Aruna dan Lidahnya - Pencarian Cinta dalam Petualangan Lidah Mengecap Rasa

26.9.18

Jika bicara selera, semua orang boleh bersuara. Semua tentang cita rasa. Bukan melulu soal masakan saja, tapi juga tentang cinta.

Aku tidak berselera dengannya. Mungkin bisa masalah rupa, kepribadian, atau bisa juga tantangan mendapatkannya yang biasa saja.

Juga ketika lidah mengecap rasa. Bisa jadi, tampilan indah di mata, namun di mulut hambar rasanya. Bingung yang dominan, mana asin atau manisnya, atau mungkin butuh sedikit merica.

Lagi-lagi soal selera.

Jika bicara film Aruna dan Lidahnya, pasti langsung terbayang novelnya. Memang film ini di adaptasi dari karya Laksmi Pamuntjak dengan judul yang sama. Banyak yang bilang Aruna dan Lidahnya, memang tidak sekena Amba. Mungkin itu salah satu alasan dipilihlah pasangan yang cukup menggoda mata Dian Sastowardoyo dan Nicholas Saputra. Juga Hannah Al Rashid dan Oka Antara

"Tidak perlu baca novelnya, kamu bisa langsung tonton filmnya", begitu kata Edwin, sang sutradara. Nonton ya nonton saja.

Beruntungnya kesempatan nonton Aruna dan Lidahnya datang  kepada saya. Lebih bahagia karena ditonton berdua dengan suami tercinta.

Buat saya, alasan terbesar mau menonton film ini jelas karena Nicholas Saputra. Sosoknya, masih berada di jajaran teratas aktor yang layak memanjakan mata. Gayanya yang cool, menarik perhatian para hawa. Kadang ekpektasi tinggi saya pasang pada film-filmnya. Ada yang berhasil, ada yang hanya selintas saja.

Saat meet and greet di Coral Resto, Paragon Hotel 24/9/2018

Di film ini, Nicholas Saputra berperan sebagai Bono, sahabat Dian Sastro yang berperan sebagai Aruna. Selain seorang chef, dia juga seorang pendamba cinta. Butuh keberanian yang besar, hanya untuk menyampaikan rasa di hatinya. 

Tidak jauh berbeda, Aruna juga menyimpan rapi kegelisahan jiwanya. Kala bertemu Farish, sesorang yang mengambil hatinya sejak lama, Aruna tidak mampu lagi menyembunyikan rasanya. Air mukanya yang bicara.

Pencarian cinta dalam petualangan lidah mengecap rasa.

Kisah cinta di film Aruna dan Lidahnya dibalut dalam ekplorasi kuliner Nusantara. Mulai dari nasi goreng, soto Lamongan, mie kepiting Pontianak hingga rawon Surabaya. Total dikunjungilah lima kota. 

Sambil menikmati makanan, para pemeran mulai bercerita. Sudut pandang yang menarik, ketika Aruna seolah berbicara dengan penontonnya. Kami yang menonton merasa terlibat di dalam filmnya. Ikut menelan ludah juga, jika beberapa makanan dipamerkan di depan mata.

Tapi jangan mengira bahwa film ini menjadikan kuliner sebagai cerita utama. Kuliner hanya pemanis, yang menjadikannya alasanan untuk berpindah dari satu scene ke scene lainnya.

Baca Juga : 7 Hal Menarik dari Film Terbang Menembus Langit


Lagi-lagi buat saya, film ini memang seperti tergesa-gesa dalam menyelesaikan kisahnya. Semua dibuat sederhana. Kurang terasa tantangannya. Baik kisah cinta Bono dan Nad, Farish dengan Mbak Friya atau Farish dengan Aruna. Terlebih buat saya yang sudah menemukan cinta, ah, ini terlalu cheesy batin saya. 

Juga tentang isu flu burung, yang lagi-lagi hanyalah bumbu saja.

Well, tapi ada satu kutipan di film ini yang mengena. "Beberapa masakan tidak akan meninggalkan tangan pembuatnya". Mendengar ujaran ini, saya langsung teringat masakan mama. Apapaun yang dimasak mama saya, selalu enak dilidah anak-anaknya. Kata orang, bumbunya pakai cinta. 

Aruna dan Lidahnya, film ini adalah drama pencarian cinta. Jika cinta masih menjadi rahasia, mungkin sudah waktunya kamu menemukannya. Dimulai dari film ini? Mungkin saja.



Let's be friends!

Instagram | Facebook | Twitter

See you on the next blogpost.



Thank you,

7 comments on "Aruna dan Lidahnya - Pencarian Cinta dalam Petualangan Lidah Mengecap Rasa"
  1. Aku belum baca novelnya sih, tapi sejak lihat trailernya jadi penasaran nonton... lagi-lagi Dian Sastro dipasangkan sama Nicholas Saputra yaaa

    ReplyDelete
  2. Tempat kuliner yang di shoot di filmnya beneran pada ada nggak sih Mba? penasaran

    ReplyDelete
  3. Owh..intinya tentang cinta toh. Kirain pure tentang kuliner, heheh

    ReplyDelete
  4. Film apapun kalau nggak ada bumbu drama percintaannya qo rasanya kurang greget ya. Tapi film ini banyak memperkenalkan budaya kuliner kita juga kan ya mbak? Aku pengen nonton karena aku suka banget nonton acara makan-makan 😁.

    ReplyDelete
  5. Bintang utamanya niih kembali berpasangan. Saya juga awalnya pikir ini cerita tentang kuliner. Mungkin kepengen mengulang sukses AADC 2 yang bertualang kuliner Jogja kali yaa.

    ReplyDelete
  6. Di film ini Distro dianjurkan untuk ngga diet kan ya sampai naik BB 3-4 kg. Ringan banget ya ceritanya? Tapi jadi pengen nonton.....lari sebentar buat refreshing nonton yang ringan-ringan. Hehehe

    ReplyDelete
  7. yaaahhh kuliner hanya pemanis ya ? padahal ya ekspektasiku ttg film ini ya ngebahas kuliner2 khas indonesia gitu

    ReplyDelete

You made it all the way here! Thanks for reading. :)
(Untuk meninggalkan komentar, sebaiknya jangan memilih Anonymous agar tidak menjadi brokenlink dan saya hapus.
Tulis saja nama dan url Google/facebook biar lebih aman)

Auto Post Signature