tua apakah mau atau tidak.


Untuk mengikuti sesi talkshow selengkapnya, silakan menonton kanal YouTube Gerakan Menulis Buku Indonesia di bawah ini.



See you on the next blogpost.







Thank you, 

Post Comment
Post a Comment

You made it all the way here! Thanks for reading. :)
(Untuk meninggalkan komentar, sebaiknya jangan memilih Anonymous agar tidak menjadi brokenlink dan saya hapus.
Tulis saja nama dan url Google/facebook biar lebih aman)

Auto Post Signature