Pelatihan Digital Marketing Bersama Magister Manajemen Universitas Sebelas Maret

13.11.19
MAGISTER MANAJEMEN UNS


Beberapa waktu lalu saya diminta Magister Manajemen Universitas Sebelas Maret Surakarta untuk menjadi pembicara dengan topik digital marketing. Almamater saya ini mengadakan pelatihan  pemasaran untuk para pelaku UMKM di desa Gedong dan Delingan, Karanganyar, dalam rangka memperkuat desa wisata.

Selain saya, ada  Pak Suwarmin, Pimred Solopos dan Pak Catur, dosen FEB UNS sebagai pembicara juga.

Setelah sesi seminar kurang lebih 1,5 jam, kami para pembicara berdiskusi lebih dekat dengan para pelaku UMKM setelah sebelumnya para peserta dijadikan beberapa kelompok. Kami berusaha mendengarkan apa saja kendala dan tantangan para pelaku dalam mengembangkan usaha mereka.

Baca Juga : Marketing 4.0 Moving from Traditional to Digital


Dalam sesi ini, saya mencoba merangkum menjadi 2 hal besar yang menjadi tantangan para pelaku UMKM dalam melakukan aktivitas pemasaran digital.

MAGISTER MANAJEMEN UNS


1. Mindset dalam mengembangkan usaha

Ada ketakutan para pelaku UMKM ketika melakukan pemasaran berbasis internet, yakni ketidakmampuan melayani konsumen dengan baik jika jumlah permintaan bertambah. Artinya, mereka sudah puas dengan omset yang diraih saat ini dan sudah merasa cukup kewelahan dalam mengelola usahanya. Jika nanti usaha berkembang, mereka merasa kebingungan dalam menjalankan usahanya. Baik dari pencarian bahan pokok, hingga masalah karyawan.

Mengubah mindset ini menjadi PR besar bagi pemerintah atau para akademisi yang ingin memberdayakan pelaku UMKM sehingga siap untuk go digital. Karena jika hanya puas dengan pengelolaan bisnis yang mereka lakukan saat ini, maka bisnis akan susah untuk berkembang. Tentu saja untuk mengembangkan bisnis dibutuhkan effort yang besar. Kesadaran akan "berjuang lebih" inilah yang harus dimiliki para pengusaha.

2. Tantangan mengoperasikan berbagai platform digital

Salah satu syarat dalam melakukan pemasaran digital adalah integrasi berbagai platform digital. Mulai dari mesin pencari, social media, website hingga aplikasi chatting. Bagi pelaku UMKM di Desa Delingan dan Gedong, hal ini menjadi tantangan besar. Mereka tidak lagi muda. Pemahaman mereka terbatas pada aplikasi chatting seperti WA saja. Untuk bermain di ranah social media dan e-commerce terasa begitu menyulitkan.

Harapannya memang anggota keluarga yang masih muda bisa turut berkontribusi mengembangkan usaha milik orangtuanya. Namun jika melihat fakta di lapangan, umumnya usaha hanya dikelola oleh orangtua. Sedangkan anak mereka lebih fokus dalam bersekolah atau dibangku pendidikan.

Meski demikian, para pelaku UMKM yang berusia relatif muda ternyata memiliki kesadaran untuk memanfaatkan berbagai platform digital. Salah satunya, Google My Business untuk mendaftarkan usaha mereka pada mesin pencari.

Baca Juga : Workshop Personal Branding Bagi Pelaku UMKM



Saya rasa tantangan dalam memberdayakan pelaku UMKM cukup beragam di berbagai daerah. Memang membutuhkan proses yang panjang untuk dapat membina mereka agar dapat lebih terbuka dengan pekembangan teknologi yang ada. Butuh kerja keras dari pemerintah untuk dapat menghadirkan program-program yang aplikatif dan masif, sehingga mampu menyentuh UMKM/ UKM hingga ke pelosok. Tentu saja, ada cita-cita yang besar dibaliknya. Indonesia menjadi negara maju, dengan jumlah entrepreneur 14% dari rasio penduduknya.



See you on the next blogpost.






Thank you, 



Post Comment
Post a Comment

You made it all the way here! Thanks for reading. :)
(Untuk meninggalkan komentar, sebaiknya jangan memilih Anonymous agar tidak menjadi brokenlink dan saya hapus.
Tulis saja nama dan url Google/facebook biar lebih aman)

Auto Post Signature